“Harus ada langkah konkret yang membuat Israel jera dan hengkang dari tanah Palestina. Sikap yang seharusnya dilakukan adalah memerangi dan mengusir siapa pun yang memerangi kaum muslim.”
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kantor Berita AFP pada Sabtu (4/3/2023) melansir, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang merupakan anggota sayap kanan pemerintah koalisi Israel, pada hari Rabu lalu melontarkan pernyataan kontroversialnya. "Saya pikir Huwara perlu dimusnahkan. Saya pikir Negara Israel harus melakukannya," cetus Smotrich. Seperti diketahui, beberapa hari setelah penembakan terhadap dua orang pemukim Israel, ratusan pemukim Yahudi melakukan penyerangan terhadap Kota Huwara di Tepi Barat.
Meski belakangan, dia mengklarifikasi di akun Twitter-nya bahwa dia tidak bermaksud memusnahkan Huwara, tetapi hanya bertindak seperti yang ditargetkan terhadap para teroris. Namun, hal itu telah menimbulkan banyak reaksi dari negara lain seperti Saudi Arabia dan juga Qatar, walaupun hanya mengecam pernyataan tersebut. Namun begitulah Israel, negara penjajah yang tak ada henti-hentinya menebar kerusakan di bumi Palestina.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia dan Israel sejatinya tidak mempunyai hubungan diplomatik. Namun beberapa bulan yang lalu, dikarenakan Indonesia dan Israel sama-sama lolos Piala Dunia U20 2023, maka Indonesia pun harus menjamu Timnas Israel, sesuai dengan peraturan FIFA. Indonesia sendiri sudah dipastikan akan menerima Timnas Israel yang lolos ke Piala Dunia U20 2023. Israel termasuk salah satu dari total 24 negara yang akan bertanding pada Piala Dunia U20 2023 di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni 2023. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, kepada Kompas.com (2/3/2023).
Tentu hal ini menuai berbagai macam reaksi dari masyarakat Indonesia. Sebagai umat Islam terbesar di dunia, mayoritas masyarakat menolak rencana kedatangan timnas penjajah tersebut. Namun ada pula yang beranggapan bahwa Israel adalah tamu, jadi harus dihormati. Meski sejatinya Israel bukanlah tamu yang harus dihormati, karena mereka adalah penjajah yang menyamar menjadi tamu.
Bagaimana Seorang Muslim Harus Bersikap?
Sungguh, ini adalah bencana. Kita harus ingat, Israel adalah penjajah yang merampas tanah Palestina dari tangan kaum muslim. Dalih bahwa olahraga tidak selayaknya dikaitkan dengan politik hanyalah alasan yang diada-adakan. Sebab, sudah begitu seringnya event olahraga digunakan untuk kepentingan politik. Tentu kita masih ingat, atlet Rusia yang ditolak untuk ikut Olimpiade dan Piala Dunia karena agresi Rusia terhadap Ukraina.
Seharusnya, negeri ini yang merupakan negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia dapat menunjukkan solidaritas yang nyata terhadap Palestina dan warganya. Negeri ini mestinya menolak kedatangan Israel dan mendesak FIFA untuk memperlakukan Israel seperti perlakuan mereka terhadap Rusia, yaitu menolak Israel untuk ikut perhelatan Piala Dunia U-20 Mei mendatang. Hal ini jelas menunjukkan sikap muka dua masyarakat internasional, dunia Barat yang dimotori Amerika dan PBB, juga lembaga internasional salah satunya FIFA. Sikap mereka terhadap Israel zionis selalu sesuai kepentingan mereka dan tak akan pernah memihak umat Islam.
Apa yang dilakukan Yahudi Israel atas Palestina dan warganya lebih buruk dan lebih keji dari perlakuan Rusia terhadap Ukraina. Sikap keras dan sanksi nyata dijatuhkan oleh dunia Barat kepada Rusia, namun tidak terhadap Israel. Pun PBB serta masyarakat internasional seakan tak berdaya jika berhadapan dengan agresi yang dilakukan Israel.
Memang benar, sudah puluhan resolusi PBB dikeluarkan untuk menindak kebiadaban Israel. Namun, semua itu tak mempunyai dampak yang nyata. Setiap Israel melanggar resolusi tersebut, PBB dan masyarakat internasional jangankan memberi sanksi, mereka malah seakan menutup mata atas kesombongan Israel.
Islam telah sangat jelas menuntun kaum muslim dalam menyikapi penjajah Israel yang memerangi umat Islam. Bukan hanya sekadar mengutuk Israel dan memberikan bantuan logistik kepada penduduk Palestina. Meskipun itu merupakan hal yang baik dan diperintahkan oleh syariat. Akan tetapi, semua itu tidaklah cukup untuk melenyapkan kejahatan Israel dan melindungi kaum muslim secara nyata. Harus ada langkah konkret yang membuat Israel jera dan hengkang dari tanah Palestina.
Sikap yang seharusnya dilakukan adalah memerangi dan mengusir siapa pun yang memerangi kaum muslim. Begitulah Allah telah memerintahkan kita dalam surah Al-Baqarah ayat 190 dan 191,
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا
وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ
Artinya : "Perangilah oleh kalian di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas. Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian."
Maksudnya adalah Allah telah memerintahkan agar kaum muslim merebut kembali tanah milik mereka yang dirampas dan dijajah oleh musuh. Allah juga memerintahkan agar kaum muslim mengusir penjajah dan mempertahankan milik mereka.
Itulah sikap yang seharusnya diwujudkan oleh kaum muslim terhadap penjajah dan perampas tanah kaum muslim. Semua itu merupakan kewajiban seluruh umat Islam, bukan hanya penduduk Palestina saja. Allah pun telah berfirman dalam Al-Anfal ayat 72, "Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan."
Untuk menghentikan kejahatan dan eksistensi Israel secara total haruslah dengan jihad di bawah komando seorang khalifah. Kita wajib memerangi dan mengusir Israel yang merupakan musuh Islam. Inilah solusi yang disyariatkan oleh Allah. Bukan hanya sebatas kecaman sesaat yang kemudian akan kembali melunak seiring dengan waktu. Sayangnya, hal ini hanya mungkin lahir dari para pemimpin yang sedari awal mengikrarkan diri dan kekuasaan mereka hanya untuk Islam dan kaum muslimin. Solusi ini pun mustahil lahir dari ikatan nasionalisme dari negara-negara bangsa yang sudah terbukti gagal, bahkan sekadar untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap saudara seakidah.
Oleh karena itu, yang dibutuhkan oleh umat Islam termasuk untuk menyelesaikan masalah Israel adalah adanya sebuah negara Islam yakni Khilafah. Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah yang mendedikasikan dirinya untuk Islam dan kaum muslimin. Negara Islam inilah yang dari awal dibangun di atas dasar akidah Islam, tegak untuk menerapkan syariat Islam serta melindungi kaum muslimin.
Dengan kata lain, yang dibutuhkan kaum muslim saat ini adalah adanya seorang khalifah yang memimpin negara Khilafah Ar-Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian. Kaum muslim berkewajiban untuk kembali mewujudkannya saat ini. Sungguh Khilafah adalah ajaran Islam. Ia adalah solusi yang akan menuntaskan berbagai persoalan yang mendera umat Islam saat ini. Maka, kewajiban kita untuk menegakkannya kembali.
Wallahu a'lam[]