Menghadapi Resesi, Tidak Cukup Gotong Royong

”Sekadar berhemat dan menabung tentu tidak bisa menjadi solusi. Oleh karena itu, negara harus mengambil peran. Negara tidak boleh membiarkan rakyat sendirian menghadapi resesi.

Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Menghadapi ancaman resesi pada tahun 2023, Menteri BUMN, Erick Thohir mengajak masyarakat untuk bergotong royong dan rajin menabung. Republika.co.id (24-12-2022) mewartakan bahwa Erick Thohir mengingatkan masyarakat Indonesia untuk bergotong royong di lingkungan masing-masing. Wujudnya adalah dengan saling membantu ketika ada tetangga yang butuh pertolongan, juga dengan membeli barang dagangan tetangga. Menurut Erick Thohir, hal tersebut akan menghidupkan ekonomi di sekitar kita.

Selain itu, Erick Thohir juga mendorong agar masyarakat gemar menabung sehingga bisa membeli barang yang dibutuhkan, seperti rumah, misalnya. Jangan sampai masyarakat konsumtif untuk kemewahan yang berlebihan sehingga menjadi beban. Menurut Erick, kondisi ekonomi Indonesia bagus sehingga tidak akan terkena resesi, asalkan masyarakat bergotong royong dan saling membantu.

Tidak Cukup Gotong Royong

Pernyataan Erick Thohir ini menarik untuk kita kritisi. Dari sudut pandang individu, seruan untuk bergotong royong dan menabung merupakan hal baik. Umat Islam merupakan satu tubuh sehingga sudah seharusnya saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Rasulullah saw. bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih-sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan, maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam." (HR Muslim).

Adapun menabung, juga merupakan ajaran Islam. Disebutkan dalam Hilyatul Aulia Rasulullah saw. bersabda,

رَحِمَ اللهُ رَجُلًا كَسِبَ طَيِّبًا وَأَنْفَقَ قَصْدًا وَقَدَّمَ فَضْلًا لِيَوْمِ فَقْرِهِ وَفَاقَتِهِ

"Allah mengasihi orang yang mencari harta yang baik, membelanjakannya secara wajar, dan menyimpan kelebihannya untuk saat krisis dan fakir."

Namun, jika gotong royong dianggap ampuh untuk menghadapi resesi, tentu tidak tepat. Ancaman resesi pada 2023 bukanlah isapan jempol. Bank Dunia menyatakan, dunia mungkin bergerak menuju resesi global pada 2023. Dana Moneter Internasional (IMF) telah mengingatkan Indonesia agar waspada terhadap ancaman resesi global 2023. Presiden Joko Widodo juga menyampaikan proyeksi terjadinya resesi global pada 2023.

Resesi di Amerika dan Eropa bisa menyebar ke Indonesia melalui beberapa jalur, yaitu jalur perdagangan dan sektor keuangan. Dengan demikian, ancaman resesi ini tidak bisa dianggap enteng. Karena sifatnya global, semua negara pasti akan terdampak, termasuk Indonesia. Oleh karenanya, masyarakat harus menyadari adanya ancaman resesi ini dan mempersiapkan diri.

Memang betul, dalam kondisi resesi, kita harus melakukan penghematan dan menabung. Jika ada saudara sesama muslim yang kesulitan ekonomi karena resesi, hendaknya kita juga membantu. Namun, kita juga harus menyadari bahwa gelombang resesi ini begitu besar dan memukul semua negara. Bahkan, negara-negara besar di Eropa saja saat ini sedang mengalami krisis. Dengan demikian, ikhtiar individu saja tidak cukup untuk bertahan di tengah resesi.

Misalnya saja, seseorang sudah berhemat dan menabung, tetapi ternyata dia mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), maka tidak ada lagi pemasukan bagi keluarga. Akibatnya, uang tabungan akan terkuras. Sedangkan mencari kerja dalam kondisi resesi juga akan sangat sulit, karena industri akan mengurangi jumlah produksi.

Saat ini saja gelombang PHK sedang mendera Indonesia. Banyak industri yang mengurangi produksi, bahkan ada yang tutup. Pemecatan karyawan pun tidak bisa dihindarkan lagi. Dalam kondisi demikian, sekadar berhemat dan menabung tentu tidak bisa menjadi solusi. Oleh karena itu, negara harus mengambil peran. Negara tidak boleh membiarkan rakyat sendirian menghadapi resesi.

Ganti Sistem

Peran negara dalam menghadapi resesi global bukanlah sekadar memberikan bantuan sosial seperti uang dan sembako. Bantuan ini penting dan harus ada, tetapi tidak mencukupi. Apalagi jika jumlahnya kecil, misalnya Rp300 ribu per bulan, tidak akan cukup untuk makan sekeluarga.

Peran negara yang paling vital adalah mencegah terjadinya resesi, yaitu dengan mengganti sistem ekonomi kapitalisme yang merupakan penyebab resesi. Sistem kapitalisme saat ini diterapkan oleh hampir semua negara di dunia. Padahal sistem ini sangat rapuh, rawan krisis.

Resesi dalam kapitalisme bersifat siklikal (berulang) permanen. Setiap kali terjadi aktivitas ekonomi yang didorong oleh spekulasi, terjadilah ekonomi gelembung. Untuk mengempiskan gelembung, biasanya bank sentral akan mengerek suku bunga sehingga terjadi pengetatan moneter. Tujuannya, agar masyarakat menyimpan uang di bank. Padahal, kenaikan suku bunga mengakibatkan industri kekurangan likuiditas sehingga mengurangi produksi.

Selain spekulasi, resesi dalam kapitalisme juga bisa terjadi karena sistem moneter yang berbasis fiat money (mata uang kertas), juga adanya perusahaan yang berbasis perseroan terbatas yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal. Dengan demikian, selama masih menerapkan sistem kapitalisme, Indonesia akan terus didera resesi berulang. Agar hal ini tidak berlangsung, kita harus mengganti sistem kapitalisme dengan sistem Islam yang tahan terhadap resesi. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Ragil Rahayu (Tim Penulis Inti NarasiPost.Com )
Ragil Rahayu S.E Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Rasialisme di Jantung Kota Paris
Next
Tiada yang Tak Mungkin Saat Allah Berkehendak
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram