”Masa ketika pemuda menjadi penegak peradaban mulia di tengah kejahiliahan yang merajalela. Pemuda yang ber-syakhsiyah Islam, mempunyai pola pikir dan pola sikap Islam. Pemahaman Islam sebagai satu-satunya ideologi yang benar dan menjadi pembawa rahmat bagi semua umat manusia di penjuru dunia.”
Oleh. Nita Savitri
(Pemerhati Kebijakan Publik dan Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Di setiap zaman, pemuda menjadi sosok dan pemain utama dalam perubahan. Pemuda yang berwawasan luas, bertekad kuat, dan bervisi mulia akan menjalankan misinya untuk meraih cita dan harapan yang diimpikannya.
Pemuda sebagai harapan bangsa/umat menjadi tulang punggung adanya perubahan yang diinginkan. Baik yang sifatnya positif maupun negatif. Generasi penerus kehidupan berikutnya, menjadi lebih baik atau sebaliknya.
Sejarah mencatat bagaimana kepeloporan sosok pemuda menjadi agen perubah di setiap negeri dan masa. Keberanian, kekuatan, baik fisik maupun berpikir menjadikan pemuda sebagai sosok terdepan memimpin perubahan zaman. Maka tidak mengherankan, gerak pemuda dijadikan sebagai pedoman penentu masa depan.
Kemerdekaan Indonesia pun tidak luput dari sepak terjang para pemuda yang gigih merebut dan memperjuangkannya. Semangat juang mengusir penjajah dari bumi nusantara, membuat Belanda, Jepang, dan terakhir Inggris, hengkang dari bumi nusantara. Keterlibatan pemuda laksana pemantik, pencetus ide yang cemerlang, berani out of the box, dan strategi yang jitu untuk meraih tujuan. Semangatnya yang membara memanaskan jiwa-jiwa lemah dan putus asa dalam menghadapi hambatan, gangguan untuk meraih cita-cita.
Aksi Pemuda Indonesia
Tertulis dalam sejarah, bagaimana kisah heroik para pemuda untuk mendesak Bung Karno agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dengan menculik keduanya ke Rengasdengklok, pada 16 Agustus 1945. Meskipun melewati perdebatan sengit antara golongan tua (Bung Karno, Hatta, Ahmad Soebardjo), dan beberapa anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang menginginkan kemerdekaan melalui PPKI. Sementara kelompok pemuda bersikeras agar kemerdekaan segera diproklamasikan setelah pengeboman Hiroshima dan Nagashaki, dan Jepang bertekuk lutut pada Sekutu pada 15 Agustus 1945.
Para pemuda beralasan jika tidak segera diproklamasikan kemerdekaan, khawatirnya Belanda kembali menjajah dengan membonceng sekutu. Berkat aksi pemuda yang dipimpin Sutan Sjahrir, akhirnya dibuatlah naskah proklamasi pada malam harinya, dan diumumkan kemerdekaan Indonesia di keesokan harinya oleh Soekarno-Hatta (Kompas.com, 29/4/22).
Perjuangan arek-arek Suroboyo pimpinan Bung Tomo juga dengan gigihnya melawan pasukan NICA dan sekutu, yang memberi ultimatum kepada warga Surabaya agar menyerahkan senjata kepada mereka. Perjuangan yang disemangati semangat jihad mengusir kafir penjajah inilah yang merontokkan kekuatan pasukan sekutu. Pertempuran sengit pada 10 November merupakan pertempuran pertama pasca kemerdekaan yang dimenangkan oleh pihak Indonesia dan dipelopori kaum pemuda dengan semangat yang dikobarkan oleh Bung Tomo.
Pada bulan Oktober, kita juga senantiasa diingatkan dengan aksi para pelajar yang tersebar di nusantara untuk menyuarakan Sumpah Pemuda. Mereka bersatu tekad untuk bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Kesatuan yang dibalut ikatan nasionalisme yang diagungkan ini, diharapkan mampu mengusir penjajahan bangsa asing. Gelora persatuan yang membakar pemuda untuk berjuang bersama menghadapi para penjajah, tanpa memandang perbedaan suku, agama, dan bahasa. Sontak persatuan berbagai kumpulan pemuda dari beragam daerah di Indonesia, sempat membuat ciut nyali Belanda. Sebelumnya bangsa yang terkenal dengan VOC-nya ini, hanya menghadapi perjuangan anak bangsa berdasar tempat tinggalnya.
Dari gambaran di atas, banyak peristiwa fenomenal yang selalu melibatkan gerak dari para pemuda. Keberanian dan kepeloporan mereka meraih cita-cita luhur, menjadi bukti sejarah bahwa pemuda merupakan generasi perubah. Mereka merupakan sosok pemimpin masa depan, penerus visi-misi bangsa dan umat untuk mencapai kemenangan. Kita pun bisa menengok aksi pemuda di masa Rasulullah saw. yang penuh teladan sepanjang zaman.
Mush’ab bin Umair, Pembuka Peradaban
Sosok sahabat Mush’ab bin Umair tidak bisa dipisahkan dari proses hijrahnya Rasulullah ke Madinah. Beliau adalah duta pertama yang dikirim Rasulullah untuk membuka jalan agar Madinah siap menerima kepemimpinan Islam. Berkat pertolongan Allah Swt. dan kelihaian diplomasi serta pemahaman Islam yang dimiliki, beliau mampu menundukkan tokoh-tokoh Madinah menjadi muslim. Usaid bin Hudhair dan sepupunya Sa’ad bin Muadz, keduanya merupakan tokoh dari Bani Abd al-Asyhal, berdua merasakan kebenaran dan kemuliaan Islam melalui lisan Mush’ab.
Kedua tokoh tersebut menjadi pelopor masuknya kaum muslim Madinah lainnya. Hal ini sudah menjadi rahasia umum, jika simpul umat sudah memegang teguh keyakinan Islam, maka berduyun-duyun anak buahnya juga akan mengikutinya. Sehingga dalam tempo setahun, Mush’ab berhasil mengubah Madinah yang dulunya penuh kemusyrikan berubah menjadi ketauhidan menyembah satu Tuhan, Allah Swt.
Muhammad Al-Fatih, Penakluk Konstantinopel
Demikian pula kita mengenal sosok pemuda, 21 tahun, yang menjadi pembebas Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453, beliau adalah Muhammad Al-Fatih yang menjadi pembukti kebenaran hadis Rasulullah.
“Akan dibebaskan kota Konstantinopel oleh kalian, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu.” (HR. Ahmad).
Dalam pertempuran sengit selama 53 hari tersebut, keberanian, dan kecerdasan beliau yang melebihi rata-rata, membuat pasukannya berhasil mewujudkan bisyarah Rasulullah saat Perang Khandaq.
Pemuda selain diberi kelebihan kekuatan fisik, mereka juga memiliki ambisi dan semangat mudanya, yang mampu mengalahkan rasa takut, mudah menyerah, pesimis, dan lain-lain yang menyangkut jiwa manusia. Maka tidak mengherankan jika kita mengetahui bahwa Bung Karno yang ahli pidato, mempunyai kalimat penggugah buat kaum muda yaitu “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Aksi Pemuda Zaman Now
Namun anehnya di zaman serba canggih ini, kita melihat semakin banyak pemuda yang terjerumus ke dalam lubang nista. Mereka menjadi pecandu narkoba, miras, gaul bebas, tawuran, hingga penipuan berkedok bisnis menggiurkan. Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena adanya kecanggihan teknologi membuat dunia tiada batas. Semua serba dekat dan mudah, dengan berbagai aplikasi yang ditawarkan dalam dunia maya. Sehingga wajar, semakin banyak pengaruh negatif berseliweran di dunia yang digandrungi tua-muda ini.
Hal ini juga diperparah dengan sistem kehidupan yang semakin liberal, semua serba bebas tanpa aturan yang tegas. Kacaunya sistem pendidikan yang gonta-ganti kurikulum plus segala masalah tenaga pengajar dan fasilitas pendidikan. Ditambah pula kondisi keluarga yang serba materialistis dan mementingkan kepentingan masing-masing keluarga. Orang tua sibuk mencari uang, anak-anak tidak diperhatikan dari sisi pemahaman iman dan tujuan kehidupan. Akhirnya lahir generasi yang lemah iman dan hanya menganggap agama sebagai formalitas belaka. Naudzubillah.
Negara juga turut menciptakan lingkungan yang serba bebas, dengan dibiarkan pola pakaian, hidup, cara pikir yang meniru budaya/ideologi asing. Pengaruhnya bertebaran di berbagai media elektronik maupun sosial media. Kurikulum pendidikan yang tidak jelas visi-misinya, turut berpengaruh dalam menghasilkan generasi strawberry. Manis di permukaan, rapuh di dalam, karena mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
Apalagi paham moderasi beragama mulai disuguhkan dengan kemasan manis berdalih toleransi atau menghargai keberagaman, tidak merasa benar sendiri, menganggap semua agama adalah sama kedudukannya. Paham inilah yang membahayakan akidah muslim, terutama generasi mudanya. Mereka akan menganggap semua agama adalah benar, dan masing-masing agama mempunyai kesamaan tujuan, meski berbeda Tuhan. Sehingga banyak dijumpai pernikahan beda agama, yang menimpa generasi muslimah. Hal tersebut dianggap sah, walaupun di dalam akidah Islam, tidak boleh/haram seorang muslimah menikah dengan pria yang bukan muslim. Pernikahannya akan dianggap zina di dalam pandangan Islam.
Mewujudkan Pemuda Harapan Masa Depan
Sejarah telah mencatat masa kejayaan Islam yang berlangsung selama 13 abad lebih, dari hijrahnya Rasulullah ke Madinah sampai runtuhnya sistem Islam/Khilafah pada tahun 1924 M (1342 H). Generasi di masa kegemilangan Islam sebagai sistem kehidupan, telah melahirkan pelopor-pelopor peradaban yang memberi sumbangsih bagi kemajuan dunia. Banyak perkembangan ilmu dan teknologi mengalami zaman keemasan di masa tersebut. Adanya kejahatan dan pelanggaran hukum pun sangat minimal, yaitu hanya 200 kasus selama kurun 13 abad. Sehingga wajar sebagai seorang muslim, tentunya merindukan masa kejayaan tersebut.
Masa ketika pemuda menjadi penegak peradaban mulia di tengah kejahiliahan yang merajalela. Pemuda yang ber- syakhsiyah Islam, mempunyai pola pikir dan pola sikap Islam. Pemahaman Islam sebagai satu-satunya ideologi yang benar dan menjadi pembawa rahmat bagi semua umat manusia di penjuru dunia.
Maka mewujudkan pemuda yang mengembangkan potensinya demi Islam, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu upaya yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan. Hal ini butuh kerja sama antara pihak keluarga, lingkungan, dan partai politik ideologis.
- Keluarga
Keluarga merupakan fondasi awal pembentukan pemuda. Penanaman akidah Islam dalam diri individu secara kuat, dimulai dari usia dini, remaja, sampai menginjak dewasa. Pemahaman bahwa Islam sebagai aturan kehidupan, diajarkan dari perkara sederhana (makan, minum, pakaian, urusan pribadi individu). Sehingga, anak akan terbiasa hidup dengan pola aturan Islam dan tidak akan rela jika melepas atau menggantinya dengan aturan lain.
- Lingkungan Islami
Lingkungan tempat tinggal maupun pendidikan sangat mempengaruhi pembentukan generasi/pemuda dengan pemahaman Islam ideologis. Jika lingkungan masih murni, belum terpengaruh pemikiran/budaya asing, maka akan lebih memudahkan terbentuknya pemuda dengan karakter yang dicita-citakan, yaitu Islam ideologis. Suasana yang diliputi keimanan, akan menempa pribadi individu menjadi muslim yang tangguh dan kuat akidahnya. Ditambah dengan antaranggota masyarakat terjalin kebiasaan beramar makruf nahi mungkar, maka akan terkontrol keimanan ketika mengalami kekhilafan.
- Bergabung dengan Partai Islam Ideologis
Partai politik (kutlah) merupakan kumpulan individu yang mempunyai tujuan, visi, dan misi yang sama. Pembentukan pemuda yang berkepribadian Islam menjadi tujuannya. Mereka yang tergabung dalam gerakan ini mempunyai misi yang sama, yaitu mendakwahkan Islam kaffah agar dapat melangsungkan kehidupan Islam. Metode dakwah yang diemban pun, meneladani apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Tahapan pembinaan/ tatsqif dijalankan untuk membersihkan pengaruh pemikiran asing dalam diri setiap pemuda. Setelah mempunyai akidah yang kuat dan telah mendarah daging ideologi Islam ke dalam diri mereka, maka dilakukan tahapan interaksi dengan umat. Hal ini untuk mewujudkan kesadaran umum terhadap pemahaman Islam kaffah, ditempuh melalui perjuangan politik dan membongkar makar/rencana asing.
Keyakinan kuat terhadap janji Allah Swt. dengan tegaknya kembali Khilafah ala minhajin nubuwwah, yang akan terus mendorong mereka melakukan ikhtiar dengan berdakwah secara istikamah. Tertulis pula firman Allah Swt. dalam QS. An-Nur ayat 55:
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
Partai akan menempuh tahapan terakhir yakni menerima kepemimpinan Islam, ketika dukungan umat sudah terwujud. Gambaran yang sudah dicontohkan Rasulullah saw. pada saat menerima kepemimpinan dari para tokoh Madinah. Insyaallah hal tersebut akan terlaksana di tangan para pemuda harapan umat, generasi penegak peradaban idaman.
Wallahu a'lam bishawwab.[]