Merdeka itu Menghamba hanya pada-Nya

"Kondisi umat Islam saat ini belum benar-benar merdeka. Karena kemerdekan yang hakiki ialah ketika seorang hamba hanya menghamba pada Allah saja. Lalu, ingin diatur oleh syariat Allah karena syariat ada untuk kemaslahatan dunia secara global."

Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Kontributor NarasiPost.Com dan pemerhati kebijakan publik)

NarasiPost.com-Bulan Agustus identik dengan hari kemerdekaan, kata merdeka banyak diucapkan oleh warga negara tepatnya di tanggal 17 Agustus. Menarik apa yang diungkapkan oleh ulama hebat negeri ini tentang merdeka. “Mari kita berpahit-pahit, kaum muslimin belum pernah merasa puas dalam kemerdekaan negeri ini kalau kewajiban menjalankan syariat Islam dalam kalangan pemeluknya seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 belum menjadi kenyataan.” (Buya Hamka, Islampos, 2017).

Ya, merdeka yang sebenarnya belum dirasakan oleh umat Islam. Kata merdeka menurut KBBI yaitu bebas dari penghambaan. Merdeka sesungguhnya yang dimaksud adalah bebas dari penghambaan apa pun selain Allah. Merdeka itu tak terpenjara aturan selain-Nya. Karena bagi seorang muslim, menghamba itu hanya kepada Allah saja bukan yang lain. Allah Swt. berfirman yang artinya:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku." (TQS. Adz-Dzariyat: 56)

Kata ya'budun berasal dari kata 'abdun yang secara bahasa artinya hamba. Ya'budun bentuk fi'il mudhari (kata kerja sedang/akan), artinya menghamba atau seorang hamba beribadah. Beribadah yang dimaksud tentu kepada Allah bukan yang lain. Menjadikan hanya Allah saja yang layak disembah.https://narasipost.com/2021/01/04/puncak-bahagia-adalah-menghamba/

Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.: melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Yaitu agar mereka mengakui kehambaan mereka kepada-Ku, baik dengan sukarela maupun terpaksa. Demikianlah menurut apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir.

Beribadah adalah aktivitas seorang hamba kepada Rabb-Nya. Menyembah, patuh dan taat hanya kepada Sang Pencipta. Manusia diciptakan oleh Allah memiliki misi agar beribadah, menyembah, dan menghamba hanya kepada Allah. Realitasnya, manusia banyak diperbudak dunia dan menghamba selain kepada Allah.

Terlena dengan dunia, menghalalkan segala cara hingga berbuat syirik demi meraih materi dunia yang kenikmatannya hanya sesaat. Tak sedikit yang akhirnya terjebak menghamba pada materi, dukun, jin, dan makhluk gaib lainnya. Pikirannya hanya tertuju pada pemuasan nafsu syahwat saja. Hingga melupakan misi utama diciptakannya manusia di dunia.https://narasipost.com/2020/12/25/ketika-inginku-tak-sesuai-takdirnya/

Tahukah jika kondisi ini seakan terkondisikan secara sistematis? Agar umat Islam khususnya, ternoda keimanannya tidak lagi menghamba hanya pada-Nya. Sekularisme telah membuat manusia menghamba pada dunia dan materi. Mengejar dunia yang begitu melenakan. Bahkan jika manusia menjadikan dunia di hatinya diperbudak dunia. Akhirnya, lupa pada tujuan hidupnya di dunia dan kewajiban berdakwah seperti yang pernah dicontohkan Baginda Nabi saw. dan para ulama setelahnya.

Maka, harus ada umat Islam yang sadar akan realitas yang buruk ini lalu berupaya untuk mengubahnya. Paling tidak secara pribadi jangan terjebak oleh sistem yang merusak akidah umat. Wahai umat Islam, sadarlah dengan segala tipu daya dunia yang melenakan. Kita punya tujuan, berharap suatu saat bisa bertemu dengan Allah.

Oleh karenanya, di dunia harus benar dalam beribadah dan menghamba. Menghamba yang sebenarnya hanya akan terwujud jika syariat-Nya diterapkan. Suasana yang ada yaitu suasana keimanan dan saling mengingatkan di jalan Allah.

Jika dikaitkan dengan kata 'merdeka', kondisi umat Islam saat ini belum benar-benar merdeka. Karena kemerdekan yang hakiki ialah ketika seorang hamba hanya menghamba pada Allah saja. Lalu, ingin diatur oleh syariat Allah karena syariat ada untuk kemaslahatan dunia secara global. Jika faktanya syariat belum diterapkan, maka berupaya agar penerapan syariat segera terwujud di muka bumi.

Bukankah memang dunia itu tempat berlelah-lelah bagi seorang mukmin? Maka jangan merasa lelah untuk terus berjuang mewujudkan kemerdekaan hakiki yaitu menghamba hanya pada-Nya dengan penerapan syariat-Nya. Sejatinya tempat istirahat yang paling indah bagi seorang mukmin adalah di surga-Nya. Tempat yang Allah janjikan bagi hamba-Nya yang patuh dan taat pada syariat-Nya.

Dakwah adalah aktivitas untuk mewujudkan penerapan syariat agar kemerdekaan hakiki bisa diraih. Dakwah yang mengingatkan kita pada jalan pulang ke kampung halaman, akhirat yang kekal abadi. Dalam perjalanan ini pastilah tidak mudah, penuh onak, duri, dan melelahkan. Benarlah apa yang diungkapkan oleh seorang ulama besar, Ibnul Qayyim rahimahullah: “Semua orang yang berakal bersepakat, bahwa kenikmatan tidak dapat diraih dengan kenikmatan.”

Allahua'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Sherly Agustina M.Ag. Kontributor NarasiPost.Com dan penulis literasi
Previous
Sandaran Ternyaman
Next
Menelaah Beragam Problematik yang Menimpa Negeri Dua Nil
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram