Kasino Mulai Dilegalkan, Bagaimana Islam Memandang Perjudian?

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan"

Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Kabar menyakitkan kembali menimpa kaum muslim. Kali ini, negara di wilayah Teluk Arab, yakni Uni Emirat Arab akan membangun kasino di salah satu wilayahnya. CEO Wynn Resort, Craig Scott Billings, mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan membangun kasino pertama di Teluk Arab yang selama ini melarang keras adanya praktik perjudian di wilayahnya. Ia mengatakan, kasino tersebut akan menjadi salah satu dari 10 kasino terbesar di dunia, bahkan mengalahkan kasino Wynn di Las Vegas. (detik.com, 11/11/2022) Lantas, mengapa UEA berdiam diri?

Persaingan Ekonomi

Dalam beberapa tahun ini, wilayah Arab telah melakukan diversifikasi ekonomi, dari ketergantungan kepada minyak bumi kemudian beralih pada pariwisata. Sebagaimana yang dilakukan oleh Arab Saudi, mereka mulai menyekulerkan diri dengan membuka keran-keran pemikiran Barat untuk dijadikan pedoman. Arab Saudi kini telah melegalkan banyak hal yang jelas-jelas dilarang agama Islam, seperti pantai bikini, minuman beralkohol, mencabut kewajiban berhijab bagi perempuan, dan yang terbaru adalah perayaan Halloween.

Tak begitu jauh, negara-negara Teluk Arab lainnya pun mulai berbenah diri. Sayangnya, pembenahan yang mereka lakukan malah membunuh agama mereka sendiri. Kini wilayah Arab tak ubahnya kembali ke zaman jahiliah yang bertaburan kemewahan dunia, berbalut maksiat di mana-mana. Hanya atas nama ekonomi.

Persaingan antara negara-negara Teluk Arab kini difokuskan pada perbaikan fasilitas pariwisata untuk menarik sebanyak-banyaknya wisatawan ke negara mereka. Tak ayal, hal ini makin membawa negara mereka untuk semakin membuka diri dalam kubangan sekularisme, liberalisme, dan hedonisme. Padahal, ketiga paham tersebut yang akan mengubur kegemilangan Arab masa dahulu. Inilah salah satu imbas globalisasi yang diaruskan Barat ke seluruh dunia. Dengan dalih ekonomi, kaum muslim mulai meninggalkan identitas diri.

Cengkeraman Kapitalisme

Setidaknya satu abad lamanya Amerika telah menjadi negara nomor satu. Yakni, sejak keruntuhan Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924 M lalu. Dengan mengendarai ideologi kapitalisme, Amerika dan sekutu berhasil mengubah dunia sesuai dengan ideologi yang mereka emban.

Negara Arab yang dahulu digdaya di masa kehilafahan, harus menelan pil pahit kekalahan dan terpecahbelahnya negara mereka menjadi negara-negara kecil. Setelah itu umat Islam diikat dengan berbagai perjanjian agar mau mengadopsi kapitalis sekuler untuk diterapkan di negaranya.

Cengkeraman kapitalisme sudah berurat pada negara-negara dunia. Mulai dari jebakan utang, perjanjian internasional, hingga penjajahan dilakukan untuk mengukuhkan kapitalisme sebagai ideologi dunia. Imbasnya, tak hanya berpengaruh pada penduduk dunia, namun juga sangat berimbas pada Islam dan kaum muslimin.

Kaum muslim yang terlena dengan kapitalisme dan sekularisme akhirnya sejengkal demi sejengkal meninggalkan agama mereka. Mulai dari kesatuan umat dalam bentuk Khilafah, hingga ditinggalkannya syariat dalam kehidupan. Hal ini merupakan bencana besar yang membawa kaum muslim pada kemunduran.

Generasi kaum muslim pun kini tak berbeda dengan generasi negara-negara Barat yang cinta dunia dan hanya mengambil manfaat sesaat. Keunggulan yang dibanggakan pun bukan terkait betapa heroiknya mereka menolong agama mereka, namun hanya sebatas pencapaian duniawi saja. Rusaknya generasi Islam, tentu adalah rentetan imbas dari diberlakukannya sistem kapitalisme yang sedang mencengkeram dunia. Sistem ini, akan tetap bertahan dan semakin kuat jika dari kaum muslim sendiri tak berbenah dan kembali pada syariat agamanya.

