Fakta Miris Negeri Agraris, Bahan Pokok Kian Naik Tiap Akhir Tahun

"Kenaikan harga bahan pokok menjelang Nataru bukanlah hal yang tabu. Problem ini sudah menjadi masalah klasik yang menghampiri masyarakat di setiap menjelang Nataru dan Perayaan Hari Raya. Rakyat kian dibuat resah dengan kenaikan harga bahan pokok tersebut."

Oleh. Khaziyah Naflah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Selama libur Natal dan tahun baru atau Nataru, harga bahan pokok menjadi sorotan lantaran trennya meningkat. Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok, Kementerian Perdagangan (Kemendag), mencatat sebagian besar harga bahan pokok naik ketimbang bulan lalu.

Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada komoditas cabai rawit merah. Per 23 Desember 2022, harga cabai rawit merah Rp54.300 per kilogram, naik 12,42 persen dibandingkan dengan periode yang sama bulan lalu, yaitu Rp48.300 per kilogram.

Kemudian, komoditas telur ayam ras menempati posisi kedua dengan kenaikan harga tertinggi. Kemendag mencatat harga telur ayam ras mencapai Rp31.600 per kilogram atau naik 8,97 persen dari bulan lalu, yaitu Rp29 ribu per kilogram. (tempo.co, 25/12/2022)

Kenaikan harga bahan pokok menjelang Nataru bukanlah hal yang tabu. Problem ini sudah menjadi masalah klasik yang menghampiri masyarakat di setiap menjelang Nataru dan Perayaan Hari Raya. Rakyat kian dibuat resah dengan kenaikan harga bahan pokok tersebut. Namun, hingga saat ini pun langkah antisipasi pemerintah untuk mencegah terjadinya kenaikan harga tak kunjung terbendung, fakta di lapangan harga kian membumbung dan lagi-lagi rakyat yang harus berjuang menggapai harga bahan pokok sendiri.

Miris, negeri yang dijuluki sebagai negeri agraris, bahkan digambarkan "tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman" kini bahan pokok pun sulit untuk dijangkau oleh rakyat.
Seyogianya melonjaknya harga di pasaran bukanlah hanya akibat dari tingginya permintaan yang tidak bisa diselesaikan, namun hal ini lebih kepada sistem permainan pasar yang dimainkan oleh para korporat, ditambah dengan adanya penerapan sistem ekonomi kapitalis yang sejatinya menjauhkan peran negara sebagai ri'ayatul suunil ummah dan menyerahkan segala urusan tersebut kepada swasta. Akibatnya tata kelola perekonomian senantiasa didominasi oleh para korporat atau pemilik modal, sedangkan negara dibuat tak berdaya.

Sistem ini juga membuat negara hanya terfokus kepada produksi dan penyediaan barang semata, bukan pada distribusinya dan penyelesaian masalah inti. Sebab, mereka menganggap tingginya permintaan sementara stok barangnya kurang lah yang mengakibatkan kenaikan harga. Oleh karena itu, dengan penyediaan barang yang melimpah, maka diharapkan harga akan turun. Namun, nyatanya langkah antisipasi negara tersebut gagal, sebab distribusi barang tidak merata ke seluruh daerah dan tidak menjangkau seluruh elemen rakyat. Walaupun sampai kepada rakyat harga tetap mahal, sebab ada permainan para korporat. Selain itu, ekonomi kapitalis pun meniscayakan adanya praktik-praktik penimbunan dan monopoli yang membuat semakin runyamnya tata kelola harga di pasar.

Sungguh, problem ini butuh solusi komprehensif yang hanya bisa didapat di dalam Islam. Islam dengan sistem ekonominya memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sebab, negara menjamin terpenuhinya sandang, pangan dan papan terhadap setiap individu rakyatnya dengan cara mewajibkan setiap laki-laki (para suami) untuk bekerja. Jika suami tidak mampu bekerja, maka anak laki-laki yang balik yang harus bekerja, dan jika tidak mampu maka ahli waris dan jika masih tidak mampu juga maka negara yang akan menanggung terpenuhinya kebutuhan setiap individu rakyat. Kemudian, kebutuhan sekunder dan tersier maka akan diserahkan kepada individu rakyat, sedangkan negara hanya menjamin agar rakyat mampu menjangkaunya saja.

Selain itu, untuk memenuhi ketersediaan bahan pokok di tengah-tengah masyarakat, maka negara menerapkan sistem pertanian yang mengoptimalkan pengelolaan sumber pangan, dimana negara menjamin tidak ada tanah mati dalam wilayah daulah, semua tanah akan ditanami. Di sisi lain, negara juga menyediakan sarana dan pra sarana penunjang pertanian, mulai dari modal, bibit yang unggul, pengairan, obat-obatan, sarana yang canggih dan lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang suksesnya hasil pertanian.

Di sisi lain juga, negara memperhatikan pendistribusian harta secara merata ke seluruh daerah dan mampu menjangkau setiap individu rakyat. Rakyat tak perlu pusing jika hasil panen melimpah, namun bingung untuk menjual ke mana atau merugi besar, sebab peran negara sangat efisien dalam pendistribusian barang.

Tak hanya itu, negara juga senantiasa mengawasi kondisi pasar. Dimana tidak dibiarkan adanya praktik-praktik monopoli ataupun penimbunan yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertangung jawab. Negara akan dengan tegas untuk memberikan sanksi kepada siapa saja yang melakukan kecurangan di dalam pasar, sehingga dengan penerapan sistem ekonomi dan politik Islam, maka rakyat akan sejahtera dan terpenuhi kebutuhannya. Sebagaimana tergambar pada masa kejayaan Islam selama kurang lebih 13 abad silam. Wallahu 'alam bisshawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Khaziyah Naflah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Hipokrit HAM di Balik Penembakan Suku Kurdi
Next
Rasialisme di Jantung Kota Paris
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram