"Membaca buku-buku Islam akan membuat kita tahu arah tujuan hidup kita mau ke mana. Juga kita jadi tahu rincian syariat di dalam perkara ibadah maupun muamalah. Bisa dikatakan buku adalah teman duduk yang paling setia. Para ulama dan ilmuwan bisa betah membaca buku berjam-jam. Tidak hanya membaca, mereka juga menghafalnya."
Oleh. Ragil Rahayu
(Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.com-Jika ada seseorang sedang duduk sambil melihat dengan antusias pada benda pipih di tangannya sambil sesekali tersenyum atau mengernyit, kira-kira benda apa yang ada di tangannya? Ponsel? Banyak dari kita akan menduga bahwa benda pipih itu adalah ponsel. Padahal bisa jadi benda itu adalah buku.
Ya, gestur seseorang yang membaca buku sebenarnya mirip dengan gestur orang yang melihat ponsel. Namun, pemandangan yang banyak ada di sekitar kita adalah orang yang melihat ponsel. Entah sedang membaca berita, scrolling medsos, melihat video, menikmati foto, main gim, dan lain-lain.
Sedangkan pemandangan orang yang sedang asyik membaca amat jarang kita lihat. Ya, memang minat baca orang Indonesia amat rendah. Padahal, ini hal yang bahaya. Bill Gates mengatakan, "Jika budaya kamu tidak menyukai orang-orang kutu buku, kamu berada pada masalah yang serius."
Seorang muslim selayaknya suka membaca, karena membaca merupakan perintah Islam. Ayat Al-Qur'an yang pertama turun adalah perintah membaca. Allah Swt. berfirman,
{اقْرَأْ (1) بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (2) خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (3)}
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah." (QS. Al-Alaq: 1-3)
Rasulullah saw. memandang penting aktivitas membaca. Beliau menjadikan tebusan bagi tawanan Perang Badar adalah mengajari penduduk Madinah membaca dan menulis.
Para ulama juga merupakan orang yang gemar membaca. Ibnu Malik (ulama nahwu) membagi kegiatannya menjadi tiga, yaitu salat, menulis, dan membaca. Bahkan ketika sedang safar dan sampai di tujuan, beliau menyingkir dari rombongan dan ketika dicari ternyata sedang bercengkerama dengan buku. Ulama lain yaitu Imam An-Nawawi juga sangat gemar membaca buku. Dalam sehari beliau mampu membaca 12 buku pelajaran. Masyaallah!
Pada era digital seperti sekarang memang ponsel pintar begitu menarik perhatian. Akibatnya, minat terhadap buku amat kurang. Indonesia merupakan negara yang warganya sangat aktif berceloteh di media sosial, tetapi kurang membaca buku. Akibatnya, kita sering menemukan debat unfaedah di medsos.
Manfaat Membaca
Demikianlah, membaca itu sangat penting. Dengan membaca buku Islam, kita akan mengenal Allah, Rasulullah, dan agama Islam. Dengan membaca pula ilmu kita bertambah untuk bekal kita menghadapi masalah hidup di dunia.
Dengan membaca, kita akan memiliki kemampuan analisis sehingga bisa mengurai masalah yang dihadapi dan memudahkan untuk menyelesaikannya. Membaca juga memberi kita inspirasi sehingga muncul ide-ide segar.
Membaca akan membuat mata kita terbuka dan menyadari bahwa dunia itu luas, tidak sesempit daun kelor. Pada saat tertimpa masalah, kita bisa tetap tersenyum karena tahu bahwa banyak yang lebih berat masalahnya daripada kita. Masih ada banyak manfaat membaca lainnya.
Bekal Calon Pemimpin
Ada ungkapan, "A reader today, a leader tomorrow." Maknanya adalah bahwa dengan membaca kita sedang menyiapkan diri kita menjadi pemimpin masa depan. Mengapa demikian? Karena salah satu syarat kompetensi seorang pemimpin adalah wawasan yang luas. Hal tersebut bisa kita peroleh dengan membaca.
Berikut tips agar kita suka membaca:
1. Bacalah buku yang kita suka.
Hal pertama agar suka membaca adalah menumbuhkan minat pada bacaan. Oleh karenanya, kita awali dengan membaca buku yang kita sukai. Namun, untuk tahap lebih lanjut, kita sebaiknya membaca buku yang kita butuhkan, bukan hanya yang kita sukai.
2. Bacalah buku yang banyak gambarnya.
Ini biasanya dilakukan untuk menumbuhkan minat baca. Buku bergambar atau komik biasanya lebih mudah dinikmati. Jika sudah suka membaca, buku ensiklopedia maupun sirah yang tebal pun terlihat menarik.
3. Letakkan buku di tempat yang mudah dijangkau.
Hal ini memudahkan kita untuk mengambilnya dan membacanya.
4. Bacalah buku yang tipis.
Buku yang tebal mungkin membuat kita takut atau enggan membaca. Jika sudah terbiasa membaca buku yang tipis, selanjutnya bisa beranjak ke yang lebih tebal.
5. Tatalah buku di rak buku secara menarik.
Hal ini agar kita tertarik untuk mengambil dan membacanya. Jangan lupa menyampul buku agar cantik dan rapi.
6. Buatlah atau ikuti komunitas literasi.
Ini untuk anak muda sehingga punya teman seumuran yang sama-sama suka membaca.
7. Sediakan minuman dan camilan.
Minuman dan camilan sebagai teman membaca sehingga makin betah membaca.
8. Membacalah di tempat terang sehingga mata tidak mudah lelah.
Jangan lupa, niatkan membaca buku adalah untuk meraih rida Allah. Dengan demikian kita akan terhindar dari membaca buku yang isinya sia-sia.
Jika membaca buku yang berisi pemikiran di luar Islam seperti sosialisme dan kapitalisme, sebaiknya kita sudah memiliki fondasi akidah yang kukuh. Jangan lupa niat dan tujuan kita membaca buku tersebut adalah untuk mengkritisi kesalahannya.
Pastikan kita membaca buku yang positif saja. Membaca buku yang didominasi kisah-kisah sedih akan membuat kita terbawa perasaan dan jadi mudah sedih. Membaca buku cerita tentang kekerasan, jika tidak hati-hati, bisa membuat hati kita keras.
Membaca buku-buku Islam akan membuat kita tahu arah tujuan hidup kita mau ke mana. Juga kita jadi tahu rincian syariat di dalam perkara ibadah maupun muamalah. Bisa dikatakan buku adalah teman duduk yang paling setia. Para ulama dan ilmuwan bisa betah membaca buku berjam-jam. Tidak hanya membaca, mereka juga menghafalnya.
Ada sebuah kutipan menarik, bunyinya, "Kalau kita membaca buku yang sama dengan yang dibaca orang lain, kita hanya bisa berpikir seperti orang lain." (Haruki Murakami)
Artinya, jika kita makin banyak membaca, pengetahuan akan makin luas sehingga makin cerdas. Joseph Brodsky mengatakan, "Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya."
Sahabat muslimah, marilah kita bentuk kecintaan pada ilmu dan kecintaan pada buku dan wujud kecintaan tersebut adalah dengan membacanya dan merawat buku sebaik-baiknya. Wallahu a'lam bishawab.[]