Kondisi futur ini tidak boleh berlarut-larut dialami seorang Muslimah karena akan semakin menjauhkannya dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala.
Oleh: Verdina Parasmita
NarasiPost.com - Wanita adalah manusia istimewa yang Allah Subhanahu Wa Ta'aala ciptakan. Keistimewaan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'aala menjadikannya mudah untuk masuk ke surga.
Hanya dengan Sholat Wajib, Puasa ramadhan dan taat kepada sang suami, wanita bebas memilih masuk surga dari pintu manapun.
Seperti yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu
’Alaihi Wasallam :
“إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ”.
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu)
Wanita sebagai makhluk yang istimewa dalam fase awal kedewasaannya ditandai dengan Haid. Haid atau menstruasi secara syari adalah mengalirnya atau keluarnya darah dari dalam rahim seorang wanita. Haid menandakan pula kematangan organ reproduksi wanita. Seorang wanita Muslimah yang sudah haid menandakan dirinya sudah menginjak fase dewasa dan mulai dikenai hukum syara' atau kewajiban agama. Contohnya: Sholat wajib, Puasa Ramadhan, menggunakan jilbab ketika pergi keluar rumah dan lain sebagainya. Setelah haid mulailah pena malaikat menuliskan dosa dan pahala yang dilakukan oleh seorang Muslimah. Sehingga masuk fase dewasa ini para Muslimah harus berhati-hati dalam bertindak dan berucap karena semuanya dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Muslimah yang sedang haid dilarang melakukan beberapa ibadah seperti sholat, puasa, dan membaca Alquran.
Hal tersebut yang menyebabkan para muslimah merasa jauh dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala sehingga mudah untuk futur.
Dalam kamus lisanul arab futur adalah "diam setelah intensitas tinggi yaitu setelah melakukan usaha dengan keras".
Futur merupakan rasa malas dan lemah atau kondisi dimana keimanan seseorang itu menurun. Kondisi futur ini tidak boleh berlarut-larut dialami seorang Muslimah karena akan semakin menjauhkannya dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan agar tetap istiqomah dalam ibadah dan dijauhkan dari futur ialah:
Pertama. Selalu hadirkan Ruh dalam setiap Aktifitas sehari-hari. Menurut Syaikh Taqiyuddin an Nabhani Ruh adalah hubungan manusia dengan sang maha pencipta yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Jadi bukan Ruh dalam arti nyawa.
Ketika belajar, bersekolah, makan, bersih-bersih rumah dll hadirkan ruh di sana. Setiap aktifitas yang dilakukan tujuannya ialah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala.
Jadi, walaupun seorang Muslimah dalam kondisi Haid tidak merasa hampa ataupun kosong karena tidak Sholat, tidak berpuasa dan tidak membaca Alquran.
Kedua. Berkumpulah dengan orang atau sahabat Sholihah. Bergaulah dan berteman dekatlah dengan orang-orang yang mempunyai visi surga atau akhirat menjadi tujuan utamanya. Jangan perbanyak teman yang hanya memikirkan kesenangan dunia saja.
Teman-teman yang bervisi surga setiap harinya akan mengobrolkan hal-hal yang bermanfaat dan bisa mengantarkan kita agar lebih dekat lagi dengan Allah Subhanahu Wa Ta'aala.
Ketiga. Gunakan waktu kita untuk ibadah lain yang bisa tetap dijalankan walaupun sedang haid. Contohnya: Bersedekah, Muraja'ah bacaan Alquran, Berdakwah, Berdzikir dan semua aktifitas yang kita lakukan dengan tujuan mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala bernilai ibadah pula.
Tiga hal tersebut di atas bisa mencegah dan mengatasi Futur yang bisa melanda para Muslimah dikala Haid.
Wallahu A'lam bishawab