"Saat ini kesenangan pemuda dengan gaya hidup hedonnya menjadi sasaran empuk para kapitalis. Di sistem liberalisme- kapitalisme, dengan melihat gaya pemuda, mereka akan berupaya menciptakan dan memberikan apa saja yang dapat menghilangkan kewarasan pemikiran pemuda, meskipun pemuda adalah harapan bangsa."
Oleh. Ika Fibriani, S.Pd.I
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Mendengar kata bucin (Budak Cinta), mengartikan tentang kondisi generasi muda di mana mereka benar-benar menghambakan 'cinta'. Mereka amat mengejar yang namanya cinta. Pasti yang terkena virus bucin ini bukan saja kalangan orang dewasa, tetapi sudah terhadap anak usia SD dan SMP. Mereka akan berbuat apa saja demi nama cinta. Bahkan, mereka rela mengorbankan kehormatan dan keperawanan untuk membuktikan cinta mereka kepada kekasihnya.
Generasi muda saat ini dalam memaknai arti cinta hanya pada makna pemuasan seksnya saja. Bila sudah melakukan hubungan layaknya aktivitas hubungan suami dan istri secara ikhlas, itulah namanya cinta. Aktivitas tersebut bermula dari pacaran yang awalnya hanya jalan bareng, lalu bergandengan tangan dan akhirnya berujung pada aktivitas yang melampaui syariat agama. Mereka melakukan itu tanpa ada perasaan bersalah, karena ada aturan agama yang melarangnya atau mempunyai rasa takut dan malu. Semua dilakukan seperti biasa-biasa saja.
Bahkan, generasi muda saat ini akan menghina orang yang tidak punya pacar dan mengatakan bahwa orang-orang tersebut ketinggalan zaman serta kurang gaul. Sungguh miris sekali potret generasi muda saat ini dengan gaya hidup seperti itu. Bahkan, yang tidak punya pendirian kuat pun pasti akan tergoda dan terbawa virus bucin. Kini kehidupan generasi muda makin mengkhawatirkan. Selain mereka salah dalam pergaulannya, mereka juga mudah melakukan tindakan di luar nalar manusia seperti aborsi, membuang bayi sendiri, bahkan membunuh bayi yang telah dilahirkannya.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi ada seorang siswi SMA yang melahirkan saat tengah ujian sekolah berlangsung, Senin (5/12/2022). Bayi yang baru dilahirkan itu dibuang di dekat sekolah, dibungkus dengan menggunakan almamater salah satu sekolah SMA Negeri di Kabupaten Bekasi. (KumparanNews.com. Selasa, 6/12/22)
Ini adalah sebagian bukti kecil yang terjadi di masyarakat dengan banyak dampak yang diperbuat dari aktivitas pacaran yang berujung kepada kemaksiatan, yaitu seks bebas.
Faktor Rusaknya Generasi Muda
Dasar kuat faktor penyebab rusaknya remaja saat ini amat beragam, salah satunya dari film Barat yang menayangkan kehidupan bebas mereka. Mereka bebas berinteraksi dan bergaul dengan siapa saja. Adegan ciuman bahkan adegan yang hanya boleh dilakukan suami istri banyak berseliweran di televisi-televisi bahkan gencar di sosial media yang negara tidak memfilter semua itu. Belum lagi terhadap pemahaman kawula muda yang sarat akan kata 'tubuhku milikku'. Sehingga, dengan makna seperti itu generasi muda bebas melakukan apa saja terhadap tubuhnya, akan diubah bentuk fisiknya atau tidak, dilecehkan oleh orang lain atau tidak. Namun, jika orang lain memberikan nasihat dan pengarahan terhadap dirinya, pastilah argumen mereka mengatakan “Jangan suka mengurusi urusan orang lain, yang penting saya tidak menganggu Anda!”
Karakter Pemuda di Kapitalisasi Oligarki
Saat ini kesenangan pemuda dengan gaya hidup hedonnya menjadi sasaran empuk para kapitalis. Di sistem liberalisme- kapitalisme, dengan melihat gaya pemuda, mereka akan berupaya menciptakan dan memberikan apa saja yang dapat menghilangkan kewarasan pemikiran pemuda, meskipun pemuda adalah harapan bangsa. Barat menciptakan yang namanya food, fun, film, fashion (4F) yang semuanya itu menghipnotis pemuda. Barat dengan mencari keuntungan dari pemuda akan membuat konten receh yang disenangi pemuda. Barat akan memunculkan konten unfaedah untuk menarik followers, seperti konten kekonyolan orang yang menyatakan “Aku takut dengan buah salak”, dari situ orang akan tertawa terbahak-bahak. Namun, bila ada konten anak saleh sedang mengaji Al-Qur’an, pasti konten tersebut sepi dari followers.
Belum lagi tentang youtuber, di mana kawula muda akan mengejar popularitas untuk menjadi artis YouTube atau menjadi artis eendorse salah satu iklan komersil. Ini akan menjadi harapan pemuda saat ini, lalu mereka akan berpikir hidup kaya dengan cara instan tak perlu mengenyam pendidikan tinggi dan berkeluh kesah. Jika sudah menjadi artis youtubers, pasti para wanita akan tergoda. Mereka menjadi artis dambaan bagi para idolanya tersebut.
Dari fashion, Barat terus berinovasi menciptakan pakaian bagi pemuda muslim. Kini pemuda mengikuti gaya tren pakaian ala Barat. Apakah pakaian tersebut sesuai dengan syariat Islam atau tidak? Di mana pakaian tersebut sudah pasti akan memperlihatkan aurat mereka. Namun, pemuda selalu terus mengikuti gaya tren pakaian ala Barat. Tentu ini menguntungkan industri pakaian yaitu kapitalis.
Ini semua adalah adanya kepentingan bagi Barat dalam meraup keuntungan besar dari fashion pemuda sekaligus propaganda yang dibuat Barat dengan menghancurkan pemuda. Karena Barat tahu bahwa pemuda adalah agent of change, yaitu pemuda akan membawa perubahan kepada peradaban gemilang yakni Islam. Oleh sebab itu, segelintir oligarki tidak akan pernah berhenti menghancurkan pemuda agar pemuda makin bucin dan jauh dari hukum Allah.
Islam Solusi Kebangkitan Pemuda
Islam adalah agama yang mulia. Islam akan selalu menjaga generasi pemuda agar tidak rusak dari pemahaman-pemahaman kafir Barat. Oleh sebab itu, negara sebagai institusi penegak hukum syariat akan selalu mengontrol masyarakat dalam pergaulan. Islam juga memuliakan wanita dalam berpakaian secara syar’i, pemisahan kehidupan antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan. Negara juga akan memberikan tontonan yang akan mengedukasi kepada masyarakat, negara tidak akan memberikan celah sedikit pun terhadap tontonan yang unfaedah. Generasi muda dalam Islam akan terus ada dalam pembinaan untuk memantapkan akidahnya. Negara juga akan terus mengoptimalisasi dan memotivasi para pemuda yang telah memberikan sumbangsih karya ciptanya yang berguna untuk negara.
Masyarakat pun akan saling menasihati kepada para pemuda jika mereka melenceng dari aturan Islam. Peran orang tua di sini yang utama tentu saja menjadikan dasar kuatnya akidah pemuda serta menjadikan mereka pemimpin masa depan. Mereka menjadi kuat dan tangguh dalam menerapkan hukum Islam. Tentu saja semua itu bisa terwujud hanya dalam naungan Islam.
Wallahu ‘alam bishowab[]