Banjir Aceh, Musibah dan Muhasabah

"Menggapai rida dan ampunan dari Allah Swt. serta mewujudkan ketaatan jemaah adalah poin utama muhasabah kita sebagai hamba yang sedang ditimpa berbagai bencana. Terlebih, Allah telah berkali-kali memperingatkan kita lewat berbagai musibah di antaranya gempa Sukabumi, erupsi Semeru, erupsi Gunung Kerinci, gempa Jember, puting beliung di Yogyakarta, dan yang terakhir banjir di Aceh."

"Menggapai rida dan ampunan dari Allah Swt. serta mewujudkan ketaatan jemaah adalah poin utama muhasabah kita sebagai hamba yang sedang ditimpa berbagai bencana. Terlebih, Allah telah berkali-kali memperingatkan kita lewat berbagai musibah di antaranya gempa Sukabumi, erupsi Semeru, erupsi Gunung Kerinci, gempa Jember, puting beliung di Yogyakarta, dan yang terakhir banjir di Aceh."

Oleh. Yana Sofia
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Innalillahi wa innailaihi raajiuun! Pada akhir Januari ini, Aceh lagi-lagi ditimpa musibah. Kali ini banjir bandang yang meluas hingga di 6 kabupaten di Aceh. Setidaknya 20.900 warga mengungsi, sementara hujan terus mengguyur tak kunjung berhenti. (Cnnindonesia.com, 23/01/2023)

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan selain merendam rumah warga, banjir juga menyebabkan jalan-jalan utama rusak parah dan ratusan hektar lahan pertanian gagal panen, yang membuat warga sekitar mengalami kerugian besar karena perekonomian lumpuh akibat banjir. (Detik.com, 23/01/2023)

Naudzubillah, musibah yang begitu dahsyat lagi-lagi menimpa bumi pertiwi. Menandakan Allah Swt. sedang memberi peringatan bagi seluruh umat yang berada di dalamnya. Karena musibah tidak datang kecuali atas ulah tangan manusia. Sebagaimana firman Allah di surah Asy-Syura ayat ke 30,

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri."

Hal ini terjadi karena negara menerapkan sistem sekularisme dalam kehidupan. Sistem yang identik dengan paham pemisahan agama dari kehidupan ini telah melahirkan ide bobrok kapitalisme, yang menjadi cikal bakal kerusakan alam. Sistem ini telah melahirkan konsep kebebasan dalam kepemilikan yang membuka ruang bagi swasta yang cenderung profit oriented, mengeksploitasi alam secara besar-besaran sementara mereka abai pada kerusakan alam. Sehingga terjadilah banjir yang diderita masyarakat Aceh saat ini.

Dalam Islam tata kelola hutan adalah bagian riayah syuun al-ummah (pengelolaan urusan umat), Allah melarang hutan dikelola oleh swasta, baik itu swasta nasional ataupun asing. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,

"Kaum muslim berserikat dalam tiga hal yakni air, padang rumput, dan api."

Karenanya, Islam melarang sektor umum ini diliberalisasi oleh pihak kapital, yang hanya mementingkan bisnis untung-rugi. Sebaliknya, hutan wajib kelola oleh negara tanpa ada campur tangan asing sedikit pun, lalu hasilnya dikembalikan kepada umat untuk menjamin terlaksananya berbagai kemaslahatan seluruh masyarakat.

Dengan cara ini, Islam menghilangkan kemungkinan adanya pihak kapital merampok kekayaan hutan dengan cara merusak ekologis alam. Karena pengelolaan hutan berbasis syariat akan menjamin lingkungan bebas dari segala bentuk kerusakan. Islam melarang eksploitasi berlebihan sampai merusak hutan, penebangan liar, hingga menetapkan daerah-daerah serapan sebagai buffer zone (wilayah penyangga) yang wajib dilindungi. Baik sebagai cagar alam ataupun berupa hutan lindung. Melarang aktivitas deforestasi yang mengakibatkan longsor saat curah hujan sedang tinggi. Islam akan menindak tegas jika ada yang melanggar.

