Hidup Indah dalam Skenario-Nya

"Bahwasanya Allah Swt. tidak pernah menciptakan produk gagal. Semua diciptakan sempurna oleh-Nya. Oleh karena itu, jangan pernah membandingkan kisah hidupmu dengan kisah hidup orang lain, sebab masing-masing kisah hidup kita sudah ditulis Allah dalam skenario-Nya."

Oleh. Miladiah Al-Qibthiyah
(Wakil RedPel NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-Jika mendalami kembali betapa Maha Besarnya Allah Swt. menciptakan makhluk-Nya yang sempurna yakni manusia, mungkin tak terhitung ungkapan rasa syukur yang senantiasa kita panjatkan pada-Nya tiap hari, bahkan tiap detiknya. Setiap manusia dilahirkan begitu spesial dan istimewa. Masing-masing memiliki sifat khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Adapun kelebihan atau potensi serta pengalaman hidup tiap manusia pun digariskan berbeda oleh Allah Swt. Maka, yang harus kita fokuskan adalah potensi dan kelebihan yang kita miliki agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain.

Sejak dilahirkan ke dunia, Allah Swt. telah membekali diri dengan potensi yang akan memberikan kemampuan kepada setiap manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya. Jalan hidup di sini tidak bisa dilakukan sekehendak hati. Sebab ada "sesuatu" yang telah mengikat antara Sang Pencipta dengan yang diciptakannya. Tugas kita adalah menerima dengan rida atas segala kelebihan dan kekurangan kita. Kelebihan dan kekurangan inilah yang menandakan bahwa kita sejatinya makhluk Allah yang sangat terbatas dan butuh bimbingan-Nya.

Fokus pada Kelebihan

Kita tentu tidak perlu iri dengan pencapaian orang lain. Yang mungkin menurut kita potensinya jauh lebih besar daripada apa yang kita punya. Salah besar jika menjadikan orang lain adalah tolok ukur keberhasilan kita. Sebab di hadapan Allah, keberhasilan itu adalah siapa yang paling bertakwa pada-Nya. Bahkan ketika hari itu tiba, hari di mana setiap manusia berkunjung ke kampung halaman abadi (akhirat), amalan yang memberatkan timbangan pahalanya lah yang berhasil memasukkannya ke dalam tempat di mana para rasul, nabi, dan orang-orang saleh berada, yaitu surga. Inilah keberhasilan yang nyata yang akan kita tuai di hari kemudian.https://narasipost.com/2021/09/18/kehidupan-itu-bermula-dari-rahimmu-bu/

Yang paling penting adalah mensyukuri setiap kelebihan yang kita punya. Dengan apa? Dengan cara mengasah kelebihan yang ada pada diri kita dan menunjukkan pada semesta bahwa kita pun bisa dengan segala potensi/kelebihan yang ada. Allah memberikan potensi/kelebihan itu sudah sesuai dengan porsinya. Tidak perlu memaksakan kehendak bahkan menghalalkan segala cara untuk menjadi yang terdepan. Bukan itu yang diinginkan Allah. Melainkan ikhtiar kita dalam mencapai keberhasilan itulah yang akan Allah perhitungkan di hari ketika manusia dibangkitkan dan dikumpulkan di suatu padang, yakni padang Mahsyar.

Bukankah Allah Swt. berfirman pada hamba-Nya, “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (TQS: Al-Isra': 70)

Jika kita buka kembali lembar demi lembar kisah hidup dari sahabat-sahabat Rasulullah saw., akan kita dapati karakter dan kelebihan sahabat Rasul saw. yang berbeda-beda. Abu Bakar dengan hati yang lembut. Dengan kelembutannya itu banyak yang tersentuh dengan nasihat dan dakwah beliau. Umar bin Khattab yang tegas lagi keras. Dengan sifat tegas dan kerasnya itu orang-orang ikut berani memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Sahabat Khalid bin Walid yang mampu melumpuhkan musuh-musuhnya di medan perang karena kebuasannya seperti singa. Dengan sifat buasnya di medan perang itu orang-orang berani membabat habis kaum kafir laknatullah tanpa ampun.

Sungguh kelebihan yang tepat sasaran. Kelebihan ini ibarat sebuah rezeki yang tak akan tertukar dengan siapa pun. Patut diingat bahwa Allah Swt. tidak akan pernah meninggalkan hamba-Nya yang taat lagi bertakwa, meski dalam kondisi terpuruk sekalipun. Sebab ada skenario indah yang telah Allah siapkan dan hadiahkan untuk hamba-hamba-Nya. Jika tidak di dunia, mungkin di akhirat mereka akan merasakan betapa indahnya skenario kehidupan yang telah Allah ukir untuknya.

Jangan Menyalahkan Diri Sendiri

Bukan lagi saatnya menyalahkan diri sendiri. Akan tetapi, kuatkan tekad dan azzam bahwa kita adalah makhluk istimewa dari Allah Swt. Menyalahkan diri sendiri berarti tak ada rasa ikhlas dan rida terhadap apa yang diri punya. Belajarlah memandang sesuatu bukan atas dasar manfaat melainkan apa yang dibenarkan oleh syariat. Mungkin diri kita yang kurang pandai bersyukur pada-Nya, selalu melihat ke atas padahal diri pun punya keterbatasan untuk mencapai segala sesuatu. Satu hal yang pasti bahwasanya Allah Swt. tidak pernah menciptakan produk gagal, sebab semua diciptakan sempurna oleh-Nya.

Selama berada dalam area/kuasa manusia, maka kesempatan untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada dan mengasah kelebihan yang kita punya. Namun, jika hal itu berada pada area/kuasa Allah Swt. maka ajarkan diri untuk senantiasa ikhlas terhadap ketetapan-Nya. Yakinkan diri bahwa di balik pencapaian yang belum sempurna, ujian bertubi-tubi, bahkan musibah yang menerpa tiada henti, ada skenario kehidupan yang akan mengganti keadaan itu. Sebagaimana Allah mengganti keadaan masyarakat Makkah yang sebelumnya jahiliah berubah menjadi keadaan yang penuh berkah.

Ketahuilah kisah hidup tiap-tiap manusia telah digariskan di lauh al-mahfuz. Apa yang terukir di sana maka itulah kehidupan terbaik dari Allah Swt. yang akan dijalani oleh hamba-Nya di dunia. Tidak perlu membuang-buang waktu demi ambisi dunia, sebab dunia hanyalah sementara sedang kehidupan akhirat adalah selamanya. Tetaplah berusaha dan bekerja keras atas hal-hal yang menjadi urusan manusia di dunia. Yakinlah bahwa di balik kesulitan hidup, akan datang kemudahan yang menyusul. Oleh karena itu, jangan pernah membandingkan kisah hidupmu dengan kisah hidup orang lain, sebab masing-masing kisah hidup kita sudah ditulis Allah dalam skenario-Nya.

Firman Allah Swt. yang berbunyi:
"Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (TQS. Al-Insyirah: 1-8)

Wallaahu a'lam bi ash-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Miladiah al-Qibthiyah Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Aplikasi Diblokir, Alasannya Bikin Miris!
Next
Pekerja Migran: Mesin Uang yang Diabaikan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Juharini
Yuli Juharini
2 years ago

Setiap manusia yang ada di dunia ini, pasti punya masalah sendiri-sendiri. Tergantung kita, mau berpegang pada tali agama Allah, atau keluar jalur, dalam menyikapi permasalahan itu. Tetap semangat!

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram