Wahai Pejuang, Teguhlah di Atas Kebenaran!

"Tetaplah tegak di atas kebenaran, jangan bergeser walau sejengkal. Sebab semua pengorbananmu akan menjadi saksi yang memberatkan timbangan amal baikmu. Percayalah, setan takkan pernah tinggal diam melihat kebaikan. Maka, kuatkan pancang kakimu. Jangan berhenti melangkah walau kau merasa lelah."

Oleh. Silvia Anggraeni, S.Pd.
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-"Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim)

Cukuplah hadis Rasulullah saw. tersebut sebagai penenteram hati orang mukmin di tengah impitan kesulitan hidup yang terus mendera. Sebab jalan perjuangan penuh dengan aral dan duri tajam dan hanya kaki yang tegak di atas istikamahlah yang mampu bertahan. Dunia ini hanya tempat ujian bagi orang beriman, sementara akhirat adalah tempat untuk memetik hasilnya.

Ujian terbesar bagi orang mukmin sekarang adalah sistem kapitalisme sekuler yang tengah menjajah umat manusia dan khususnya kaum muslim. Sistem ini telah membuat tatanan kehidupan rusak tak beraturan. Mulai dari pergaulan yang kebablasan hingga ekonominya yang memiskinkan. Kehidupan serba sulitlah yang harus dijalani, sebab semua urusan harus berlawanan dengan syariat. Salah satunya adalah perekonomian yang ribawi. Selain itu, sempitnya lapangan pekerjaan menjadi peluang para kapitalis menerapkan praktik perbudakan modern. Hal ini terbukti dari rendahnya tingkat upah minimum bagi para pekerja. Alhasil, kesenjangan antara si miskin dan si kaya kian kentara.

Memang hidup dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah oleh individu seperti saat ini adalah tantangan berat dan membutuhkan iman yang kuat. Laksana menggenggam bara api, makin erat digenggam maka panasnya kian membakar diri. Inilah tantangan bagi para pengemban dakwah. Ketika seluruh ilmu dan pemahamannya harus diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dalam kondisi yang serba sulit, namun harus tetap bertahan dalam kebenaran dan memastikan tak ada hal haram yang didapatkan. Menjadikan rida Allah Swt. tujuan utama, sehingga semua ujian mampu dilewati dengan keikhlasan.

Sementara cobaan bagi para pejuang tak berhenti sampai di situ saja, karena para pembenci Islam takkan pernah tinggal diam. Berbagai upaya mereka gencarkan untuk membendung kebangkitan Islam. Termasuk melemahkan para pengemban dakwahnya. Beragam bentuk itimidasi pun mereka lakukan dengan tujuan menakut-nakuti. Stigma radikal yang terus digaungkan untuk memonsterisasi ajaran Islam, hingga umat Islam takut akan ajaran agamanya sendiri.

Namun semua itu takkan membuat pejuang sejati gentar, ia akan terus berjuang hingga menang atau mati karenanya. Inilah motto hidup orang yang bertakwa, hidup mulia atau mati syahid. Sesuai sabda Rasulullah saw.:  

"Pakailah yang baru, hiduplah terpuji, dan matinya dalam keadaan syahid)." (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan At-Thabrani)

Sesungguhnya seorang pejuang adalah para pecinta sejati. Para pecinta akan mengorbankan segalanya demi yang dicinta, bahkan jiwa dan raganya. Pencinta takkan takut membela dan memperjuangkan semua keinginan yang dicintainya. Cinta tertinggi seorang hamba adalah cinta kepada Rabb-nya. Hingga tak ada penghalang baginya untuk membuktikan cintanya. Cinta yang nyata, yaitu ketika semua larangan-Nya dijauhi dan perintah-Nya dilaksanakan. Tanpa tapi, tanpa nanti. Sebab ia mengetahui tujuan atas penciptaan dirinya.

Maka, tetaplah tegak di atas kebenaran, jangan bergeser walau sejengkal. Sebab semua pengorbananmu akan menjadi saksi yang memberatkan timbangan amal baikmu. Percayalah, setan takkan pernah tinggal diam melihat kebaikan. Ia akan menyerang segala sisi lemahmu agar kau berpaling dan pergi dari jalan kebenaran. Maka, kuatkan pancang kakimu. Jangan berhenti melangkah walau kau merasa lelah. Teruslah melangkah hingga kau layak menjadi penghuni jannah.

Ingatlah bahwa dakwah adalah poros hidupmu yang menjadi muara seluruh kegiatanmu! Jangan sampai kilau dunia mengalihkan fokusmu. Sungguh hidayah yang telah didapat saat ini adalah anugerah yang tak boleh dibiarkan pergi. Mohonlah kepada Allah agar tetap istikamah di jalan ini. Sebab istikamah lebih baik dari seribu karamah. Inilah jalan kebenaran yang lurus, ikutilah ia agar keselamatan kelak kau dapatkan. Allah Swt. berfirman tentang perintah dakwah ini,

“Serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.” (TQS. Al-Hajj [22]: 67)

Dakwah adalah jalan mulia yang dapat menjadi penerang bagi manusia. Bahkan Rasulullah saw. memotivasi Ali bin Abi Thalib tentang kemuliaan berdakwah:

“Demi Allah, sesungguhnya Allah memberikan hidayah kepada seseorang dengan (dakwah)-mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hidup adalah anugerah, dakwah adalah pilihan, dan istikamah adalah berkah. Tetaplah tegak di atas kebenaran, walau terasa membakar diri sendiri. Tapi ingat satu tujuan akhir, yaitu rida Ilahi. Semoga para pengemban dakwah selalu istikamah, hingga nanti Allah berkata "istirahatlah". Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Silvia Anggraeni, S.Pd Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kembalilah Ibu
Next
“Generasi Sandwich”, Musibah Akibat Sistem Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram