"Menjadi pemuda Najmu Asy Syabaab adalah tuntutan umat di seluruh dunia. Pemuda muslim yang bangkit dan merapatkan barisan dalam menerapkan syariat sesuai Al-Qur'an dan as-sunnah"
Oleh. Desi Wulan Sari, M.Si.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sebuah generasi diciptakan agar mampu membangun sebuah peradaban yang didambakan seluruh umat manusia. Peran pemuda inilah yang menjadi pusat kemajuan bangsa. Berbagai upaya demi meningkatkan sebuah generasi, dalam hal ini dapat dilakukan melalui pembekalan perubahan lingkungan masyarakat. Dimulai dari individu, keluarga, masyarakat hingga negara, menuju arah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Melihat bagimana kondisi pemuda hari ini, tentu menjadi PR besar bagi kita semua. Sebagai seorang pendidik, orang tua, dan pendamping yang menaruh harapan besar kepada mereka agar mampu mandiri dengan bekal ketakwaan yang tinggi. Para pemuda kini tengah berada dalam gempuran sistem sekuler liberal, hantaman dan serangan masif yang dilakukan sangat menyesakkan dada. Sedikit demi sedikit kerusakan yang terjadi kian meluas hingga pada cara berpikir generasi muda yang kian jauh dari tuntunan kehidupan, yaitu syariat.
Kondisi tersebut dapat kita saksikan, di mana arus kerusakan generasi muda muslim sampai di berbagai kalangan, salah satunya dalam dunia pendidikan, seperti sekolah, kampus, bahkan pesantren sekalipun. Persoalan pemuda Islam kini terus terjadi disebabkan para pemuda muslim yang tidak lagi hidup dalam habitat yang semestinya.
Arus globalisasi kapitalisme yang muncul, kini membuat lingkungan yang dihadapi pemuda muslim semakin sulit hingga menenggerus akidah dan karakter Islam yang dimilikinya. Bahkan dunia pendidikan, termasuk di perguruan tinggi saat ini mengusungkan kebijakan makro yang menginfiltrasi kapitalisme yang didesain untuk menciptakan level buruh semata atau tenaga kerja di sektor perusahaan, baik nasional maupun multinasional. Meskipun bergaji tinggi, tetapi tetap statusnya sebagai pekerja atau pegawai saja. Maka, apa yang hendak dibanggakan para pemuda Islam kini? Mereka akan selalu berada dibalik bayang-bayang kapitalisme yang “merantai” gerak dan pikiran mereka agar selalu setia pada pemikiran rusak ini, bahkan untuk menjalankan syariat agamanya sendiri pun sulit dilakukan.
Melihat kondisi miris tersebut, tentu umat muslim tidak boleh berdiam diri saja, atau hanya menjadi penonton melihat kemunduran generasinya di depan mata, tanpa berbuat sesuatu pun untuk mengembalikan cahaya mereka sebagai pemuda Islam yang didambakan umat. Lantas, apakah yang harus dilakukan agar generasi Islam menjadi generasi dambaan umat yang kembali seperti pemuda gemilang sebelumnya?
Allah Swt. berfirman, dalam Surah Al-Baqarah, ayat 30 menyebutkan:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'" (QS. Al-Baqarah: 30)
Sebagai umat muslim di muka bumi, dikatakan sebagai penjaga bumi dan seisinya. Allah menurunkan Al-Qur'an kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup saat menjalani kehidupan di bumi. Tanggung jawab umat terhadap generasinya merupakan kewajiban yang harus dilakukan, maka untuk hal tersebut umat harus berupaya menyadarkan semua kalangan untuk bergerak menyelamatkan pemuda muslim, dengan terus menggaungkan, merangkul mereka agar kembali mengabdikan hidupnya untuk Allah dan rasul-Nya, senantiasa memeluk kembali Al-Qur'an dan as-sunnah, dengan menggali serta mengetahui potensi dirinya dan menyadari posisinya menjadi sebuah keniscayaan. Karena di tangan generasi pemuda Islam inilah harapan kebangkitan Islam bisa terwujud kembali.
Menjadi pemuda Najmu Asy Syabaab adalah tuntutan umat di seluruh dunia. Pemuda muslim yang bangkit dan merapatkan barisan dalam menerapkan syariat sesuai Al-Qur'an dan as-sunnah, serta memerangi sekularisme, liberalisme, dan kapitalisme yang jelas telah menghancurkan pemuda Islam hingga jauh dari kebenaran. Menyingkirkan seluruh pemikiran sekularisme, liberalisme, dan kapitalisme harus menjadi cita-cita yang mampu dicapai kelak agar kemaslahatan umat dapat terwujud.
Sosok pemuda Najmu Asy Syabaab, sebagai “Pemuda Bintang” semakin nyata dihadirkan di tengah-tengah umat. Menciptakan generasi muslim bervisi Islam dapat dimulai dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang diberikan mulai dari orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat, dan instansi pendidikan yang ada. Generasi pemuda bintang harus memiliki kapal besar yang mampu menyelamatkan dunia dan akhiratnya. Memperjuangkan Islam agar generasinya hidup dalam proses meraih mimpi-mimpi pasti bukan hanya sekadar ilusi, memperjuangkan Islam secara kaffah, hingga mampu menjadi pemuda bervisi Islam yang rahmatan lil’alalamiin hingga Islam mampu memimpin kembali umatnya. Visi generasi muslim adalah khalifah, pemimpin di muka bumi, bukan hanya sekadar menjadi buruh kapitalisme tanpa ada kepastian kemaslahatan di dalamnya. Jadilah pemuda bintang di mata Allah yang mampu beramar makruf nahi munkar dalam naungan Junnah pemimpin negaranya, sosok pemimpin negara yang amanah dan mampu meriayah rakyatnya. Di mana negara inilah sebagai instistusi sistem tertinggi yang ada mampu mewujudkan syariat Allah dengan kaffah. Wallahu a’lam bishawab.[]