"Penerapan sistem Islam untuk saat ini harus terus diperjuangkan agar terealisasi pendidikan yang menghasilkan generasi terbaik, karena Allah sudah mengatakannya dalam Al-Qur'an bahwa umat Islam adalah umat terbaik, ketika menaati segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya, serta menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai asas dalam segala aspek kehidupan, niscaya akan menghasilkan generasi terbaik."
Oleh. Ummu Rofi'
(Pemerhati Publik dan Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com- Peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Tampaknya sangat cocok untuk sistem saat ini. Sistem rusak pasti akan melahirkan kerusakan.
Pada bulan yang lalu, dunia pendidikan dikagetkan dengan aksi perundungan yang dilakukan sekelompok anak SD, sampai akhirnya korban meninggal dunia karena depresi. Hal itu dialami oleh seorang anak usia 11 tahun. Disadur sari laman detik.com Kamis (21/07/2022) Dokter Psikiater di Bandung RSIA Limijati, dr.Elvine Gunawan, mengatakan bahwa orang yang melakukan pasti memiliki gangguan kejiwaan, meski kasus bullying ada ringan atau berat seperti yang dialami seorang anak SD di Tasikmalaya, ini sudah sangat di luar batas kewajaran, karena anak usia SD tidak mungkin bisa melakukan hal seperti itu. Harus dilihat dari sisi lain, bagaimana pola asuh anaknya, kasih sayang keluarganya, dan lingkungan sekitar dalam bergaul, atau suka menonton film seks?
Dari perkataan dr. Elvine Gunawan di atas, menunjukkan kejiwaan dan akal remaja saat ini sangat memprihatinkan, harus ada cara penyelesaian yang tepat.
Tak hanya itu, ada juga kegiatan anak-anak remaja di daerah Citayam, dengan sebutan SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong gede, Depok) dengan kegiatannya bernama CFW (Citayam Fashion Week). Kegiatan tersebut sempat viral, karena menurut para pejabat setempat, itu sebuah kreativitas yang patut diapresiasi dan difasilitasi. CFW dilakukan di penyebrangan jalan. Alih-alih memang kreatif, tapi ketika dilihat cenderung banyak negatifnya dibanding positifnya, maka seharusnya ditutup. Pengunjung pun rata-rata anak usia sekolah, yang seharusnya fokus belajar, tapi sebaliknya mereka malah hura-hura, nongkrong, ngonten unfaedah, berduaan, campur baur, pakaiannya pun tidak mencerminkan anak pelajar. Tetapi menurut mereka itu fashion, style, mode kekinian, dan lain-lain. Miris!
Dan menyadur dari laman republika.co.id), Ahad (24/07/2022) Wakil Gubernur Jakarta (Wagub Jakarta), Ahmad Riza Patria mengimbau agar para pelajar SD, SMP, SMA di CFW Dukuh Atas sebelum pukul 22.00 WIB sudah berada di rumah masing-masing. Karena ini adalah salah satu pencegahan aksi kekerasan, pelecehan seksual, yang saat ini persentase kekerasan seksual meningkat dan prostitusi online pun meningkat.
Nah, itulah fenomena problematika kehidupan generasi saat ini, mungkin itu hanya sebagian dari fakta-fakta yang ada. Di luar sana bisa saja ada yang lebih memprihatinkan dari sikap generasi zaman now. Mengapa sih potret itu bisa terjadi? Apakah ada yang salah dengan generasi zaman now? Bukankah seharusnya generasi remaja menjadi penerus perubahan di masa selanjutnya? Alias menjadi pemuda-pemuda terbaik pada masanya?
Sesungguhnya fenomena yang terjadi pada generasi saat ini, tidak lain karena penerapan sistem yang diemban oleh negeri kita saat ini. Dari perkataan dr. Elvine Gunawan bahwa lihat pola asuh, bergaulnya, dan lain lain, itu semua hanya cabang problematika generasi saat ini, akan tetapi akarnya sistem kapitalisme-sekularisme-liberalisme yang menjadikan seluruh aspek kehidupan seperti saat ini, generasi yang mudah melakukan hal-hal di luar akal sehat. Pergaulannya sudah di luar batas kewajaran, pendidikannya hanya mencari prestise/nilai, akhlak sudah rusak, perbuatannya sudah tidak lagi melihat halal dan haram.
Ironis! Itulah penyebab kenapa bisa terjadi problematika generasi saat ini. Sesungguhnya kapitalisme hanya menumpuk materi tanpa melihat apakah sesuai perintah Allah Swt ataukah tidak. Alhasil, kurikulum pendidikan tidak lagi sesuai Al-Qur'an dan As-Sunnah, maka tujuannya hanya ingin mendapatkan pekerjaan. Di lain sisi, sekularisme memisahkan agama dari kehidupan, maka outputnya pada dunia pendidikan adalah anak-anak didik yang tidak memiliki akhlak dan pemikirannya tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Dan liberalisme membebaskan segala perbuatan, tidak melihat apakah itu halal ataukah haram.
Alhasil, ketika negara terus mengemban sistem kapitalisme-sekularisme-liberalisme generasi remaja akan terus seperti ini rusak dari segala arah, tidak akan menjadi pemuda yang membawa perubahan alias agent of changes!
Berbeda ketika kita mengemban sistem Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Sejatinya Islam pernah berjaya selama kurang lebih 13 abad, di mana Islam sangat memperhatikan dunia pendidikan karena dari sana lahir generasi-generasi terbaik pada masanya. Munculnya para ilmuwan dan tokoh agama lahir dari masa kejayaan Islam, seperti penemu matematika Ibnu Al-Khawarizmi, empat Imam mazhab, seperti Imam Syafi'i, Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Hanafi, dan masih banyak lagi.
Pendidikan di sistem Islam mengajarkan tsaqofah-tsaqofah (pemahaman-pemahaman) yang harus sesuai dengan syariat Islam, maka generasinya pun akan pahan dengan ajaran Islam yang sempurna. Ouputnya generasi akan menjadi generasi yang faqih fiddin (paham agama), bersyakhsiyah (berkepribadian) Islam secara kaffah (menyeluruh). Dalam dunia pendidikan, contoh nya untuk tsaqofah Islam pun sangat memilah-milah, tidak sembarang ilmu masuk ke dalam dunia pendidikan, dari kurikulum sesuai Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tsaqofah asing tidak dijadikan sebagai yang utama diajarkan, tapi tsaqofah Islamlah yang menjadi pelajaran utama, seperti bahasa arab, fikih, akidah, dan lain lain. Tak hanya itu, para Khalifah (pemimpin)nya pun memfasilitasi dengan membangun perpustakaan-perpustakaan besar agar masyarakat menambah tsaqofah -nya dan mempelajari segala bidang ilmu pengetahuan.
Jadi, dengan sistem yang terbaik niscaya akan menghasilkan generasi/umat yang terbaik pula. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Ali-'Imran ayat 110 yang artinya: "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."
Jelas apa yang sudah termaktub di dalam Al-Qur'an pasti akan menentramkan hati, memuaskan akal, dan sesuai fitrah manusia. Jika sebaliknya, yakni tidak mengikuti apa yang Allah sudah tetapkan dalam Al-Qur'an, pasti akan mendapati kerusakan dalam setiap aspek kehidupan, baik itu pemerintahan, politik, pendidikan, ekonomi, dan lain lain. Seperti pendidikan saat ini yang di mana menghasilkan generasi didik yang rapuh akan pemikiran dan akhlak, berbeda dengan pendidikan Islam yang menghasilkan generasi cemerlang dan ber- syakshiyah Islam.
Dengan begitu, penerapan sistem Islam untuk saat ini harus terus diperjuangkan agar terealisasi pendidikan yang menghasilkan generasi terbaik, karena Allah sudah mengatakannya dalam Al-Qur'an bahwa umat Islam adalah umat terbaik, ketika menaati segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya, serta menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai asas dalam segala aspek kehidupan, niscaya akan menghasilkan generasi terbaik.
Patut umat muslim ketahui, sistem saat ini jelas-jelas sudah karut-marut dalam setiap aspek kehidupan, khususnya dalam aspek pendidikan. Karena dari sistem inilah, kapitalisme- sekularisme-liberalisme yang di mana asalnya dari pemikiran kafir Barat bertujuan agar para generasi muda jauh dari jati dirinya sebagai umat muslim terbaik. Di lain sisi, sudah banyak kejadian mengenai takutnya umat kepada agamanya sendiri (islamofobia), termasuk generasi yang enggan mengkaji Islam, padahal dengan mengkaji Islam mereka akan paham agamanya dan melek dengan problematika yang saat ini sedang terjadi.
Sesungguhnya, umat muslim sudah selayaknya memperjuangkan Islam agar tegak kembali sistem Islam secara kaffah (menyeluruh) di seluruh alam jagat raya, karena hanya dengan sistem Islam akan terwujud generasi terbaik di masanya. Wallahu a'lam bi ash shawwab.[]