Jangan Terjebak Romantisme Sejarah

Adanya cengkeraman kapitalisme di semua lini kehidupan, mampu memorak-porandakan kehidupan islami di wilayah Arab. Arab yang dulu menjadi rujukan beragama dari seluruh kaum muslim, kini malah gencar mengikuti tren sekuler. Hal ini sangat berbahaya bagi kaum muslim yang senantiasa terjebak dalam romantisme sejarah.

Islam yang turun di tanah Arab, pun dengan nabi yang berbangsa Arab, menjadikan Jazirah Arab sebagai salah satu rujukan terhadap permasalahan agama. Sebab, di sanalah tumbuh para ulama-ulama mukhlisin yang mengajarkan dan menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok dunia. Ditambah dengan dua tanah suci yang selalu menjadi kebahagiaan terbesar kaum muslim untuk dikunjungi.

Namun, saat ini tangan, kaki, dan mulut para ulama ini telah diikat dengan peraturan dari penguasanya. Sertifikasi ulama dengan standar penguasa menjadi syarat untuk berdakwah. Hukuman penjara, bahkan tak jarang siksa juga didapat ketika ada ulama yang berani membicarakan masalah syariat yang tak diterapkan oleh penguasa. Inilah potret negeri-negeri Arab saat ini, yang jauh dari gambaran kehidupan Islam sejati. Oleh karena itu, jangan terlena dengan romantisme sejarah, yang nyatanya saat ini sudah punah.

Khilafah Melindungi Rakyat dari Kemaksiatan

Satu-satunya negara yang dapat diandalkan kaum muslim untuk menjaga akidah dan keimanan mereka hanyalah Khilafah. Dan Khilafah yang kedua ini tak bersyarat harus di negeri Arab. Negara yang mampu dan siap mewujudkannya maka Allah tetapkan sebagai majal (tempat) berdirinya Khilafah yang kedua.

Khilafah akan menggunakan syariat Islam sebagai satu-satunya hukum yang diterapkan dalam negara. Perjudian yang terdapat dalam kasino (gedung atau kamar yang digunakan untuk berjudi, berdansa, dan sebagainya) tentu akan ditolak keberadaannya. Sebab, Islam mengharamkan perjudian. Dalam surah Al-Maidah ayat 90, Allah Swt. berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan"

Dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan bahwa, kondisi orang-orang beriman yang diseru dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang percaya dan taat pada syariat Islam. Sesungguhnya pada hal-hal seperti khamar, judi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib adalah perbuatan yang akan menjauhkan kaum muslim dari mengingat Allah Swt. Dan semua hal di atas adalah perbuatan dosa yang diperindah oleh setan agar manusia melakukannya. Maka, jika kaum muslim berhasil menjauhinya, semoga mereka akan mendapat surga yang kekal.

Dalam larangan syariat tersebut, negara Khilafah akan melarang praktik judi, minum khamar, dan lain-lain demi melindungi akidah rakyatnya, serta demi menegakkan syariat sebagai landasan negara. Lantas, adakah kaum muslim diperbolehlan menikmati dunia?

Dunia adalah Kenikmatan Fana

Sejatinya dunia bersifat sementara. Keabadian hanya ada pada kehidupan setelah kematian. Keimanan ini yang selalu dipegang oleh kaum muslim hingga kini. Dunia adalah tempat manusia berlelah dan bersusah payah demi mengumpulkan pahala.

Allah Swt. telah menjanjikan surga dengan segala kenikmatan yang tak dapat dirasakan manusia di dunia. Itulah tempat kenikmatan hakiki yang disiapkan Allah bagi hambanya yang taat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda "Allah berfirman (artinya): Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh (kenikmatan Al Jannah) yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia." (HR. Muslim no. 2824)

Sedangkan di dunia, tentu manusia diperbolehlan untuk menikmatinya. Allah telah ciptakan dunia dan seisinya untuk manusia. Namun, Allah membatasi pula kesenangan manusia dengan syariat-Nya. Barang siapa yang mampu menahan hawa nafsu dunia maka beruntunglah ia.

Khatimah

Adanya cengkeraman kapitalisme di dunia ini, tak lantas menjadikan kaum muslim lemah dan secara praktis mengikuti sistem mereka. Sebagai seorang muslim yang Allah anugerahi sebagai umat terbaik, seharusnya kaum muslim bekerja keras mengembalikan kehidupan Islam dengan penerapan syariat dalam segala lini kehidupan. Sehingga kaum muslim tak menjadi objek penjajahan baik dari segi pemikiran maupun ekonomi oleh negara-negara kafir penjajah.
Allahu a'lam bisshowwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Bestie, Yuk Melek Politik!
Next
Saling Berbagi Hadiah, Suburkan Mahabah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram