Perjuangan Tak Kenal Lelah

Hal itu berlangsung selama berhari-hari. Meskipun ia terluka, merasa lapar dan lelah, ia tetap bertahan. Pada suatu waktu, Santiago berhasil mendapatkan ikan marlin tersebut. Ia membayangkan betapa mahalnya harga ikan tersebut bila dijual di pasar.

Oleh: Maryam Qonita Balqis

Judul Buku: The Old Man And The Sea
Penulis: Ernest Hemingway
Tahun Terbit: 2016
Penerbit: Narasi, Yogyakarta
Jumlah Halaman: 164
ISBN: 979-168-435-9
Harga: Rp30.000,00

NarasiPost.com - “Hadapi mereka,” katanya. “Aku akan melawan mereka sampai aku mati.” --- Santiago (halaman 149).

Ernest Miller Hemingway (1899-1961) adalah seorang penulis dan jurnalis asal Amerika Serikat. Selama masa hidupnya, ia berhasil menerbitkan 7 novel, 6 kumpulan cerita pendek, dan 2 buah nonfiksi. Gaya penulisan Hemingway yang datar tanpa embel-embel menjadi terkenal sehingga telah dan masih sering diparodikan.

Ia berhasil meraih Pulitzer Prize pada tahun 1952 untuk karyanya, The Old Man And The Sea dan meraih Nobel Prize pada tahun 1954 untuk bidang sastra. The Old Man And The Sea menjadi karya yang fenomenal karena mengisahkan tentang petualangan serta perjuangan seorang pria tua dalam menangkap ikan besar di tengah Samudra Atlantik.

Ada banyak pesan moral yang bisa didapat dari novela ini, berkaitan dengan persahabatan, perjuangan hidup, dan kegigihan dalam bekerja.

Buku berjudul The Old Man And The Sea karya Ernest Hemingway, berkisah tentang Santiago, seorang nelayan tua yang berpengalaman. Namun di suatu waktu, ia melewatkan 84 hari tanpa menangkap seekor ikan pun. Masyarakat menyebutnya sebagai salao, yaitu bentuk terburuk dari ketidakberuntungan. Karena sebutan itulah. Manolin, bocah laki-laki yang sering membantu Santiago, dilarang oleh kedua orang tuanya, dan memintanya untuk membantu nelayan-nelayan lain yang lebih sukses dan lebih banyak menangkap ikan.
Pada hari ke-85, Santiago pergi berlayar sendirian ke Gulf Stream yang terletak di Samudra Atlantik. Gulf Stream sendiri terkenal dengan arus derasnya. Siangnya, umpannya dimakan oleh ikan marlin berukuran sangat besar. Santiago tak mampu menarik tali kailnya, malah justru ia yang ditarik oleh ikan itu.

Hal itu berlangsung selama berhari-hari. Meskipun ia terluka, merasa lapar dan lelah, ia tetap bertahan. Pada suatu waktu, Santiago berhasil mendapatkan ikan marlin tersebut. Ia membayangkan betapa mahalnya harga ikan tersebut bila dijual di pasar.

Ernest Hemingway benar-benar membuat takjub para pembacanya dengan gaya penulisannya yang khas. Datar tapi meninggalkan kesan yang luar biasa. Adapun istilah-istilah asing, seperti ‘qua va’ dan ‘galanos’, dapat menambah kosa kata asing bagi para pembaca. Sayangnya, pada halaman 43 terdapat kata umpatan yang tidak seharusnya dibaca oleh anak dibawah umur. Sehingga buku ini layak dibaca untuk usia 17 tahun ke atas. Kemudian, pada halaman 83 terdapat kesalahan ejaan kata karena menggunakan huruf kapital setelah kata pertama dan pada halaman 41 terdapat kekeliruan penggunaan tanda baca, di mana Santiago berkata dengan keras tetapi kalimatnya diakhiri tanda koma (,) bukan tanda seru (!). Meskipun begitu, kata-kata tersebut masih dapat ditutupi oleh gaya penulisannya yang khas.

Buku ini menggunakan sudut pandang ketiga/dia (Santiago). Santiago adalah seorang nelayan yang pemberani dan tak pantang menyerah. Selama beberapa bulan di atas kapal, banyak cobaan yang ia lalui. Santiago menunggu saat-saat di mana ia akan berhasil menangkap ikan yang besar.

“Lalu apa rencanaku berikutnya? Aku harus bisa mengakali rencana si ikan itu. Jika ia melompat, aku bisa membunuhnya. Tapi jika ia bertahan selamanya, aku juga akan bertahan selamanya.” – gambaran tokoh Santiago.

Selain sang tokoh utama, Santiago, ada pula bocah laki-laki yang terkadang menemani Santiago saat kesulitan. Bocah laki-laki ini bernama Manolin. Ia merupakan seorang anak kecil yang memiliki rasa keingintahuan yang besar.

Dari segi covernya cukup menarik. Berwarna hitam dan kuning memberikan kesan elegan. Pada covernya terdapat gambar seorang nelayan di atas perahu yang berhasil menangkap ikan marlin berukuran besar. Fontnya sederhana, membuat nyaman untuk dibaca.

Buku The Old Man And The Sea memberikan gambaran bahwa untuk mencapai kesuksesan, kita perlu usaha yang keras. Bahkan usaha yang mengancam nyawa sekalipun. Tidak peduli terhadap apa yang orang lain katakan, teruslah berjuang hingga maut menjemput.

Sungguh luar biasa buku ini! Buku terbaik yang layak dikoleksi. Banyak pesan moral yang dapat kita ambil. Bahasa yang digunakannya datar tapi meninggalkan kesan tersendiri.

Bertahun-tahun The Old Man And The Sea dikenang sebagai karya sastra klasik versi baru. Buku ini dianggap membawa pengaruh yang sangat kuat terhadap gaya penulisan fiksi dalam dunia sastra pada abad 20 sehingga menjadi rujukan hingga kini.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Maryam Qonita Balqis Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Pujian, Perkara yang Membinasakan
Next
Merdeka Vokasi Pelayan Kebutuhan Korporasi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram