Uang Digondol Akibat Terjerat Pinjol

"Kealpaan mahasiswa hari ini dalam proses berpikir adalah kesalahpahamannya memahami jati diri dan kehidupan. Ada mispresepsi di informasi yang dimiliki. Ia memandang hidup ini sebatas pemenuhan naluri dan kebutuhan jasmani. Maka, semua yang dikehendaki diamini."

Oleh. Keni Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com, Penulis Buku Sebab Perasaan bukan Tuhan)

NarasiPost.Com-Apa yang ada di benakmu waktu dengar kata "mahasiswa"? Idealis dan berpikiran berpikir kritis. Semacam itu kan? Tapi, ratusan mahasiswa ini menyedihkan sekali. Mereka ditipu dengan modus investasi ditambah jeratan pinjol.

Apes. Mungkin itu yang dirasakan sedikitnya 333 mahasiswa di Jawa Barat. Bukan untung malah buntung. Maksud hati ikut investasi, malah merugi. Mereka ditipu dengan modus penjualan fiktif. Penipu menawarkan keuntungan penjualan 10% dari penjualan tersebut. Mereka diminta membeli barang di toko online penipu dengan pura-pura sudah menerimanya. Jika tidak punya uang, para korban diarahkan pinjam ke pinjol atas nama masing-masing mahasiswa. Penipu berjanji akan membayar semua pinjaman itu. Tentu saja palsu, semua hanya tipu-tipu. Setelah uang masuk ke kantong penipu, tak ada kabar. Kini setiap mahasiswa tersebut menanggung pinjaman online, sampai dikejar debt collector.(Detikfinance, 17/11/22)

Gaya Hidup Konsumtif

Hari ini apa-apa butuh duit. Belum lagi, di mana-mana iklan berseliweran. Barang tidak penting dikemas jadi sangat menggiurkan. Jiwa konsumtif dibangkitkan.
Dari seleb TV dan seleb medsos dengan followers berakhiran "k", sampai rakyat jelata yang pengikutnya hampir tak ada, semua mengiklankan produk di media sosial mereka. Entah itu endorsement, ataukah afiliasi, semua menjajakan produk dagangan. Orang-orang berbondong jualan atau pun menjualkan. Kita yang tak punya uang, bagaimana lagi jika terpaksa ingin jajan?

Ditambah maraknya aktivitas digital, dunia bergerak sangat cepat. Ini-itu dipajang di media sosial. Muncul penyakit kekinian disebut FOMO (fear of missing out), takut ketinggalan tren. Parahnya, ketakutan itu juga muncul saat melihat pencapaian orang lain. Ketika teman satu per satu berhasil bekerja di tempat impian, semakin besar kita punya angan. Ketika teman berhasil memiliki harta bergerak, tiba-tiba hati kita merana dan tersentak. Kita menganggap semua pencapaian mereka adalah kesuksesan hakiki yang sama pula harus kita miliki.

Menggapai Sukses Sejati

Padahal, apa sih sukses itu? Beberapa paragraf di atas adalah gambaran ideologi kapitalisme yang telah menancap kuat di sanubari umat. Kapitalisme membentuk satu persepsi bahwa bahagia adalah perkara materi. Mandiri dan matang adalah perkara harta dan uang. Tidak kaya sama dengan tidak jaya. Itulah definisi sukses dalam kapitalisme. Maka tak aneh jika investasi singkat digadang-gadang jadi jalan ninja para mahasiswa. Inginnya, sedikit langkah, namun cepat berbuah. Bahkan ketika modal tak ada, pinjol adalah jawaban. Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah utang riba, dibawa kabur pula. Kasihan sekali anak Adam abad ini.

Berbeda dengan Islam. Definisi sukses seorang muslim adalah ketika dia berhasil mewujudkan rasa cinta pada Allah dalam semua aktivitas dalam hidupnya. Syariat Islam dipahami sebagai bentuk kasih sayang Allah pada hamba. Maka, ketaatan dilakukan atas dasar romantisme iman. Muslim sukses adalah ketika ia mampu menghadirkan Allah dalam setiap denyut nadi. Ia menjalani kehidupan dalam rel perintah dan larangan Ilahi.

Sayang sekali, yang tampak hari ini adalah sifat pragmatisme mahasiswa. Bukankah, mahasiswa itu idealismenya tinggi?Bukankah layaknya "maha-siswa" itu memiliki tingkat berpikir yang lebih tinggi (daripada "siswa")? Setiap hari manusia bertemu terik mentari pagi, tenggelam di kala senja, apakah tak membuatnya berpikir?

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang berakal." (QS.Ali Imran, 190)

Menurut Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab At-Tafkir, akal didefinisikan sebagai proses pencerapan fakta ke otak melalui alat indra kemudian dikaitkan dengan informasi yang dimiliki sebelumnya. Kealpaan mahasiswa hari ini dalam proses berpikir adalah kesalahpahamannya memahami jati diri dan kehidupan. Ada mispresepsi di informasi yang dimiliki. Ia memandang hidup ini sebatas pemenuhan naluri dan kebutuhan jasmani. Maka, semua yang dikehendaki diamini.

Padahal, hakikatnya manusia adalah hamba. Ia ciptaan Allah dalam rangka menyuguhkan taat dan menjauhi maksiat. Satu-satunya tujuan hidup di dunia adalah rida Tuhannya. Dalam pemenuhan potensi hidup manusia, baik gharizah maupun hajatul udowiyah, ada koridor cinta dari Sang Maha Cinta, Allah subhanahu wata'ala. Digariskan syariat agar manusia hidup selamat. Itulah persepsi yang benar terkait bagaimana anak Adam memandang kehidupan.

Khatimah

Sejatinya seorang hamba, ketika naluri di hati menggebu ingin dielu, harusnya sebelum mengamini ia bertanya pada Tuhannya dulu: apakah boleh diperjuangkan atau harus ditangguhkan. Sebab Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala apa yang ada di hidup manusia telah jelas term and condition-nya. Masalahnya, maukah kita peduli dan patuh pada itu semua? Wallahua’lam bishowab.[]


Photo : Canva

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Keni Rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kongres Ulama Perempuan Indonesia, Akankah Membawa Perubahan?
Next
Tingginya Kriminalitas, Islam Solusi Tuntas
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram