"Sayangnya kesombongan manusia modern menganggap aturan Sang Khalik tidak sejalan dengan realitas perkembangan kemajuan manusia. Alih-alih berpedoman pada syariat, manusia modern mencoba mengatasi permasalahan kehidupan, dengan seperangkat aturan yang malah menghasilkan permasalahan baru. "
Oleh. Hesti Andyra
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Jasa layanan sleep call muncul dan berkembang di kalangan milenial. Kesibukan studi dan pekerjaan yang menyita waktu, membuat sebagian orang kehilangan quality time untuk dihabiskan bersama teman atau orang terdekat. Akhirnya sleep call dianggap sebagai pilihan terbaik untuk menjaga hubungan tetap hangat.
Pada dasarnya, sleep call adalah aktivitas panggilan telepon sampai tertidur. Fenomena ini awalnya menjadi tren di kalangan pasangan kekasih yang menjalani LDR, long distance relationship. Masalah muncul ketika seseorang tidak memiliki teman dekat ataupun kekasih, namun butuh teman curhat. Salah satu solusi praktis yang tersedia adalah, menggunakan jasa layanan sleep call yang membantu mengatasi rasa kesepian meskipun berbayar.
Dengan layanan ini, seseorang bisa berkeluh kesah atau sekadar berbincang ringan sekehendak hati. Rasanya seperti memiliki teman atau kekasih yang selalu menemani. Obrolan ringan lewat telepon tepat sebelum tidur, dipercaya ampuh meningkatkan semangat untuk memulai aktivitas esok hari.
Jepang, Negara Penyedia Layanan Tak Lazim
Jepang adalah salah satu negara dengan tingkat kesepian tertinggi di dunia. Dilansir dari merdeka.com, 31 persen rumah tangga di Jepang berisi satu individu saja. Artinya, sebagian besar warga Jepang memilih untuk hidup sendiri. Waktu yang tersita demi karir, ditambah dengan biaya hidup yang tinggi, membuat sebagian orang memilih untuk tetap lajang.
Dari permasalahan inilah kemudian muncul berbagai layanan tak lazim, yang diklaim mampu mengatasi kesepian. Mulai dari produksi boneka seks, teman atau pacar sewaan, sampai yang terbaru layanan sleep call. Layanan terakhir bahkan berkembang cukup pesat di Indonesia. Jasa ini cukup mudah ditemukan di media sosial, baik lembaga atau perorangan.
Cuan dan Kesepian
Tak dapat dimungkiri, tuntutan hidup di dunia kapitalisme sangatlah tinggi. Alhasil, demi memenuhi kebutuhan hidup yang beragam inilah, muncul orang-orang introvert yang kesepian, kesulitan berinteraksi sosial di dunia nyata. Kapitalisme yang selalu berusaha mengubah segala hal menjadi komoditas penghasil cuan, melihat celah untuk memanfaatkan rasa kesepian ini.
Berbagai layanan “teman palsu” ini ternyata menghasilkan pundi-pundi keuangan yang tidak bisa dianggap recehan. Sebut saja, untuk layanan chatting, dikenakan biaya mulai dari Rp5.000 per 30 menit sampai Rp200.000 per 10 jam. Untuk layanan telepon mulai dari Rp30.000 per jam. Biaya tertinggi dikenakan pada layanan pacar virtual berkisar antara Rp35.000 per hari sampai Rp850.000 untuk satu bulan. Makin lama durasi layanan, maka tarifnya pun semakin tinggi. Tak heran, jika belakangan ini layanan tersebut makin banyak bermunculan.
Menafikan Fitrah Manusia
Sesungguhnya, segala problem manusia saat ini bersumber dari penolakan terhadap penggunaan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan. Aturan yang bersumber dari Sang Pencipta, jelas adalah aturan yang terbaik bagi makhluk-Nya, dan terbukti sesuai dengan fitrah manusia.
Sayangnya kesombongan manusia modern menganggap aturan Sang Khalik tidak sejalan dengan realitas perkembangan kemajuan manusia. Alih-alih berpedoman pada syariat, manusia modern mencoba mengatasi permasalahan kehidupan, dengan seperangkat aturan yang malah menghasilkan permasalahan baru.
Seperti, masalah interaksi sosial. Solusi berupa penyediaan layanan sewa teman, sewa pacar, sleep call dan sejenisnya, tidak mengatasi problem kesepian secara tuntas.
Para pengguna layanan ibarat menipu diri sendiri. Berpura-pura bahagia dengan menghabiskan biaya yang tidak sedikit, demi mendapatkan sedikit perhatian dari orang lain.
Sesungguhnya, manusia memiliki dua kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu kebutuhan jasmani (hajat ‘udhowiyyah) dan kebutuhan naluri (gharizah). Salah satu naluri yang harus dipenuhi adalah naluri berkasih-sayang (gharizatun nau’). Naluri ini berkaitan dengan perasaan hati dan seksualitas. Ketertarikan terhadap lawan jenis, atau rasa sayang pada keluarga adalah contoh penyaluran gharizatun nau’.
Jika naluri ini ditekan, bisa dipastikan menyebabkan berbagai penyimpangan yang jelas merendahkan martabat manusia. Maraknya penyebaran penyakit HIV/AIDS, perdagangan manusia, penyimpangan dan pelecehan seksual, free seks, free child marriage, KDRT, dan bullying hanyalah sebagian dari banyaknya permasalahan yang timbul akibat berusaha memenuhi kebutuhan gharizah nau’ tanpa berpedoman pada syariat.
Solusi Mengatasi Kesepian
Salah satu solusi mengatasi rasa kesepian yang sesuai syariat adalah menikah. Dengan memiliki pasangan yang sah secara agama dan hukum, seseorang bisa meluapkan apa yang menjadi beban pikirannya dan mencari jalan keluar bersama pasangan tercinta. Tidak perlu berpura-pura bahagia, karena dengan menjalani pernikahan sesuai syariat akan menjamin manusia memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya.
Bahkan Rasulullah saw. kerapkali mengingatkan umatnya akan keutamaan menikah seperti yang terdapat dalam beberapa hadis, antara lain:
"Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain”. (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)
“Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah”. (HR. Bukhari)
"Di antara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang”. (HR. Abu Ya’lla dan Thabrani)
Khatimah
Pemisahan agama dari kehidupan adalah biang kerok segala permasalahan yang membelit umat dewasa ini. Mencoba memenuhi kebutuhan naluri hanya berdasarkan akal manusia semata, terbukti berpotensi menimbulkan masalah baru. Manusia diciptakan lengkap dengan Al-Qur’an dan sunah sebagai manual guidance book. Sejatinya, hanya syariat Islam yang menjawab tuntas seluruh permasalahan kehidupan.[]