"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari al-hamm (galau dengan sesuatu yang belum terjadi), al-hazn (sedih dengan sesuatu yang sudah terjadi), ketidakberdayaan, kemalasan, pelit, ketakutan, utang yang tidak bisa terbayarkan, dan ditindas oleh orang." (HR Bukhari)
Oleh. Irma Faryanti
(Kontributor NarasiPost.Com dan Member Akademi Menulis Kreatif)
NarasiPost.com-Pernah enggak sih merasa sedih, Teman? Pasti pernah dong, ya. Karena kesedihan itu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Adakalanya kita ditimpa lara, kesulitan hidup bahkan kehilangan sesuatu berharga yang sangat kita cintai. Bermacam reaksi pun dilakukan saat diri dilanda kesedihan, ada yang terpuruk, bermuram durja yang berkepanjangan bahkan sakit hingga mengalami stres.
Berbeda-bedanya seseorang dalam menyikapi kesedihan, tergantung dari sudut pandang dia akan hal itu lho, Teman! Ketika ia melihatnya sebagai sesuatu yang buruk dan menyiksa, ia pun akan terpuruk lebih dalam dan membiarkan diri terlalu larut tanpa mencoba mencari jalan keluar. Tapi, ketika hal itu disikapi sebagai ujian dari Sang Maha Pencipta, seberapa pun beratnya, insyaallah mampu dilalui dengan penuh kebesaran hati.
Misalnya ketika ditimpa musibah, kehilangan barang ataupun orang yang dicintai, saat hati terlalu berat menerimanya pasti yang timbul adalah sikap panik bahkan histeris menyikapinya. Lain halnya ketika kita melihatnya sebagai sebuah ketetapan (qada) dari Allah Swt. pasti kita akan merasa lebih ringan menerimanya ketimbang membiarkan diri larut dalam kesedihan.
Teman, dunia yang fana ini telah membuat kita bertekuk lutut dalam mencintainya. Hingga kita lupa bahwa dalam kehidupan ini tidak pernah ada yang abadi dan segala sesuatu pun tidak akan selalu berjalan sesuai keinginan. Itu sebab ada orang yang begitu terpuruk saat dilanda ujian, seolah langit runtuh menimpanya dan tiba-tiba waktu berhenti hingga berakhir segalanya. Enggak usah selebay itu kali ya menyikapinya.
Dilanda lara is not the end of the world lho, Guys, matahari masih bersinar kok di esok hari walau kita merana hati. Apalagi membiarkan diri terpuruk hingga mati bunuh diri, ealaah… rugi! Bukankah hidup yang cuma sekali ini harus dinikmati dan disyukuri? Bukan malah terjebak dalam kerapuhan diri. Yakinlah, Guys, pasti akan selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari setiap peristiwa kehidupan.
For your information aja nih, ya! Sejatinya dunia itu adalah tempatnya rintangan dan ujian. Karena Allah Swt. akan menguji hamba-Nya dengan berbagai cobaan baik berupa kesempitan hidup, kehilangan harta yang berharga atau ditinggalkan orang tercinta. Semua ditetapkan bukan tanpa maksud, lho. Yaitu agar diri semakin tersadarkan bahwa tidak pernah ada yang abadi. Semua akan kembali pada kuasa-Nya, Sang penentu hitam putihnya kehidupan.
Dengan ujian kita pun seharusnya semakin sadar akan nyatanya hari penghisaban, di mana tidak ada satu pun yang bisa lengah bahkan menghindar dari ketetapan-Nya. Ketika kita berhasil melewatinya, maka pahala Allah menanti dengan surga sebagai imbalannya. So, jangan biarkan diri terpuruk saat dilanda ujian ya, Teman. Syukuri, hadapi dan tangani. Gimana caranya? Ada beberapa cara lho yang bisa kita lakukan. _Let's check it out!
Pertama, hal yang harus ada adalah keimanan terhadap akhirat dan menjadikannya sebagai orientasi dalam hidup. Dengan begitu kita akan menjadi pribadi yang fokus untuk meraihnya, senantiasa melakukan amal baik dan merasa cukup dengan apa pun yang telah ditetapkan Allah tanpa merasa iri dengki terhadap orang lain. Serta tidak terlalu memikirkan penilaian buruk dari luar karena yang diharapkan hanyalah rida Allah Swt. semata.
Kedua, perbanyaklah mengingat kematian, Teman. Karena dengan melakukannya akan membuat hati lebih lapang ketika ditimpa ujian ataupun kesedihan. Kita pun akan semakin yakin bahwa segala yang ada di dunia adalah fana, semua harta, tahta, dan ketenaran kelak akan terputus di titik kematian. Itulah sebabnya kita tidak boleh berlebihan dan lupa daratan saat memperoleh nikmat dan kebahagiaan, karena semua hanya bersifat sementara. Orang yang senantiasa mengingat mati pasti akan memanfaatkan waktunya sebaik mungkin untuk bersiap diri mengumpulkan bekal dalam menghadapi kehidupan yang sesungguhnya yaitu alam akhirat.
Ketiga, atau yang terakhir adalah banyak-banyaklah berdoa kepada Allah Swt.! Menundukkan hati dengan segala kerendahan, mengadukan segala gundah gulana dan kesedihan kepada-Nya. You know what? Rasulullah saw. juga sering, lho berdoa ketika dilanda resah, gelisah, dan kesedihan. Sebagaimana diungkapkan oleh Anas bin Malik ra. yang pernah mendengar beliau berdoa:
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari al-hamm (galau dengan sesuatu yang belum terjadi), al-hazn (sedih dengan sesuatu yang sudah terjadi), ketidakberdayaan, kemalasan, pelit, ketakutan, utang yang tidak bisa terbayarkan, dan ditindas oleh orang." (HR. Bukhari)
So, jangan berlebihan menyikapi kesedihan, ya, Teman! Nikmati hidup dengan penuh kebahagiaan sesuai tuntunan syariat Rabb kita. Kehidupan yang kita hadapi memang tidak selalu mulus, akan ada jalan terjal dan berliku yang akan kita lewati. Tapi janganlah terlalu larut menyikapinya, ada banyak capaian yang mesti kita raih sebagai bekal di hari kemudian. Semangat! Wallahu a'lam bishawwab.[]