Menjadi Polisi Moral Mempersatukan Umat

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ail Imran: 104)

Oleh. Asri Mulya
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-Dalam sebuah hadis Nabi shallallahu ’alaihi wasallam mengabarkan bahwa kelak di masa yang akan datang umat Islam akan berada dalam keadaan yang sedemikian buruknya sehingga diumpamakan sebagai laksana makanan yang diperebutkan oleh sekumpulan pemangsanya. Lengkapnya hadis tersebut sebagai berikut:

Bersabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, "Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya." Maka seseorang bertanya: “Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” “Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahn.” Seseorang bertanya: “Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR. Abu Dawud, 3745)

Dari hadis di atas apakah maksudnya? Saudara sesama muslim pernahkah merasakan dan memikirkan saat ini umat Islam sedang menjadi sorotan dari mulai penistaan agama, penurunan akhlak dan moral, pengintimidasian, Islam dianggap teroris, radikal, bahkan dianiaya dan dibombardir oleh bangsa kuat seperti penduduk Palestina yang sampai saat ini dibombardir Israel. Serta masih banyak lagi yang sepertinya citra Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin kini menjadi rendah citranya di mata dunia bahkan di mata umat Islamnya sendiri, sungguh sangat menyedihkan dan miris.

Akhir zaman saat ini, seolah terulang kembali ke masa di mana Islam belum datang. Manusia minim akhlak, perbuatan maksiat merajarela, hukum haram halal tidak menjadi patokan, yang penting mampu memuaskan nafsu manusia. Sesuka hati dan pikiran mengatur sesuai keinginan.

Seperti sering diperlihatkan, contohnya di media sosial banyak kaum atau kelompok entah dari umat Islamnya sendiri atau dari kaum di luar Islam yang sengaja menjatuhkan citra Islam seolah-olah Islam memang benar memperbolehkan melakukan perbuatan atau sikap yang menyimpang. Ada video seolah itu menggambarkan umat Islam yang sedang memakai mukena harusnya salat malah joget, melakukan salawat nabi tetapi dengan gaya yang energik seperti sedang berdisko, melakukan teror bom di tempat-tempat ibadah, ada berita murid memukul gurunya dan ada pihak lain mengaku ulama tetapi membolehkan menikah beda agama, mengucapkan hari raya umat lain serta masih banyak lagi contoh-contoh sebagai bentuk memerangi Islam.

Hal-hal yang dianggap baik bagi manusia, padahal buruk dalam pandangan Islam dan ada aturannya sesuai syariat dari Sang Pencipta melalui kalam-Nya dan As-sunah Rasul-Nya. Namun saat ini aturan itu senantiasa dilanggar. Apa faktornya?

Faktornya antara lain yang menjadi penghambat adalah kurang tegaknya amar makruf nahi mungkar ada pada diri umat Islamnya sendiri. Meskipun negara ini mayoritasnya Islam, tetapi bila kehidupan bernegara sudah memisahkan diri dari aturan agama (sekularisme). Pemangku kebijakannya justru lebih condong pada kebebasan dan persamaan hak yang mengutamakan untuk kepentingan politik, yang berasas liberalisme. Mengikuti aturan Barat.

Sedangkan dalam Islam, wajib hukumnya menegakkan amar makruf nahi mungkar. Mengajak kebaikan dan mencegah keburukan. Istilah beken menjadi "Polisi Moral". Namun tidak semuanya umat Islam berani untuk menjadi polisi moral. Karena sangat berisiko lahir dan batin. Siap untuk dicap sok alim, siap dihujat, siap untuk dikatakan berbeda, siap saat pemangku kebijakan tidak mendengar bahkan justru bertindak mengkriminalisasi kita, siap berkorban nyawa sekalipun. Saat ini umat masih takut dan gentar menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Banyak sekali halang rintangnya. Padahal dalam Al-Qur'an memerintahkan untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar.

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ail Imran: 104)

Dari sebagian contoh di atas semua akibatnya tidak lain adalah kurangnya bahkan tidak adanya umat yang menjadi polisi moral persatuan umat Islam. Akhirnya mengakibatkan:

  • Rusaknya citra umat Islam
  • Umat Islam mudah diadu domba
  • Merosotnya akhlak umat Islam
  • Umat Islam bingung atau bahkan tidak tahu ajaran agamanya sendiri
  • Sulit menjalankan ajaran Islam secara kaffah atau menyeluruh, karena ada keraguan dan kebingungan mana ajaran yang benar.

Perang pemikiran terjadi, ketika hasutan halus untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya mulai terjadi. Maka umat Islam yang menginginkan peradaban gemilang segera terwujud, seharusnya lebih memiliki kerelaan dan siap lebih keras untuk memberikan pencerahan lewat lisan, aksara, maupun perbuatan sebagai jalan tegaknya amar makruf nahi mungkar.

Maka cara menjadi polisi moral mempersatukan umat di antaranya:

  1. Menyatukan visi yaitu Laailaha Illallah Wa Asyhadu Annamuhammadar Rasuulullah. Mentauhidkan Allah dan Rasul-Nya. Bahwa Allah itu Esa tidak ada Tuhan selain-Nya dan Muhammad salah satu Rasul utusan Allah.
  2. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Umat Islam harus memiliki pedoman dari aturan Allah dan Rasul-Nya yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadis. Sehingga tidak ada lagi memakai aturan dari manusia, yang terbatas menggunakan sesuai akal dan keinginannya saja. Melakukan hal yang diperintahkan dan menjauhi hal yang dilarang Allah dan Rasul.
  3. Menghindari perselisihan dan perbedaan pendapat yang mengarah pada perpecahan. Kembalikan perbedaan itu pada hukum Allah dan Rasul.
  4. Tidak mudah untuk memercayai sesuatu hal yang belum pasti kebenarannya. Selalu berusaha mencari tahu terlebih dulu agar tidak terjebak ke dalam adu domba.
  5. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Dengan cara berkumpul dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi sama menegakkan agama Allah.
  6. Berani menyuarakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah.
  7. Menuntut ilmu agama. Belajar dari seorang yang ahlulqur'an dan hadis agar apa yang dilakukan dalam kehidupan sesuai dengan hukum Allah dan Rasul-Nya.

Demikian hal-hal yang dapat dilakukan dalam menegakkan amar makruf nahi mungkar menjadi polisi moral mempersatukan umat. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Asri Mulya Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Jagoanku Terlambat Mandiri, Toksikkah Saya dalam Mengarahkannya?
Next
Awalnya Jeneen
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram