"Buku ini pun memuat 30 hikmah yang diikatkan dengan 30 ayat cinta Allah dalam Al-Qur'an. Sehingga, saat kita menyelami tiap rangkaian katanya, kita akan mendapatkan pula hikmah dari ayat-ayat cinta-Nya."
Judul Buku: Hikmah Ayat-Ayat Cinta
Penulis: Lilik Yani
Penerbit: SSCQ Publishing
Tahun Terbit: Agustus 2022
Tebal Buku: 214 halaman
Ukuran Buku: 14 x 20 cm
Peresensi: Choirin Fitri
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.com-Sebagai seorang muslim kita tentu sangat familiar dengan yang namanya Al-Qur'an. Selain sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur'an pun digadang-gadang sebagai mukjizat yang paling luar biasa karena tak lekang dimakan waktu dan tak aus dimakan usia. Meski diturunkan oleh Allah ratusan tahun yang lalu, sampai detik ini hingga akhir dunia nanti isinya masih relevan.
Apalagi Al-Qur'an memang tak hanya sekadar buku bacaan, tetapi buku panduan hidup. Kitab yang berisi tata cara menjalani kehidupan sesuai dengan arahan Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan, Allah Swt. Dialah Al-Khalik Al-Mudabbir.
Kita tentu memahami bahwa setiap ciptaan pasti ada aturan dari penciptanya. HP misalnya. Meski jenisnya sama-sama HP, namun antara satu pabrik dengan pabrik yang lainnya pasti memiliki aturan dan spesifikasi yang berbeda. Andaikan aturannya ditukar-tukar atau si pemilik HP membuat aturan seenaknya sendiri bisa jadi HP tersebut bakal rusak.
Nah, manusia pun demikian. Ia adalah makhluk ciptaan Allah. Sehingga, hanya Allah lah yang berhak mengaturnya. Bukan yang lainnya. Bukan pula ia membuat aturan untuk dirinya sendiri.
Buku berjudul "Hikmah Ayat-Ayat Cinta" ini berisi mutiara-mutiara indah dalam Al-Qur'an. Dibahas dari sudut yang cantik. Yakni, penerapan dalam kehidupan sehari-hari penulis buku ini yang merasakan ada banyak hikmah dalam tiap ayat cinta-Nya.
Buku ini berbentuk story telling. Berisi kisah-kisah penulis saat berinteraksi dengan kehidupan dunia, lingkungan sekitar, dan berbagai hal yang dikaitkan dengan ayat Al-Qur'an. Sehingga, saat membacanya kira akan menyelami banyak hikmah yang penulis rasakan.
Salah satu kelebihan karya tulis jenis story telling adalah mengaduk-aduk perasaan. Mengapa? Karena memang ditulis berdasarkan rasa yang ada dan betul-betul dirasakan. Sehingga, saat kita membaca buku ini pun perasaan kita akan diaduk-aduk.
Saat penulis menuliskan hikmah yang bahagia, perasaan kita pun akan bahagia. Seperti pada judul "Allah Persatukan Hati Orang yang Beriman". Berbeda saat kita membaca bab yang berjudul "Kanker Bukan Penyebab Kematian". Kita akan diajak bermuhasabah, sejatinya hidup mati di tangan Allah. Berbeda rasa pula saat kita membaca Bab ke-6. Dalam bab ini kita akan menemukan bagaimana wasilah atau cara yang ditempuh penulis untuk mendapatkan cinta Allah.
Hikmah demi hikmah ditulis oleh penulis dengan model harian. Karena penulis adalah muasis Komunitas SSCQ (Sahabat Surga Cinta Qur'an). Maka, buku ini pun lahir saat challenge berlangsung. Mengambil satu ayat dari tiap juz yang dibaca harian. Lalu, mengejawantahkannya dalam tulisan penuh hikmah.
Buku ini pun memuat 30 hikmah yang diikatkan dengan 30 ayat cinta Allah dalam Al-Qur'an. Sehingga, saat kita menyelami tiap rangkaian katanya, kita akan mendapatkan pula hikmah dari ayat-ayat cinta-Nya.
Beberapa kutipan menarik dari buku yang mungkin bisa jadi pertimbangan untuk bersegera menikmati rangkaian hikmah dari buku ini adalah:
"Jika sudah punya bekal. Anggap saja kematian itu sebagai destinasi. Perjalanan yang menyenangkan karena akan bertemu dengan Allah pemilik surga yang indah. Bagaimana bisa bertemu Allah di surga, jika kita tak melewati kematian?" Tanya Ustaz lagi. (Halaman 33)
"Jika Nabi Adam dan Hawa perlu 40 tahun untuk kembali bertemu dan tobat diterima hanya karena menjalankan pelanggaran, bagaimana dengan kita yang tak bisa menghitung betapa serangkaian dosa mudah dilakukan tanpa merasa bersalah?" (Halaman 54)
"So, tak ada kesulitan sedikit pun bagi Allah untuk menghentikan sel kanker. Jangankan menghentikan, menghilangkan hingga akar pun sangat mudah bagi Allah." (Halaman 120)
"Kesungguhan kita berupaya dan berdoa, semoga jadi wasilah yang menuntun orang tua agar kembali ke jalan kebenaran. Selagi orang tua masih hidup, meski beda keyakinan, kita bisa mendoakan." (Halaman 148)
"Nikmati dialog mesra dengan Allah ini! Jangan terburu-buru karena ingin segera kholas! Rasakan indahnya setiap ayat-ayat cinta Allah, maka akan bisa merasakan pesonanya! Semakin dibaca bukannya bosan, namun akan tertarik untuk membaca kembali." (Halaman 197)
Ada sedikit kekurangan dalam buku ini yang menurut peresensi sedikit mengganggu jika dipandang dari kacamata seorang editor. Masih ditemukan typo di beberapa tulisan. Kemungkinan karena penulis dan editor dari penerbit indie kurang jeli. Namun, insyaallah kekurangan ini tidak akan mengurangi nilai-nilai luar biasa yang ditorehkan oleh penulis. Beliau berharap tiap penggal tulisannya bisa menginspirasi kebaikan dan menjadi saksi kelak ketika menghadap Rabb-nya. Barakallah.[]
photo : pribadi