PBB Alat Invasi Hegemoni di Palestina

"PBB berlindung di balik nama penjaga perdamaian dunia. Padahal hakikatnya, merekalah yang menciptakan kekacauan di dunia ini dengan banyaknya peperangan. PBB juga tetap diam saja dengan berbagai konflik yang terjadi. Bahkan, konflik dan peperangan itu telah diciptakan oleh mereka karena ada kepentingan yang ingin mereka raih."

"PBB berlindung di balik nama penjaga perdamaian dunia. Padahal hakikatnya, merekalah yang menciptakan kekacauan di dunia ini dengan banyaknya peperangan. PBB juga tetap diam saja dengan berbagai konflik yang terjadi. Bahkan, konflik dan peperangan itu telah diciptakan oleh mereka karena ada kepentingan yang ingin mereka raih."

Oleh. Novita Sari Gunawan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sudah lebih dari 70 tahun rakyat Palestina mengalami penderitaan yang terus-menerus akibat serangan yang dilakukan oleh tentara Israel. Ribuan, ratusan ribu, bahkan mungkin jutaan nyawa baik laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang tua yang meninggal akibat serangan Israel. Hal itu dilakukan melalui invasi secara langsung maupun tidak langsung dengan ledakan berbagai bom yang sporadis.

Belum lagi kerugian akibat kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Negara Israel yang mencoba untuk mengisolasi Palestina dari dunia internasional. Sehingga, negara lain sulit untuk mengakses atau memberikan bantuan kepada mereka. Ini menunjukkan seolah Israel memang ingin menghilangkan Palestina, salah satu entitas Islam di kawasan Timur Tengah tersebut.

Teranyar, kabar tentang pasukan Israel yang telah membunuh seorang bocah Palestina di Tepi Barat, Minggu (12/2). Kementerian Palestina mengatakan bocah berusia 14 tahun itu, Qusai Radwan Waked, tewas setelah mengalami luka parah pada bagian perut karena tembakan tentara Israel di wilayah Jenin, sebuah kota di bagian utara Tepi Barat. (cnnindonesia.com, 13-02-2023)

Sudah sedemikian luar biasa invasi yang dilakukan oleh Israel. Luar biasa pula penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita di sana. Akan tetapi, kita melihat kondisi ini terus berlangsung tanpa ada penyelesaian atau jalan keluar yang jelas. Kita menyimak penguasa-penguasa muslim masih tetap diam berpangku tangan tidak melakukan aksi apa pun. Mereka dibatasi oleh sekat-sekat nasionalisme yang mencegah mereka melakukan pertolongan kepada saudaranya.

Bahkan di negara terdekat, seperti Turki, Yordania, atau negara-negara Timur Tengah sekitarnya pun mereka diam seribu basa. Kalaulah ada, hanya berupa kecaman atau umpatan kepada negeri Israel yang sekadar masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, tidak dipedulikan sama sekali. Israel masih terus leluasa untuk membombardir Palestina.

Kepentingan AS

Demikian juga apa yang dilakukan oleh institusi yang mengaku dirinya penjaga perdamaian dunia, yaitu PBB. Ketika Israel melakukan kebiadaban yang luar biasa terhadap rakyat Palestina, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa. Setiap ada sebuah negara yang ingin mengeluarkan resolusi di PBB terkait Palestina, selalu saja AS memberikan vetonya. Sebagaimana kita ketahui AS memang secara clear membela apa pun yang dilakukan oleh Israel. Seolah AS ini ialah backing -nya Israel.

Sebagai negara adidaya, AS memiliki kepentingan dengan adanya keberadaan Israel di Timur Tengah. Yaitu menjadi sebuah grand strategy politik internasional AS untuk menjaga agar Islam tidak bangkit di wilayah itu. Wajar kemudian, AS selalu saja membela apa pun yang dilakukan oleh Israel dengan berbagai macam alasan. Mulai dari terorisme, serangan-serangan, dan invasi yang dilakukannya atas Palestina.

Sehingga, apa pun keputusan yang akan diambil di lembaga yang katanya menjamin perdamaian dunia ini akan selalu diveto oleh Amerika. Kalaupun kemudian akhirnya PBB menyarankan adanya identitas dua negara di Palestina, itu sama sekali tidak memberikan solusi apa pun kepada Palestina dengan kondisi wilayahnya yang semakin menyempit akibat invasi Israel tersebut. Bahkan, Palestina telah terisolasi. Saat ini pun sudah diopinikan Palestina sebagai negara yang telah hilang di dunia. Apabila kita mengetik Palestina di Google, sudah tidak ada, yang ada di sana adalah negara entitas Israel.

Problem Utama Palestina

Kalau kita flashback terhadap awal mula permasalahan Palestina, kita akan menemui sebenarnya problem Palestina itu tidak sekadar harus ada dua negara yang diakui di wilayah tersebut. Karena justru Israel datang dengan mengeklaim wilayah Palestina sebagai tanah perjanjian yang telah disebutkan di dalam kitab mereka. Awal mula timbulnya persoalan ini adalah karena adanya perjanjian internasional yang kemudian mengizinkan entitas Yahudi untuk melakukan migrasi ke tanah Palestina.

Perjanjian ini bisa muncul akibat kekalahan Daulah Utsmaniyah di perang dunia pertama. Di saat kemunduran daulah yang sudah dalam kondisi lemah, kemudian migrasi ini menjadi starting awal berdirinya negara Israel yang terus melakukan pencaplokan di wilayah Palestina. Sehingga, kalau kita melihat wilayah Palestina saat ini sudah sangat kecil atau bahkan dikatakan Palestina di peta sudah tidak ada. Proses ini berlangsung cukup panjang yakni selama 70 tahun.

Ketika Daulah Islam masih ada, bahkan kaum zionis pernah datang kepada khalifah dan minta izin untuk mengajukan proposal negara Israel di Palestina. Khalifah Abdul Hamid kedua pada waktu itu menolak mentah-mentah proposal itu, bahkan mengusir utusan zionis tersebut. Walaupun utusan zionis itu hendak membayar seluruh utang Khilafah Utsmani dan memberikannya upeti yang sangat besar, tapi khalifah tetap menolak. Alasannya bahwa Palestina adalah tanah hasil penaklukan yang dilakukan oleh para pendahulunya dengan dakwah dan jihad. Palestina ditaklukkan dengan mengorbankan darah, nyawa, dan air mata.

Kalau sampai kemudian ia menyerahkan tanah Palestina kepada Israel, maka ini adalah bentuk pengkhianatan kepada para syuhada saat itu. Khalifah mengatakan, mereka tidak akan bisa menguasai Palestina selama ia masih hidup bahkan setelah ia mati. Jadi, permasalahan Palestina sebetulnya adalah permasalahan pencaplokan yang tidak sah atau melanggar konvensi internasional yang dilakukan oleh entitas Yahudi, melalui jalan perjanjian yang direkayasa oleh negara-negara Barat.

Problematik Palestina merupakan suatu perkara yang telah termaktub di dalam kitab suci Al-Qur'an. Allah telah mengatur sedemikian rupa bahwa turunan dari Bani Israil akan melakukan kerusakan untuk kedua kalinya di bumi tersebut. Sehingga, apa yang sedang terjadi sekarang ini merupakan bukti nyata kebenaran dari firman Allah Swt. itu.

Allah Swt. berfirman,

وَقَضَيْنَآ اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ فِى الْكِتٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى الْاَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيْرًا

“Dan Kami tetapkan Bani Israil dalam Kitab itu, kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS. Al-Isra’: 4)

Ketiadaan Khilafah

Barat memang memiliki kepentingan untuk menciptakan kondisi yang tidak stabil di Timur Tengah. Sehingga akhirnya kaum muslim disibukkan oleh permasalahan Palestina ini dan tidak punya kesempatan untuk membuat rencana membangkitkan dan menegakkan kembali institusi Islam. Di mana institusi inilah yang akan menjaga dan memuliakan kaum muslim.

Dari sini kita bisa menyadari bahwa permasalahan Palestina muncul akibat ketiadaan Khilafah sebagai pelindung kaum muslim. Khilafah yang akan menjamin keamanan dan menjaga setiap jengkal tanah milik kaum muslim. Khilafah akan memelihara urusannya dan menciptakan kedamaian di wilayahnya. Ini juga yang akan menjadi motif bagi Khilafah kelak ketika bangkit kembali, yakni akan membebaskan dan mengambil kembali hak kaum muslim di Palestina.

Permasalahan Palestina ini tidak mungkin diselesaikan dengan perspektif nasionalisme negara-negara bangsa yang egois dengan urusan mereka masing-masing. Walaupun mereka adalah muslim yang memiliki fikrah dan ukhuwah islamiah, tapi hal itu telah disuntik mati oleh pemahaman Barat tentang nasionalisme. Pun telah diselesaikan dengan perjanjian-perjanjian dan perundingan-perundingan yang diinisiasi oleh PBB.

PBB berlindung di balik nama penjaga perdamaian dunia. Padahal hakikatnya, merekalah yang menciptakan kekacauan di dunia ini dengan banyaknya peperangan. Selama ini, PBB juga tetap diam saja dengan berbagai konflik yang terjadi. Bahkan, konflik dan peperangan itu telah diciptakan oleh mereka karena ada kepentingan yang ingin mereka raih dari konflik dan peperangan itu. Oleh karena itu, keberadaan mereka pun tidak lain adalah untuk eksistensi atau legalisasi invasi oleh hegemoni yang ingin mereka capai.

Solusi satu-satunya atas problem Palestina ini adalah Israel harus keluar dari wilayah Palestina dan itu hanya akan bisa terjadi apabila ada sebuah institusi yang memiliki visi untuk mengusir Israel dari tanah Palestina. Institusi yang akan memerangi mereka, karena Israel sudah jelas telah melakukan extrajudicial killing. Pembersihan etnis Israel ini sejatinya dilakukan menggunakan kekuatan militer. Militer Israel harus dilawan dengan institusi militer yang sebanding. Hanya dengan tegaknya Khilafahlah yang akan mengusir Yahudi dari tanah Palestina. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Novita Sari Gunawan Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Benarkah Cadangan Minyak RI Menipis?
Next
Jangan Jauhi Majelis Ilmu!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram