“Jika engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya.” (HR Muslim)
Oleh: Ustaz Yuana Ryan Tresna
NarasiPost.com - Apakah kita senang dipuji? Demi Allah, pujian yang berlebihan itu membinasakan. Maka jika kita menyayangi pada saudara kita, doakanlah kebaikan, jangan puji secara berlebihan. Pujian itu membinasakan, sedangkan doa itu menghidupkan.
Diriwayatkan dari Sahabat Abu Bakr رضي الله عنه, beliau berkata, “Ada seseorang yang memuji orang lain di sisi Nabi ﷺ. Lalu Nabi ﷺ bersabda,
وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ، قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ
‘Celaka kamu, kamu telah memenggal leher sahabatmu, kamu telah memenggal leher sahabatmu.’.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Diriwayatkan dari Sahabat Abu Musa رضي الله عنه, beliau berkata, “Nabi ﷺ mendengar seseorang memuji orang lain secara berlebihan. Lalu Nabi ﷺ bersabda,
أَهْلَكْتُمْ أَوْ قَطَعْتُمْ ظَهَرَ الرَّجُلِ
‘Engkau membinasakan atau engkau memotong punggung kawanmu itu.’.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Pujian yang mengada-ada menurut penjelasan ulama merupakan maksud dari sabda Nabi ﷺ,
إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ، فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمِ التُّرَابَ
“Jika engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya.” (HR Muslim)
Umar bin Khaththab رضي الله عنه berkata,
المدح هو الذبح
“Pujian adalah sembelihan.” (Fath al-Bari, 10/477)
WalLâhu a’lam bi ash-shawâb.
Sumber: https://www.muslimahnews.com/2020/11/29/nafsiyah-pujian-perkara-yang-membinasakan/