"Kawan, sudah waktunya Islam bangkit. Tentukan posisi kita mau jadi istimewa dengan ikut berjuang, atau terhina karena diam dan apatisnya kita, ataukah malah ingin menjadi barisan penentang yang pasti binasa? Nauzubillah."
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tahun 2023 telah bertandang, tandanya waktu terus melenggang. Bersyukur kita masih diberi umur dan kesempatan, untuk bersyukur dan menambah ketaatan. Betapa karunia Allah itu begitu banyak meliputi hidup kita. Bahkan tanpa karunia-Nya kita tak akan ada di dunia ini. Tak mampu memandang indahnya ciptaan-Nya, tak mampu mencintai keluarga, dan tak mampu mensyukuri nikmat-Nya.
Selama Allah bersama kita, tak perlu khawatir dengan segala hiruk pikuk dunia. Tak perlu cemas dengan kegundahan dunia. Jika burung saja dipelihara dan dicukupi oleh-Nya setiap hari tanpa harus ada campur tangan manusia yang memeliharanya, mengapa kita harus resah dalam hidup ini? Bukankah kita adalah manusia, makhluk dengan derajat tertinggi, yang pastinya akan dipelihara oleh Sang Pencipta?
Kekhawatiran akan hidup sejatinya tak lain merupakan wujud keserakahan nafsu. Karena manusia senantiasa ingin terus mendapatkan yang lebih, ia terus didorong oleh rasa kurang puas setiap kali memperoleh sesuatu. Merasa dirinya akan terus ada di dunia ini, merasa hidup tak akan pernah berakhir. Dunia baginya adalah tujuan. Yang harus ia dapatkan dan ia genggam.
Dia akan merasa bahagia jika cita -cita dan ambisi dunianya terlaksana. Dia akan semakin bersemangat jika mendapatkan apa yang ia damba dalam urusan dunia, namun ia akan mudah patah jika impiannya luput darinya. Dirinya akan merasa hampa dan kosong. Tak punya gairah hidup, bahkan tak jarang merutuk dan mengutuk. Baginya pergantian tahun adalah tentang meningkatkan income, derajat dan kebanggaan status. Dengan optimisme tinggi, ia akan sibuk menyusun resolusi-resolusi duniawinya. Memutar otak bagaimana harta dan kehidupannya bertambah dan beranak pinak setiap tahun.
Sebaliknya bagi orang yang menyadari dunia hanya fatamorgana, ia tak akan mengejarnya sekuat tenaga. Ia yakin bahwa akhiratlah tempat kembali yang tak akan pernah berakhir, ia tahu kita akan hidup selamanya di sana. Ia akan menjaga dirinya selalu optimis dalam meraih kebahagiaan akhirat. Ia tahu bahwa orang yang optimis ialah orang yang mempunyai ketaatan dan menegakkan semua yang dituntut oleh keimanannya. Bahwa orang yang optimis adalah orang yang senantiasa berharap agar Allah menerima amalnya, meridainya, tidak memalingkannya, tidak menolaknya serta melipatgandakan pahalanya.
Dia selalu ingat akan firman Allah taala dalam surah Yunus ayat 107,
{ وَإِن یَمۡسَسۡكَ ٱللَّهُ بِضُرࣲّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥۤ إِلَّا هُوَۖ وَإِن یُرِدۡكَ بِخَیۡرࣲ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضۡلِهِۦۚ یُصِیبُ بِهِۦ مَن یَشَاۤءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِیمُ }
"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia, dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu maka tak ada yg dapat menolak karunia-Nya"
Ia akan terus mengingat ayat ini dalam dirinya. Dengan begitu ia akan melewati kegundahan dan keresahan. Karena ia yakin ada Allah bersamanya.
Sungguh ia tak akan pesimis dan merasa bimbang dengan segala permasalahan hidup. Karena ia sangat memahami bahwa sikap bimbangnya akan membawanya pada sikap tidak percaya diri, lemah, mudah patah, dan menyalahkan orang lain, bahkan tak jarang dapat mengurangi kadar keimanannya pada Allah subhanahuwataala.
Sungguh tak ada waktu untuk menerus menggerutu dengan apa yang dialami saat ini. Yang harus dilakukan adalah mensyukuri bahwa dirinya masih diberi kesempatan untuk hidup hingga memungkinkannya masih bisa tetap berjuang. Pergantian tahun adalah kesempatan yang Allah berikan untuk hamba melayakkan diri agar kelak dipandang oleh Allah, dengan ikut berjuang untuk agama-Nya. Karena dakwah memperjuangkan kehidupan Islam adalah satu-satunya jalan meraih kemuliaan di hadapan Allah.
Maka awal tahun 2023 ini, ia mengazamkan diri untuk ikut andil dalam perjuangan kebangkitan Islam. Ia tak takut kesusahan hidup karena dakwah, sebab ia yakin Allah yang menjamin rezekinya. Ia tak khawatir akan ancaman mahluk, karena ia tahu Allah yang Maha Menjaga. Ia hanya takut Allah akan murka jika ia berdiam diri saat agama-Nya dihina. Ia hanya khawatir azab Allah bagi mereka yang membiarkan kezaliman merajalela.
Kawan, sudah waktunya Islam bangkit. Tentukan posisi kita mau jadi istimewa dengan ikut berjuang, atau terhina karena diam dan apatisnya kita, ataukah malah ingin menjadi barisan penentang yang pasti binasa? Nauzubillah.
Senantiasalah berharap semoga Allah membimbing kita untuk selalu istikamah dalam kebaikan dan kebahagiaan hidup. Bahagia itu taat syariat, bukan pemuja dunia dan lupa akhirat, apalagi pendukung maksiat. Sudah waktunya move on dari gairah dunia. Dunia ini pasti hancur, untuk apa kita kejar hingga lembur. Resolusi pergantian tahun ini adalah harus menjadikan akhirat sebagai tujuan dan menjadi pengemban dakwah adalah cita-cita juga ambisi.
Mulailah kembali ke jalan ilahi. Cari kelompok dakwah yang ikhlas memperjuangkan Islam. Yang tak mudah tergiur dengan iming-iming dunia, apalagi euforia lima tahunan sekali. Bangkit itu secara komunal bukan individual. Jika sendiri akan banyak ancaman yang mudah menggoyahkan diri. Namun, jika bersama akan banyak dukungan dan aliran semangat yang menguatkan.
Wallahu a'lam[]