"Masyaallah berkunjung ke Kota Blitar benar-benar berhasil membuat jiwa kami bergetar dan semangat menjalani amanah sebagai ibu, istri, anak dan utamanya sebagai hamba Allah Swt. kembali cetar."
Oleh. Dewi Nasjag
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Selasa 19 Juli pukul 6 pagi, kami, ibu-ibu PMD (Paguyuban Muslimah Dieng), berangkat dari Dieng, Malang, menaiki sebuah bus sewa, hendak melakukan rihlah tahunan. Rihlah kali ini disepakati untuk mengunjungi Kota Blitar. Penuh niat dan semangat tak lupa doa berkendara agar selamat serta salawat senantiasa terpanjat.
Bismillahirrahmanirrahim, berangkat….
Blitar merupakan sebuah kota yang berada di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah barat daya Surabaya dan 80 km sebelah barat Malang. Kota ini merupakan enklave dari Kabupaten Blitar itu sendiri.
Sebelumnya, sekitar pukul 7.22 WIB kami berhenti di Masjid Nurul daerah Kromengan Kabupaten Malang, untuk menyempatkan salat duha. Alhamdulillah, sekitar 20 menitan, roda ban bus yang kami sewa kembali melaju menghantarkan kami ke tempat yang akan kami tuju, yakni Kota Blitar.
Alhamdulillah lalu lintas lancar. Tepat Pukul 9.00 kami pun tiba di Kota Blitar. Mampir di Kota Blitar, Jawa Timur, kurang sah rasanya jika tak mencicipi berbagai makanan khas Blitar. Karenanya kami pun melipir ke sebuah depot di pinggir jalan rata yakni "Depot Uceng". Sesuai namanya depot ini memang menyediakan Masakan Uceng. Uceng adalah jenis ikan kecil yang biasa hidup di perairan sungai tawar. Uceng goreng tepung memiliki rasa yang gurih dan renyah. Uceng goreng ini nikmat disajikan bersama nasi hangat sambal pedas, dan lalapan. Uceng merupakan salah satu oleh-oleh khas Blitar.
Di depot ini juga menyediakan jajanan tradisional dari Blitar yakni Wajik Klethik. Sebuah jajanan yang terbuat dari tepung beras ketan, gula jawa, dan kelapa muda yang diparut. Rasa manis dari wajik klethik dijamin membuat kita ketagihan dech. Uniknya lagi Wajik Klethik dibungkus dengan kulit jagung kering yang menghasilkan aroma sedap.
Setelah membeli Uceng dan Wajik Kletik, kami pun tak sabar ingin menuju ke beberapa destinasi yang jauh-jauh hari kami rencanakan berdasarkan rute dan keinginan hehe.. Yup! destinasi pertama kami adalah ke Agrowisata Belimbing Karangsari, yang mana ia merupakan salah satu destinasi wisata populer di Blitar. Posisinya terletak di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Belimbing Karangsari ini sangat terkenal akan kesegaran dan kemanisannya.
Adapun belimbing yang ditanam di Karangsari ini merupakan jenis Belimbing Merah yang berukuran besar. Harga belimbing perkilonya sekitar 10 ribu rupiah. Biasanya dalam satu kilo terdiri dari tiga sampai empat buah belimbing. Gak ada rasa sepatnya sama sekali. Sekali gigit pasti mau dan mau lagi… Masyaallah. Mantap bukan? Tak salah bila Belimbing Karangsari ini menjadi salah satu produk unggulan Kota Blitar.
Sayangnya, kami tak berkesempatan masuk untuk mengelilingi kebun Karang Sari, karena waktu itu masih dalam tahap renovasi alias perbaikan. Walhasil kami hanya memandang pohon-pohon belimbing dari pintu depan sembari berkumpul mengabadikan kenangan. Kendati demikian, kami tak terlalu bersedih sebab di depan Argowisata ini pun banyak yang menjual belimbing tersebut. Alhamdulillah kami masih bisa membeli dan memakan beberapa belimbing walau tanpa memasuki kebun dan memetiknya secara langsung.
Oke, lanjut destinasi berikutnya yakni ke "Kampung Cokelat" . Kampung Cokelat berada di Banteng-Blorok No. 18 Desa Plosorejo, RT 01/06, Kademangan, Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Kampung Cokelat ini dibangun oleh Kiai Haji Kholid Mustafa, beliau dulunya adalah seorang peternak ayam yang kemudian banting setir mengelola 120 pohon kakao milik keluarga, setelah wabah virus flu burung yang mematikan usaha ternaknya.
Yup, Kampung Cokelat merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Blitar. Begitu memasuki wisata Kampung Cokelat, pengunjung akan mencium aroma semerbak cokelat di sekitar area. Di sini kita tak hanya bisa melihat tempat penjemuran Cokelat, kebun Cokelat yang ditata rapi dan outlet yang menyediakan olahan Cokelat, seperti Ice Cokelat, Ice Cream Cokelat, hingga Mie Cokelat. Lebih dari itu, masjid yang indah, sejuk, cantik, dan bernuansa elegan juga didirikannya di area ini. Kita pun bisa menunaikan salat bila waktu salat tiba tanpa harus keluar area untuk sekadar mencari Masjid/ Musala terdekat. Bahkan ketika hari Jum'at, Masjid Kampung Cokelat ini digunakan untuk salat Jum'at oleh para karyawan dan warga sekitar. Dan tentu saja aktivitas yang ada di Kampung Cokelat ini akan break sejenak ketika waktu salat tiba.
Masyaallah, betapa tempat wisata satu ini memang telah begitu mengutamakan kewajiban salat. Wisata lain agaknya patut mencontohnya ya… Sebab, kebanyakan tempat- tempat wisata, boro-boro mengutamakan kewajiban salat, meletakkan Musala saja biasanya di posisi paling ujung dan belakang.
Setelah puas berkeliling area Kampung Cokelat menggunakan outfan ( mobil kecil terbuka) perut kami pun terasa lapar sehingga kami pun memilih makan siang di food center area, kemudian salat zuhur di masjid dan tak lupa mampir di galeri cokelat untuk membeli oleh-oleh. Oleh-oleh apa? Tentu saja sesuai namanya oleh-oleh Cokelat. Berbagai olahan Cokelat tersedia dengan berbagai ukuran dan kemasan,cantik dan khas bertuliskan Kampung Cokelat. Mulai dari Cokelat Manis, Cokelat Susu, Dark Cokelat atau Original Cokelat bahkan sampai ada Cumi-Cumi Cokelat segala. Super lengkap dech pokoknya.
Jalan-jalan sudah, makan-makan sudah, salat zuhur sudah, beli oleh-oleh sudah dan berfoto-foto pun sudah. Kami pun merasa lega dan puas.
Tepat setengah dua sore, kami beranjak dari Kampung Cokelat untuk melanjutkan destinasi ke tiga dong… Yup benar, kami menuju ke Perkebunan Kopi Karanganyar. Tempat wisata ini berada di Dusun Karanganyar, Desa Modangan, Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Perkebunan ini merupakan peninggalan turun menurun, dan awalnya dirintis oleh Wima Bramantya. Kebunnya sendiri telah ada sejak 1874, dengan luas sekitar 250 hektar dan barulah di tahun 2016 menjadi destinasi wisata.
Hal utama yang ditawarkan di sini tentu saja agrowisata kopi. Ada perkebunan yang luas, kantor, kafe kopi, sampai dengan pabrik yang masih lengkap dengan cerobong asapnya serta museumnya. Ada Museum Mblitaran yang di dalamnya ada batik tertua khas Blitar yang pernah dibawa Belanda lebih 100 tahun yang lalu. Namanya adalah Batik Tutur. Selain itu ada Museum Lodji yang di dalamnya terdapat kamar istirahat Bung Karno yang diabadikan sebagai Kamar 806 Bung Karno.
Kemudian ada Museum Purna Bhakti yang di dalamnya ada informasi atau barang-barang peninggalan dari Herry Noegroho. Ia adalah Bupati terlama di Blitar sejak zaman kemerdekaan. Satu lagi, ada Museum Pusaka yang berisi banyak lukisan kuno.
Setelah berkeliling pabrik dan museum, kami pun menyempatkan ke kafe kopi yang tak kalah unik. Pelayanannya kekinian dibalut dengan ruangan yang klasik berhiaskan pernak-pernik antik khas tempo dulu, membuat ngobrol kami sambil menyeruput kopi terasa seru. Burung-burung merpati terbang rendah bertebaran, ditambah dengan pemandangan hijau berupa deretan pohon kopi yang menakjubkan hati.
Ya, berkunjung ke Kebun Belimbing, Kebun Cokelat dan Kebun Kopi, mengingatkan kita akan firman Allah dalam surah ´Abasa ayat 25-31,
" Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan (faakihatun) serta rumput-rumputan"
Masyaallah ini semua bukti atas karunia dan kasih sayang Allah Al-Kholik kepada kita semua. Tak terasa waktu sudah sore. Kami pun memutuskan pulang ke Malang, ya maklumlah para emak-emak ini sudah diteror telepon sedari tadi yakni ditelepon suami, anak dan cucu. hehe
Hum, begitulah ketika para suami/ laki-laki yang keluar rumah sehari, tak begitu dicari. Tapi, begitu emak-emak yang keluar sehari, seisi orang rumah sudah bingung menanyai.
"Pulang jam berapa? sampai rumah berapa jam lagi? kok lama sih bla bla bla" Hehe
Kendati ditelepon berkali kali, emak-emak menjawab "Iya sebentar lagi, ini sudah mau selesai kok."
Eits, faktanya emak masih saja melanjutkan misi. Yup pak supir kita pulang ke Malang, eh tapi mampir dulu ke toko oleh-oleh ya.. Waduuuh duh duh shopping lagi. Eits jangan dikira shopping ini untuk diri sendiri loh. Beli oleh-oleh ini katanya bentuk rasa cinta dan sayang buat anggota keluarga di rumah. Ya..ya baiklah.
Langit di Kota Blitar tiba-tiba pekat pertanda magrib mulai merapat. beberapa oleh-oleh kecil sudah terbeli. Kami pun memutuskan pulang. Yuk Pak Supir antarkan kami pulang ke Malang ya. Tapi kita singgah sebentar di Masjid Ar Rahman ya… Kita salat magrib dulu di sana.
Masyaallah… Melangkah kaki memasuki masjid bertepatan pula dengan azan yang berkumandang. Suara azan yang sangat membuat jiwa bergetar dan teduh di hati mengamini kebesaraan-Nya. Masyaallah masjid yang dijuluki duplikat Masjid Nabawi ini begitu cantik dan megah.
Arsitektur, atmosfer, fasilitas dan para marbot yang ramah terorganisir ini membuat kami merasa sangat nyaman. Sungguh sayang bila singgah ke Kota Blitar tanpa menyempatkan ke Masjid Ar Rahman. Setidaknya Masjid ini cukup mengobati gelora kerinduan akan kehangatan suasana beribadah di Masjid Nabawi.
Sebagaimana sebuah hadis dari riwayat Anas bin Malik. Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa melakukan salat di masjidku (Masjid Nabawi) sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dia dari kemunafikan"
Semoga Allah pun mengizinkan kita agar benar-benar bisa menginjakkan kaki dan bersujud di Masjid Nabawi. Aamiin Allahumma Aamiin.
Masyaallah berkunjung ke Kota Blitar benar-benar berhasil membuat jiwa kami bergetar dan semangat menjalani amanah sebagai ibu, istri, anak dan utamanya sebagai hamba Allah Swt. kembali cetar.[]