Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Belajar

"Orang yang ahli dalam Al-Qur'an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar. Dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur'an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali. (Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)”

Oleh. Yuli Juharini
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pernah dengar kata-kata seperti ini?
“Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu. Belajar setelah dewasa, laksana mengukir di atas air.”

Kata-kata itu bukan hadis, namun maknanya sangat dalam. Lalu, siapakah yang pertama kali mengeluarkan perkataan tersebut?

Adalah seorang ulama besar yang berada pada level tabiin, yang bernama Al-Hasan Al-Bashri. Beliau lahir pada akhir masa kekhilafahan Umar bin Al-Khattab r.a, beliaulah yang pertama kali mengeluarkan perkataan tersebut. Hal itu terdapat dalam kitab Jami' Bayanil' Ilmi wa Fadhlihi karya Ibnu Abdil Barr jilid 1 halaman 357.

Sungguh dalam makna dari perkataan tersebut. Jika belajar dilakukan dari kecil, maka sama halnya mengukir di atas batu. Batu mudah sekali diukir. Berbeda jika belajar setelah dewasa, laksana mengukir di atas air. Sungguh sulit mengukir di atas air, bahkan bisa dikatakan hal itu mustahil, kecuali airnya membeku berubah jadi es, barulah bisa diukir. Namun ukiran itu akan menghilang setelah esnya kembali mencair.

Hal itu terjadi pada diriku. Dan tulisan ini menggambarkan betapa sulitnya belajar setelah dewasa. Hanya pertolongan Allah Swt. saja yang membuat aku bisa bertahan sambil terus belajar. Semoga tulisan ini bisa memberi motivasi untuk teman-teman yang ingin belajar tentang Islam walaupun usia sudah tidak muda lagi.

Walaupun aku terlahir sebagai seorang muslimah, namun aku belajar membaca Al-Qur'an ketika usiaku sudah memasuki kepala empat, lebih tepatnya pada waktu itu usiaku 43 tahun. Padahal, ketika masih kecil kedua orang tuaku selalu menyuruhku belajar mengaji, namun aku selalu menolaknya hingga akhirnya mereka menyerah, tidak pernah menyuruhku lagi (ya Allah, ampunilah kedua orang tua hamba).

Akhirnya, setelah dewasa dan berumah tangga, baru terasa bahwa belajar mengaji itu sangat penting. Makin banyak belajar, makin mengerti bahwa ternyata selama ini sedikit sekali ilmu agama yang aku ketahui.

Aku belajar baca huruf hijaiah mulai dari Iqra. Dan Bu Tri, sebagai guru pembimbing sangat sabar dan telaten mengajariku tanpa sedikit pun mengeluh. Bila aku lupa menyebutkan huruf yang sudah diajarkannya, beliau tidak pernah menunjukkan raut muka kesal ataupun marah. Beliau selalu tersenyum.

Karena proses belajar dimulai tatkala usia sudah mendekati senja, bisa dibayangkan betapa sulitnya, namun puji syukur pada Allah Swt. yang sudah mengirimkan seorang guru pembimbing seperti Bu Tri, semoga beliau mendapat keberkahan dari Allah Swt.

Setelah 9 tahun berlalu, akhirnya aku bisa membaca Al-Qur'an sekaligus belajar tentang Islam secara kaffah. Walaupun terkadang bacaanku masih terbata-bata, namun aku tidak putus asa. Selalu memperbaiki diri agar bacaanku semakin tartil.

Aku selalu ingat akan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Abu Daud, di mana Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang ahli dalam Al-Qur'an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar. Dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur'an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.”

Ketika Bapak Wali Kota Tangerang, H. Arief. R. Wismansyah meresmikan secara langsung sebuah Program Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur'an bagi lansia tahun 2022 pada Januari lalu, alhamdulillah pada saat itu aku sudah bisa membaca Al-Qur'an dan bisa memotivasi para peserta yang rata-rata memang sudah lansia. Ada haru di dada ketika dijadikan contoh oleh guru pembimbing yang mengajarkan huruf hijaiah pada lansia tersebut. Beliau mengatakan, tidak ada yang tidak bisa selama kita mau belajar, walaupun usia sudah lanjut.

Kini usiaku mendekati 57 tahun, dan hingga hari ini, aku tetap belajar tentang Islam secara kaffah. Untuk teman-teman yang usianya tidak jauh beda denganku, tapi belum bisa membaca Al-Qur'an, jangan berkecil hati. Selama kita masih diberi kesempatan oleh Allah Swt. maka teruslah belajar, jangan putus asa. Karena putus asa adalah dosa. Allah Swt. tidak pernah menilai hasil namun yang dinilai adalah usaha. Yakinlah, bahwa apa yang kita pelajari itu sangat berguna, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak.

Dan bagi mereka yang sudah belajar dan mengerti, jangan lupa untuk mengajarkan kembali pada yang lainnya. Karena menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya.”[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Yuli Juharini Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Baju Adat Jadi Seragam Sekolah, demi Nasionalisme atau Sekularisasi?
Next
Novel Kampungan dan Bapakku
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram