Menyoal Peran PBB terhadap Kebiadaban Israel

Menyoal Peran PBB terhadap Kebiadaban Israel

”Lembaga PBB berdiri dengan kendali negara adidaya yang sejatinya menjadi pembela nomor satu atas pendudukan Israel di tanah Palestina. Oleh karena itu, mustahil PBB mengulurkan tangan untuk mengembalikan hak kaum muslim Palestina.”

Oleh. Nur Rahmawati, S.H.
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Mendidih darah ini, menyaksikan kebiadaban Israel terhadap Palestina. Serangan masif zionis yang dipertontonkan di mata kita, terus berulang. Akuilah, ada lubang menganga dalam keimanan kita tersebab ketidakberdayaan itu. Akuilah, ada rasa yang terus menyesakkan dada menyaksikan darah-darah saudara seakidah mengalir di tangan-tangan zalim teroris Israel. Namun, ketidakberdayaan sebagai saudara seakidah inilah yang semakin menyanyat sukma.

Kebiadaban zionis Israel baru-baru ini terjadi kembali. Penembakan seorang bocah Palestina di Tepi Barat, yakni sebuah wilayah yang telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967. Berdasarkan perhitungan resmi, dilansir AFP, pada tahun ini setidaknya sudah ada 46 korban jiwa Palestina yang gugur (cnnindonesia.com, 13/2/2023).

Lemahnya Pemimpin Muslim

Penderitaan Palestina atas dominasi Israel yang berlangsung lebih dari 70 tahun belum mampu dihentikan. Terlunta-lunta Palestina di tengah diplomasi berbagai negara. Tak ada yang sanggup menunjuk batang hidung Israel dan mengusirnya dari tanah suci Palestina. Mengapa semua ini terus terjadi? Mengapa penguasa muslim tak mampu menghentikan?

Pemimpin dan penguasa muslim hanya berpangku tangan, tak berdaya menyetop kebiadaban Israel. Isu kemanusiaan selalu menjadi bingkai atas persoalan Palestina, padahal sebenarnya sentimen kedengkian akidahlah yang menjadi dasar kebencian Israel. Narasi kemanusiaan yang digaungkan untuk menutupi hal tersebut tak mampu juga menghentikan agresi. Tampak dimungkiri, kapitalisme demokrasi yang mengagungkan HAM (Hak Asasi Manusia) justru menampakkan hipokritnya, sebab dalil kemanusiaan tak cukup sakti menghentikan aneksasi Israel terhadap Palestina.

Seharusnya setiap pemimpin muslim menyadari bahwa solusi problem Palestina merupakan tanggung jawabnya, caranya dengan bersatu mengirimkan pasukan militer untuk menyudahi kebiadaban Israel. Sebab, tak cukup jika hanya mengecam, memberi bantuan kemanusiaan, mengadakan perjanjian damai, menyokong, apalagi bergantung pada PBB yang nyatanya secara historis memiliki andil atas lepasnya Baitulmaqdis dari tangan umat Islam. Pun adanya sekat nasionalisme yang mengikis ukhuah islamiah makin memperparah keadaan umat Islam secara keseluruhan, termasuk Palestina. Inilah salah satu sebab hingga kini penjajahan Israel atas Palestina masih menghantui, karena lemahnya pemimpin muslim.

Selain itu, lembaga PBB berdiri dengan kendali negara adidaya yang sejatinya menjadi pembela nomor satu atas pendudukan Israel di tanah Palestina. Oleh karena itu, mustahil PBB mengulurkan tangan untuk mengembalikan hak kaum muslim Palestina.

Islam Solusi Bebaskan Palestina

Islam adalah ideologi sempurna yang berasal dari Sang Pencipta. Segala persoalan umat dapat diselesaikan dengan Islam, tak terkecuali masalah Palestina. Tabiat Israel telah digambarkan dalam Al-Qur'an QS. Al-Isra' (17) ayat ke 4-8, tentang perjalanan kaum Yahudi yang selalu melakukan kerusakan di muka bumi. Namun, setiap kali Yahudi melakukan kerusakan, maka akan datang tentara Allah yang akan memusnahkan kekuatan mereka. Allah berfirman dalam surah Al-Isra ayat 8:

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ ۚ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا ۘ وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَٰفِرِينَ حَصِيرًا

”Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat-(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka jahanam penjara bagi orang-orang yang kafir. “(QS. Al-Isra': 8).

Banyaknya negeri kaum muslim yang dianiaya, ditindas, dan dizalimi disebabkan tidak bersatunya umat Islam. Kini umat Islam diibaratkan buih di lautan, tidak memiliki kekuatan yang padu. Inilah konsekuensi logis dari lenyapnya Daulah Khilafah Islam pada 3 Maret 1924 Masehi. Maka wajar, jika saat ini Israel berada dalam posisi kuat, dan selalu mendapatkan kemenangan hingga mencaplok 85% wilayah Palestina.

Penguasa muslim seharusnya mengambil tindakan politik, yakni menegakkan kewajiban jihad untuk membebaskan Palestina. Upaya menyelesaikan masalah Palestina kepada dunia internasional sama saja memberi peluang bagi penjajahan kaum kafir, bahkan akan mengokohkan eksistensi Israel. Hal ini sangat bertentangan dengan firman Allah Swt.:

وَلَنْ يَجْعَلَ اللهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلا

”Allah tidak akan pernah memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin.” (QS An-Nisa’ [4]: 141)

Bersatunya negeri-negeri muslim dalam naungan Daulah Khilafah merupakan kunci penyelesaian atas persoalan Palestina dan negeri lainnya yang juga ditindas. Sejarah pernah membuktikan, Palestina sukses ditaklukkan dari kekuasaan kaum Nasrani dengan jihad. Penguasa kaum muslim saat itu terus-menerus melakukan peperangan membebaskan Palestina selama 200 tahun dan akhirnya berhasil dikuasai kembali di bawah pimpinan Sultan Shalahuddin.

Oleh karenanya, keadaan Palestina tidak jauh berbeda. Mustahil membebaskan Palestina dari cengkeraman zionis Israel saat ini, kecuali dengan mengerahkan kekuatan pasukan yang luar biasa di bawah komando amirul mukminin. Wallahu'alam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Nur Rahmawati S.H. nur-rahmawati-sh
Previous
Childfree Branch of Mindfree!
Next
Indonesia Krisis Ketahanan Energi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram