Rusia Resmi Resesi, Indonesia harus Hati-Hati!

"Maha Benar Allah Swt. yang telah membolehkan umat Islam tinggal di berbagai penjuru bumi, tetapi mereka harus bersatu di bawah naungan satu institusi, yaitu Khilafah. Dengan bersatu, umat Islam saling memiliki dan mendukung dalam menghadapi sebuah masalah ekonomi."

Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-Setelah berjibaku dalam peperangan dengan Ukraina sekian lama, kini Rusia terjerembab dalam jurang resesi. Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Beruang Merah ini telah turun sebesar 4% pada kuartal III tahun ini. Padahal, pada kuartal II, PDB Rusia juga telah mengalami kontraksi sebesar 4%. Penyebab resesi Rusia adalah sanksi ekonomi oleh negara-negara Eropa pada Rusia karena menyerang Ukraina. Eropa dan Amerika menahan dana Rusia di luar negeri.

Akibat sanksi Eropa tersebut, ekspor dan impor Rusia terganggu, termasuk bahan baku manufaktur dan suku cadang. Akibatnya, produksi di dalam negeri pun terhambat atau bahkan macet. Selain itu, produksi juga tidak bisa berjalan karena ban perusahaan mengalami kekurangan karyawan karena masyarakat banyak melakukan eksodus ke luar negeri. Rusia akhirnya kehilangan ratusan ribu orang angkatan kerja. Tingkat pengangguran Rusia pun makin parah. Selain itu, dampaknya, ketergantungan Rusia terhadap sektor energi makin besar. Akibatnya, perdagangan grosir turun sebesar 22,6%, sedangkan perdagangan eceran turun 9,1%.

Pelajaran bagi Indonesia

Resesi yang Rusia alami bisa saja menular ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Tahun depan, ekonomi global diprediksi suram dan gelap. Saat ini saja Indonesia sudah mengalami badai PHK. Tahun depan kondisinya bisa lebih buruk. Oleh karena itu, Indonesia harus hati-hati. Indonesia tidak boleh jatuh ke lubang resesi seperti yang Rusia alami.

Untuk itu, Indonesia harus mencegah munculnya faktor-faktor penyebab resesi. Dalam kasus Rusia, penyebabnya adalah perang Rusia-Ukraina yang telah menghambat ekonomi, juga adanya gangguan rantai pasok pangan dan energi pascapandemi. Ditambah lagi suku bunga yang makin tinggi akibat kebijakan bank sentral menaikkan suku bunga acuan. Dengan demikian, Indonesia harus bertumpu pada kekuatan ekonomi riil dan mengurangi ketergantungan terhadap asing, utamanya pada sektor energi dan pangan.

Rusia merupakan negara besar, bahkan dulu ketika masih berbentuk Uni Soviet mampu menyaingi Amerika. Namun, kini negara adidaya itu terkena resesi juga. Hal ini disebabkan sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan Rusia memang rapuh sejak akarnya.

Penyebabnya adalah dominasi sektor nonriil dalam ekonomi kapitalisme. Sektor ini mudah sekali kolaps karena isu yang diembuskan. Namun, jika Indonesia bertumpu pada ekonomi riil, tidak akan terpengaruh oleh sentimen yang diembuskan di pasar.

Solusi Sistem Ekonomi Islam

Maha Benar Allah Swt. yang telah membolehkan umat Islam tinggal di berbagai penjuru bumi, tetapi mereka harus bersatu di bawah naungan satu institusi, yaitu Khilafah. Dengan bersatu, umat Islam saling memiliki dan mendukung dalam menghadapi sebuah masalah ekonomi.

Ketika ada satu wilayah yang mengalami kesulitan ekonomi, wilayah lain akan memberi bantuan ekonomi. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Saat itu Makkah dan Madinah mengalami paceklik, Khalifah Umar ra. lantas mendatangkan pangan dari Mesir. Selesailah masalah paceklik tersebut.

Allah Swt. berfirman,

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS Al-Hujurat: 10)

Sistem ekonomi Islam juga mencegah resesi dengan hanya bertumpu pada sektor ekonomi riil. Tidak boleh ada aktivitas riba, spekulasi, judi, dan semua aktivitas bisnis yang menyebabkan ekonomi gelembung sehingga mudah pecah menjadi krisis. Allah Swt. berfirman,

اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ

"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila." (QS. Al-Baqarah: 275)

Ketika riba dilarang, potensi terjadinya krisis bisa dicegah. Walhasil, manusia selamat dari resesi. Selain itu, Khilafah juga akan mengelola sumber daya alam milik semua rakyat. Lantas hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan demikian, tidak terjadi kapitalisasi ekonomi yang menyebabkan harta negara dikuasai asing.

Yang paling penting adalah prinsip kedaulatan ekonomi. Khilafah akan mewujudkan swasembada pangan dan juga energi sehingga tidak mudah ditekan negara lain. Dengan demikian, meski musuh memboikot secara ekonomi, Khilafah akan tetap tegak dan menyejahterakan rakyatnya. Wallahu a'lam bishawab.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Ragil Rahayu (Tim Penulis Inti NarasiPost.Com )
Ragil Rahayu S.E Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Keberanian dan Ketegasan Sa’ad bin Mu’adz
Next
Mahasiswa Terjerat Pinjol, Potensi Agent of Change Jebol?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram