”Sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan telah mengakar dalam benak pendidik maupun peserta didik, sehingga tidak mampu mencetak generasi yang berakhlak tinggi, akibatnya pergaulan bebas makin marak terjadi.”
Oleh. Ratu Rianti
(Koordinator NarasiPost.Com dan Penulis Novel)
NarasiPost.Com-Pemuda, idealnya menjadi generasi yang mampu mengubah peradaban dunia, sayangnya saat ini banyak dari kalangan pemuda justru terjerumus pada pergaulan bebas. Ini menjadi persoalan tersendiri di negeri kita yang mayoritas muslim. Generasi muda muslim banyak yang tidak memahami aturan agamanya dan bahwa mereka adalah harapan di masa depan. Padahal, di tangan para pemudalah kelak kepemimpinan umat akan diserahkan.
Mirisnya baru-baru ini kita dikejutkan oleh sebuah berita, ada seorang siswi mengalami kontraksi saat jam pelajaran sekolah. Informasi yang dihimpun Kompas.com, kejadian tersebut terjadi pada Rabu (31/8/2022). Pada awalnya, siswi tersebut mengikuti pelajaran seperti biasa, tetapi secara tiba-tiba pada jam pelajaran kedua dirinya mengeluh sakit di perut.
Mengetahui hal itu, pihak sekolah segera melakukan tindakan dengan membawanya ke puskesmas setempat. Saat dicek, diketahui siswi tersebut ternyata sedang mengalami kontraksi dan kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
Kapolsek Jumapolo AKP Hermawan menjelaskan, pihaknya turut mendampingi kasus siswi SMA tersebut. Berdasarkan pengakuannya, ia dihamili oleh pacarnya dari SMA yang berbeda. Perkara ini kemudian diselesaikan secara kekeluargaan.
"Kedua pihak menyepakati keduanya dinikahkan, meskipun usia keduanya belum genap 19 tahun sehingga harus menempuh dispensasi nikah dari PA Karanganyar," kata Hermawan, seperti dikutip dari Tribun Solo, Jumat (9/9/2022).
Hal ini menjadi fakta pergaulan bebas menjadi problem besar dunia pendidikan, kasus siswi mengalami kontraksi di sekolah sepatutnya menyadarkan bahwa kelonggaran aturan (untuk siswi hamil) atas nama hak anak justru membuka lebar siswi hamil di luar nikah.
Penyebab
Pendidikan yang seharusnya mampu mencetak generasi muda yang taat pada syariat, faktanya justru sebaliknya. Itu terjadi karena sekularisme telah dijadikan asas dalam menjalankan sistem pendidikan saat ini. Sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan telah mengakar dalam benak pendidik maupun peserta didik, sehingga tidak mampu mencetak generasi yang berakhlak tinggi, akibatnya pergaulan bebas makin marak terjadi. Gaya hidup bebas yang memisahkan agama dari kehidupan sukses membuat generasi muda terlena. Mereka bebas berekspresi dan bertingkah laku, sehingga melanggar aturan yang seharusnya mereka taati.
Selanjutnya kehidupan sekuler telah mencabut agama dari benak generasi muda, sehingga mereka tidak lagi memiliki rasa takut kepada Rabbnya. Mereka hanya berpikir tentang kebahagiaan sesaat, takut kehilangan eksistensi seksual yang telah menjadi gaya hidup. Pacaran dan zina menjadi kebiasaan yang sulit mereka hilangkan, padahal perbuatan tersebut adalah dosa besar yang mendatangkan murkanya Allah.
Pemuda dalam Peradaban Islam
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sosok teladan bagi manusia yang telah sukses mencetak generasi unggul. Para pemuda dalam binaan beliau terbukti telah menorehkan tinta emas dalam peradaban manusia. Mereka rela meninggalkan kemewahan dunia demi berjuang bersama Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mewujudkan Daulah Islam.
Sebut saja Mush'ab bin Umair. Sebelum memeluk Islam Mush'ab bin Umair sosok pemuda perlente, pakaiannya bagus lagi mewah, harum tubuhnya tercium semerbak sepanjang perjalanannya di kota Makkah. Ia putra seorang yang terkemuka dari suku Quraisy, ibunya sangat memanjakannya. Sampai-sampai bejana makanan selalu ada di dekat tempat tidurnya, sehingga ketika ia terbangun makanan sudah tersedia.
Namun, setelah Mush'ab bin Umair memeluk Islam semua kemewahan hidup ditinggalkannya. Bersama saudara muslim ia hidup apa adanya demi Allah dan Rasul-Nya. Hingga pada suatu hari Mush'ab tampil di hadapan kaum muslimin dengan mengenakan jubah usang dengan banyak tambalan. Para sahabat pun tertunduk, sebagian dari mereka matanya basah karena duka. Masih lekat dalam ingatan mereka bagaimana keadaan Mush'ab sebelum masuk Islam.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memandang Mush'ab penuh cinta kasih dan rasa syukur, Kedua bibir beliau bergumam: "Dahulu saya lihat Mush'ab ini tak yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya." Mush'ab bin Umair bukanlah satu-satunya pemuda yang meninggalkan kesenangan hidup demi Allah dan Rasul-Nya. Ada juga Sa'ad bin Abi Waqqas dan lainnya.
Sa'ad bin Abi Waqqas adalah pemuda yang sangat mencintai dan menyayangi ibunya. Ketika pemuda agung ini memeluk Islam ibunya sangat menentangnya, sampai-sampai sang ibu mogok makan agar Sa'ad mau meninggalkan Islam. Namun, Sa'ad dengan keimanan yang kuat menghadap sang ibu yang sedang sekarat dan mendekatkan wajahnya ke telinga ibunya, ia berkata dengan lembut, "Demi Allah ketahuilah wahai Ibu, seandainya Ibu memiliki seratus nyawa lalu lepas satu-persatu, tidaklah ananda akan melepaskan agama ini. Walau ditebus dengan apapun juga. Maka terserahlah pada Ibu mau makan atau tidak."
Begitulah keimanan yang seharusnya dimiliki oleh para pemuda. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah membuktikan, beliau sebagai pendidik berhasil mencetak pemuda-pemuda tangguh perubah peradaban dunia dan Islam mampu berjaya hampir 14 abad lamanya.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mendidik para sahabat dengan akidah Islam sebagai landasan, dari akidah tersebut melahirkan peraturan-peraturan kehidupan. Sehingga, melahirkan generasi yang bersyakhsiyah Islam dan berakhlak mulia.
Pendidikan Islam
Islam mengklarifikasikan ilmu menjadi dua. Pertama, ilmu sains-teknologi. Ilmu sains-teknologi adalah pengetahuan yang didapat melalui observasi, eksperimen, dan inferensial. Misal; ilmu fisika, kedokteran, kimia, dan lainnya.
Kedua, tsaqafah. Tsaqafah adalah pengetahuan yang didapat dengan cara informasi, penggalian (istinbath), talaqqi (pertemuan dan komunikasi), yaitu pengetahuan yang bersifat informatif, derivatif, dan perjumpaan secara langsung, seperti ilmu sejarah, bahasa, filsafat, ilmu yang tidak melalui eksperimen.
Standar bagi ilmu sains-teknologi dan tsaqafah adalah akidah Islam. Jika bertentangan dengan akidah Islam maka tidak boleh diambil, sebaliknya jika tidak bertentangan dengan akidah Islam maka boleh diambil.
Negara wajib menjadikan akidah Islam sebagai dasar kurikulum pendidikan, bukan sekularisme. Sehingga, tujuan pendidikan akan tercapai yaitu peserta didik diarahkan untuk membangun persepsi dan memiliki integritas kepribadian Islam yang tinggi untuk dapat mengamalkannya dalam kehidupan, sebagai bentuk kesadaran akan hubungannya dengan penciptanya yaitu Allah Swt.
Dengan akidah Islam dan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk bagi pencipta yaitu Allah Swt., maka peserta didik akan paham bahwa Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Termasuk tata pergaulan pria dan wanita.
Islam Mengatur Interaksi Pria dan Wanita
Adapun aturan Allah berkaitan dengan interaksi pria dan wanita. Pertama, Islam memerintahkan bagi pria dan wanita menundukkan pandangan. Perintah ini ada dalam Al-Qur'an surah An-Nur ayat 31. Masing-masing mereka hanya boleh melihat sesuatu yang dihalalkan oleh syarak. Pelarangan itu untuk menjaga kehormatan keduanya. Pasalnya, mata mampu menghantarkan syahwat.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah bersabda: "Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barang siapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya yang terasa manis baginya.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 7875)
Kedua, wanita muslimah diwajibkan untuk menutup auratnya dengan jilbab dan khimar (kerudung). Perintah wajib mengenakan jilbab bagi muslimah terdapat di dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 59. Jilbab adalah pakaian longgar, satu jahitan, tidak membentuk tubuh, dan diulur dari atas hingga bawah semisal jubah. Jilbab ini dikenakan di luar pakaian rumah (mihnah) dan dikenakan ketika seorang muslimah keluar rumah. Sedangkan kerudung (khimar) perintahnya ada di dalam Al-Qur'an surah An-Nur ayat 31. Kerudung (khimar) adalah sesuatu yang menutupi kepala hingga ke dadanya.
Ketiga, wanita dan pria dilarang berduaan tanpa mahram (khalwat), Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda; "Janganlah seorang pria berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad)
"Seorang laki-laki tidak boleh berkhalwat dengan seorang wanita kecuali wanita itu disertai mahramnya." (HR. Muslim)
Keempat, Islam melarang campur baur antara pria dan wanita (ikhtilat). Di tempat umum, misalnya masjid dan sekolah. Dan di tempat khusus, misalnya rumah. Kehidupan pria dan wanita haruslah terpisah, mereka boleh berinteraksi dalam rangka tolong menolong, misalnya di pasar, tetapi tidak boleh berdesak-desakan.
Interaksi pria dan wanita hanya boleh yang bersifat umum misal jual beli, kesehatan, pendidikan, dan dakwah serta tidak boleh yang bersifat khusus misal saling mengunjungi untuk ’apel’.
Begitulah Islam mengatur interaksi pria dan wanita, jika saja hal di atas diterapkan dalam sebuah negara maka kejadian hamil di luar nikah tidak akan ada. Karena ada negara yang akan mengawasi dan memberi sanksi tegas bagi pelaku maksiat tersebut.
Wallahu a’lam bi ash-shawwab.[]