Saat kita membuka pintu bagi utang luar negeri, sebenarnya saat itulah jebakkan bekerja dan bahaya mengancam kedaulatan negara.
Oleh. Susi Damayanti, S.Pd
NaraiPost.Com-Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah gambaran negeri ini di era Covid19. Wabah belum ada tanda-tanda berhenti, tapi tambahan utang luar negeri sudah pasti.
Bagaimana tidak, demi upaya penanggulangan Covid 19, utang Indonesia bertambah lagi hanya dalam jangka waktu tak sampai dua minggu. Total utang baru Indonesia yakni sebesar lebih dari Rp 24,5 triliun. Utang baru tersebut merupakan kategori pinjaman bilateral.
(www.kompas.tv/21112020)
Padahal utang luar negeri dampaknya bisa lebih berbahaya dari pandemi covid 19 itu sendiri. Karena sesungguhnya utang luar negeri merupakan salah satu alat intervensi paling efektif bagi negara besar dan kuat atas negara yang lemah.
Negara kreditur bisa dengan mudah memasukkan target dominasi mereka melalui syarat-syarat khusus yang mengikat bahkan sebelum kesepakatan utang ditandatangani dan dana pinjaman cair. Jadi saat kita membuka pintu bagi utang luar negeri, sebenarnya saat itulah jebakkan bekerja dan bahaya mengancam kedaulatan negara.
Sayangnya, para pejabat, pemangku kekuasaan dan pemerintah hari ini tidak demikian melihatnya, mereka malah bangga dan merasa mendapatkan kepercayaan melalui pemberian utang tersebut, tanpa sadar terhadap bahaya yang mengintai di baliknya.
Hal ini menunjukan kembali kepada kita tentang salah arah dan salah kaprahnya pengelolaan negara.
Utang yang harusnya dihindari, justru menjadi alternatif utama selain pajak sebagai sumber pemasukan negara. Melimpahnya sumber daya alam, tambang, hasil laut dan pertanian yang merupakan kekayaan negara yang bisa dipakai untuk memenuhi semua kebutuhan belanja justru diberikan hak pengelolaannya bahkan sebagian kepemilikannya kepada pihak asing.
Jadilah negara yang kaya raya ini tetap terbelakang dan mudah ditindas oleh negara besar, dan hanya memuaskan diri dengan sumber pemasukan dari pajak seraya disibukan dengan aktivitas membayar cicilan bunga utang yang tidak pernah ada habisnya, bahkan justru kian bertambah. Hingga wajar akhirnya jika mayoritas rakyat di negara zamrud khatulistiwa ini miskin dan jauh dari sejahtera. Sangat miris.
Maka bagi kita yang peduli akan masa depan negeri dan mau serius mencari jalan keluar terbaik, sudah selayaknya untuk senantiasa melakukan pengawalan dan mengoreksi setiap kebijakan yang ditempuh pemerintah demi menyelamatkan negeri ini dari jeratan utang luar negeri, sekaligus bersegera untuk kembali pada sistem dari sang Pencipta yang merupakan sistem alternatif terbaik yang akan mampu menyelesaikan seluruh problematika negara termasuk pandemi Covid 19 ini dengan tuntas tanpa harus bersandar pada utang luar negeri.
Wallahu'alam.[]