Begitulah, Islam menjadi problem solving bagi seluruh umat manusia. Karena Islam datang sebagai rahmat bagi sekalian alam, maka misi pemerintahan Islam adalah dalam rangka untuk memenuhi seluruh kebutuhan umat tanpa ada upaya menzaliminya. Seperti merampas hak milik umat atas SDA, merusak ekosistem alam yang menjadi lahan serapan dan tempat lestari flora dan fauna. Lalu "menghadiahi" rakyatnya dengan musibah banjir yang melumpuhkan ekonomi, merusak rumah, bahkan menyebabkan kematian. Inilah buah dari penerapan sistem kapitalisme sekuler dalam kehidupan, sistem bobrok ini hanya membuat manusia diliputi petaka yang tidak ada habisnya.

Karena itu, menerapkan Islam sebagai landasan bernegara menjadi tugas kita bersama. Hanya dengan penerapan Islam secara kaffahlah kehidupan umat akan selamat dunia, pun akhirat-Nya. Karena Allah memang mendesain syariat Islam sebagai rahmatan bagi semesta, di mana yang meninggalkannya akan mendapat petaka, seperti yang saat ini kita rasakan.

Karenanya, melalui musibah banjir bandang di Aceh kali ini mari kita sungguh-sungguh berupaya mewujudkan muhasabah jemaah. Menggapai rida dan ampunan dari Allah Swt., serta mewujudkan ketaatan jemaah adalah poin utama muhasabah kita sebagai hamba yang sedang ditimpa berbagai bencana. Terlebih, Allah telah berkali-kali memperingatkan kita lewat berbagai musibah di antaranya gempa Sukabumi, erupsi Semeru, erupsi Gunung Kerinci, gempa Jember, puting beliung di Yogyakarta, dan yang terakhir banjir di Aceh.

Sebelum Allah murka dan mendatangkan musibah yang lebih besar, mari kita segera introspeksi, melakukan pembenahan ke arah perubahan dan kebangkitan Islam. Sudah saatnya kita memenuhi panggilan Allah untuk bersegera taat kepada-Nya dengan meningkatkan ketaatan individu dan jemaah, mewujudkan Islam kaffah dalam kehidupan bernegara. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 208,

"Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan). Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian."

Jalan setan yang Allah sebut dalam ayat di atas tentu saja jalannya para penentang Allah, yang tergolong sebagai musuh-musuh Allah. Tidak lain adalah para penjajah yang tidak pernah senang terhadap kaum muslim, sehingga mereka berupaya menjajah umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan lewat budaya, pemikiran, hingga penjajahan SDA. Karenanya Allah memperingatkan kita melalui Firman-Nya di surah Al-Baqarah ayat 120,

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka."

Ayat di atas menggambarkan bahwa musuh-musuh Allah itu takkan berhenti dengan penjajahan yang mereka lakukan sampai kita menjadi golongan mereka, yakni meninggalkan Islam sebagai jalan hidup dan berkiblat pada jalan kesesatan. Jika kita tidak berusaha berbenah dan memperbaiki keadaan, niscaya umat ini benar-benar berada dalam jurang kehancuran.

Oleh sebab itu, upaya penjajah ini wajib kita lawan. Umat harus segera mencampakkan ide-ide rusak yang menjauhkan umat Islam dari jalan keselamatan. Muhasabah ini wajib dibarengi dengan upaya dakwah menyeru umat untuk menerapkan Islam kaffah dalam kehidupan bernegara. Karena hanya Khilafah Islam yang menerapkan sistem hukum berdasarkan Al-Qur'an dan sunahlah yang mampu menyingkirkan paham sekularisme dari kehidupan. Membawa umat menuju keberkahan hidup dalam naungan Islam.

Kita berharap, semoga keberkahan itu akan segera datang, menghampiri negeri-negeri beriman sebagaimana yang telah Allah janjikan dalam firman-Nya di surah Al-A'raf ayat 96,

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." Wallahua'lam![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim penulis Inti NarasiPost.Com
Yana Sofia Tim Penulis Inti NarasiPost.Com. Sangat piawai dalam menulis naskah-naskah bergenre teenager dan motivasi. Berasal dari Aceh dan senantiasa bergerak dalam dakwah bersama kaum remaja.
Previous
Membaca Isu Politik di Pakistan
Next
Kasino dan Liberalisasi di Arab Saudi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram