"Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun berat, dan berjihadlah dengan harta serta dirimu di jalan Allah." (TQS. At-Taubah: 41)
Oleh. Yeni Marlina, A.Ma.
(Kontributor NarasiPost.Com dan Aktivis Muslimah)
NarasiPost.Com-Keterpurukan umat Islam mulai tampak sejak ditinggalkannya satu amalan penting, yaitu syiar Islam. Dakwah adalah aktivitas utama tersebarnya Islam dengan menolak berbagai pemikiran-pemikiran asing di tengah umat. Maka, kebutuhan pada pengemban dakwah adalah sebuah keniscayaan. Pengaderan harus terus dilakukan. Membina kader-kader dakwah dengan tsaqafah Islam agar memiliki sakhsiyah (kepribadian) Islam. Di samping juga belajar bagaimana tata cara mengemban dakwah Islam yang membangkitkan umat.
Membangun kesadaran akan pentingnya dakwah harus selalu dipupuk hingga menjadikan dakwah sebagai poros kehidupan. Sekalipun tak mudah, tetapi terus diupayakan. Jadilah di pundak para pengemban dakwah ada amanah. Amanah yang mulia, sebab dakwah adalah amalan para nabi dan rasul.
Kecil atau besarnya amanah dakwah adalah peluang emas. Lahan dakwah adalah ladang untuk menanam kebaikan dan memanen pahala berlipat ganda. Maka, jangan sia-siakan peluang ini. Kesempatan tak datang dua kali. Selama kita masih bisa berkhidmat di dunia ini, terimalah dengan lapang dada dan bertawakal kepada Allah. Ringanlah dalam menerimanya agar kemampuan dakwah terus tumbuh dan berkembang mengikuti medan dan daya juang.
Dakwah itu memang berat sebab tantangannya melenyapkan kebatilan. Namun, dengan dakwah, Allah akan menolong para pengembannya. Menolong agama Allah adalah cara kita mengundang pertolongan Allah yang tak terbatas.
Tak ada yang bisa membatasi Allah atas segala kehendak dan ketetapan-Nya. Maka, jangan ragu lagi, wahai, Saudaraku! Ambillah amanah dakwah saat kesempatan itu datang. Bisa jadi kita adalah orang yang tepat dengan beban itu. Baik dalam keadaan sempit ataupun lapang, hilangkan berpikir tentang "Kenapa harus saya yang melakukannya, bukankah yang lain juga bisa?”
Tolong-menolonglah dalam urusan dakwah. Bukankah Allah sudah menjanjikan pertolongan buat para pengemban dakwah?
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian." (TQS. Muhammad: 7)
Jalan dakwah yang telah dirintis Rasulullah saw. adalah jalan terang. Sangat jelas tujuan dan arahnya, yaitu mengemban misi perjuangan dan mengemban risalah Islam. Kini, umat membutuhkan orang-orang yang siap dan sanggup mengemban misi tersebut untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam. Membangun kekuatan, menghimpun kembali barisan yang tercecer dan menyalakan bara semangat yang hampir padam. Misi besar dakwah saat ini adalah mengemban kembali Islam ke seluruh penjuru dunia untuk yang kedua kalinya.
Lelah, kenapa dakwah belum juga membuahkan hasil? Inilah terkadang yang membuat diri pengemban dakwah menepi, berhenti, bahkan tak kembali lagi. Ingatlah, Saudaraku, bukankah kita hanya diminta melakukan yang terbaik? Tugas kita hanya bekerja menunaikan kewajiban sama seperti kewajiban lainnya. Andai saja Rasulullah berhenti saat dihina, diboikot dan saat sahabat disiksa, tentu risalah ini tak sampai pada kita.
Memang, lelah dalam perjuangan akan selalu menyapa. Jangan menyerah! Ringanlah dalam dakwah. Istirahatlah seperlunya untuk menepi sejenak tanpa menyerahkan kembali amanah dakwah. Ingatlah, sejatinya tempat istirahat abadi kita nanti ada di sana. Ya, di sana, saat kita mengambil upah dakwah di akhirat.
Ringanlah dalam dakwah dan berangkatlah! Bayangkan betapa senangnya Rasulullah pada kita yang siap melanjutkan risalah dakwah. Ingat ayat yang telah Rasul bacakan saat berada di Madinah:
"Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun berat, dan berjihadlah dengan harta serta dirimu di jalan Allah." (TQS. At-Taubah: 41)
Menyerahkan urusan kepada Allah merupakan sikap terpenting yang wajib dimiliki oleh para pengemban dakwah. Beban dan amanah dakwah yang ada di pundak setiap muslim haruslah dilakukan dengan gembira dan hanya mengharap rida Allah semata. Merawat hati, meluruskan niat, tak berharap imbalan siapa pun, dan tak menunggu balasan kecuali rida Allah. Beratnya beban dakwah akan bisa dipikul dengan selalu menanamkan pada diri akan misi besar dan cita-cita untuk menuju kesempurnaan.
Ada atau tanpa kita, kereta dakwah akan terus melaju. Mari ambil peran dan bagian terpenting dalam dakwah. Terus menempa diri dengan tetesan iman, melayakkan kemampuan, dan banyak belajar dari para pemberi pelajaran. Anggaplah setiap ujian dan cobaan sebagai pertanda dekatnya kemenangan. Tetesan berkah akan selalu menyertai para pengemban dakwah. Percayalah pada Allah. Untuk itu, ringanlah dalam dakwah dan teruslah melangkah. Jangan lagi berbalik arah hingga kaki menapak di janah.
"Tiada sama penghuni-penghuni Neraka dengan penghuni-penghuni surga. Penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung." (TQS. Al-Hasyr: 20)[]
Photo : Pinterest