“Bulan Syakban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amat suka saat amalanku dinaikkan sedangkan aku dalam kondisi berpuasa. (HR. An-Nasa’i)"
Oleh. Tri Utami
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Dalam Islam terdapat bulan-bulan tertentu yang ditetapkan sebagai bulan mulia. Disebut mulia dikarenakan pada bulan tersebut memiliki keistimewaan, sehingga terdapat banyak amalan yang disunahkan untuk dilakukan oleh umat Islam, di antaranya adalah bulan Rajab dan juga bulan Ramadan.
Bulan Rajab disebut sebagai syahrullah (Bulannya Allah). Maksudnya adalah pada bulan Rajab umat diperintahkan untuk memperkuat dan memperbarui hubungannya kepada Allah. Sehingga pada bulan ini umat Islam dituntut untuk memaksimalkan ibadah yang dapat mendorongnya mendapatkan rahmat Allah. Sedangkan bulan Ramadan disebut sebagai bulannya umat. Pada bulan ini umat akan mendapatkan keberuntungan besar, karena amal ibadah yang dilakukan pada bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya.
Selain kedua bulan tersebut, juga terdapat bulan Syakban yang saat ini kita sudah memasukinya. Apakah bulan Syakban juga memiliki keistimewaan seperti bulan Rajab dan Ramadan? Jawabannya tentu, bulan Syakban disebut sebagai bulannya Nabi Muhammad saw. Namun sayang sekali banyak umat Islam yang lalai akan keistimewaan di bulan ini.
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata, “Wahai Rasulullah! Aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada satu bulan dari bulan-bulan yang ada sebagaimana puasamu pada bulan Syakban.” Rasulullah bersabda:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Bulan Syakban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amat suka saat amalanku dinaikkan sedangkan aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. An-Nasa’i)
Orang yang tidak mengetahui manisnya madu tidak akan pernah mau mencobanya. Sama halnya dengan bulan Syakban, seseorang yang tidak tahu akan keistimewaan bulan Syakban akan menganggap biasa bulan tersebut. Padahal banyak sekali amalan yang harus dikerjakan oleh umat Islam agar mendapatkan kemuliaan pada bulan ini. Di antara keistimewaan bulan Syakban adalah :
Diangkatnya Pahala pada Bulan Syakban
seperti yang telah dipaparkan pada hadis di atas, bahwa bulan Syakban merupakan bulan diangkatnya amalan kepada Allah Swt. Oleh sebab itu, pada bulan ini umat Islam hendaknya memperbanyak ibadah agar pada saat amalan diangkat kepada Allah Swt., pada saat itu kita sedang melakukan kebaikan. Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah saw. yang mengisi bulan Syakban dengan memperbanyak melakukan puasa.
Bulan Syakban Adalah Bulan Selawat
Bulan Syakban disebut sebagai bulan Nabi dikarenakan pada bulan ini Allah Swt. menurunkan ayat mengenai perintah untuk berselawat kepada Nabi Muhammad saw., yaitu pada QS. Al-Ahzab: 56
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
Berselawat kepada Nabi merupakan tanda syukur dan terima kasih kepada Nabi Muhammad yang telah memberikan cahaya keimanan dan keislaman yang tentu saja nikmat tersebut adalah nikmat yang paling berharga bagi manusia. Orang yang mencintai sesuatu dalam hidupnya tentu akan senang sekali membahas apa yang dicintainya. Begitu pun dengan selawat, seseorang yang senang berselawat tentulah alasannya karena ia mencintai Nabi Muhammad saw.
Persiapan Menuju Bulan Mulia
Bulan Ramadan dengan segala kemuliannya tidak dapat diraih tanpa adanya usaha. Oleh sebab itu, bulan Syakban disebut juga sebagai bulan persiapan menuju bulan Ramadan. Karena segala sesuatu yang tidak dibiasakan akan sangat sulit untuk dipraktikkan. Oleh karena itu, hasil ibadah pada bulan Ramadan sangat ditentukan oleh bagaimana seseorang dalam mempersiapkan diri.
Seseorang yang menginginkan khatam Al-Qur'an di bulan Ramadan harus mampu memanajemen waktu dengan maksimal dan sudah membiasakannya pada bulan Syakban. Seorang anak yang ingin diajarkan berpuasa oleh orang tuanya di bulan Ramadan sudah harus latihan pada bulan Syakban agar ia terbiasa menahan lapar dan haus di bulan Ramadan begitu pun amal ibadah yang lain.
Wallahu a'lam bisshawab[]