"Pantai Loang Baloq merupakan sebuah pantai berpasir putih. Pada bagian taman Loang Baloq terdapat sebuah danau buatan yang bentuknya menyerupai Pulau Lombok. Di kawasan Pantai Loang Baloq juga terdapat makam "keramat" yang disebut Makam Loang Baloq."
Oleh. Siti Amelia Q. A.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Apa yang ada di benak kalian jika mendengar istilah yang asing di telinga? Yups, pasti menebak-nebak apa artinya, bukan? Destinasi kali ini memiliki nama yang unik, yakni Loang Baloq. Loang Baloq merupakan salah satu destinasi wisata di Pulau Lombok yang merupakan gabungan dari wisata rekreasi, religi, dan sejarah. Letaknya di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Arti dari loang baloq ini sendiri memiliki penafsiran yang berbeda. Bagi pemahaman masyarakat secara umum, kata loang dalam bahasa Sasak yang berarti lubang, sedangkan kata baloq dalam bahasa Sasak berarti buaya. Jadi, loang baloq dalam bahasa Indonesia artinya lubang buaya. Namun, penafsiran yang lain mengatakan bahwa loang dalam bahasa Sasak artinya lubang, sedangkan baloq artinya buyut. Akan tetapi diksi yang benar adalah bebaloq yang artinya buaya, dan penyebutan yang benar adalah loang bebaloq. Tafsir loang baloq itu sendiri lebih condong kepada lubang buaya karena di areal makam tersebut terdapat banyak buaya pada zaman dahulu dan ditumbuhi sebuah pohon beringin yang memiliki lubang, tempat berdiam diri buaya yang konon berumur ratusan tahun.
Pulau Lombok memang memiliki destinasi wisata yang wajib dikunjungi, bukan hanya karena keindahan wisata pantainya saja, namun juga karena kelezatan wisata kulinernya yang akan memanjakan lidah para wisatawan yang berkunjung. Dari sekian banyak pantai, wisata Pantai Loang Baloq ini sarat akan sejarah dan makna bagi penduduk setempat.
Pantai Loang Baloq merupakan sebuah pantai berpasir putih. Pada bagian taman Loang Baloq terdapat sebuah danau buatan yang bentuknya menyerupai Pulau Lombok. Di kawasan Pantai Loang Baloq juga terdapat makam "keramat" yang disebut Makam Loang Baloq. Kompleks pemakaman ini terdiri dari tiga makam, yakni makam Maulana Syekh Gaus Abdurrazak, makam Datuk Laut, dan makam anak yatim.
Syekh Gaus Abdur Razak merupakan seorang ulama yang mendakwahkan Islam di Pulau Lombok pada sekitar abad 18. Ia adalah seorang ulama dari Timur Tengah yang mendakwahkan Islam ke Nusantara. Setelah menyebarkan dan mendakwahkan Islam di Pulau Sumatra, Jawa, dan Bali, beliau meneruskan perjalanannya ke Lombok dan mendarat di pesisir Pantai Ampenan hingga meninggalnya menjadi pendakwah di Lombok, terutama di Lombok bagian barat. Setelah meninggal, jenazahnya dimakamkan di Makam Loang Baloq.
Selain Syekh Gaus Abdur Razak, di sini terdapat makam tokoh yang dikenal dengan nama Datuk Laut. Datuk Laut dikenal sebagai seorang pengiring dari Syekh Gaus Abdur Razak, dan terdapat juga makam seorang anak yatim. Kompleks pemakaman ini akan ramai dikunjungi peziarah saat Idulfitri dan akan mencapai puncaknya pada saat lebaran ketupat (tanggal 6 Syawal).
Wilayah-wilayah yang ada di Indonesia, khususnya yang masih memegang adat istiadat yang kental, pasti tidak jauh dari hal yang berbau mistis atau keramat. Begitu pun yang terjadi di wisata Loang Baloq. Ada cerita mistis terkait pohon beringin yang ada di Kawasan Loang Baloq tersebut. Jika Anda mempunyai doa atau permintaan, Anda bisa membuat nazar lalu mengikatkan sesuatu di akar pohon beringin tersebut. Jika permintaan terkabul, Anda diwajibkan kembali lagi untuk melepaskan ikatan tersebut dengan melaksanakan nazar Anda. Hal ini terkenal dengan nama ritual saur sesang. Di samping berziarah, para pengunjung yang datang ke kompleks pemakaman ini terkadang menggelar beberapa ritual seperti potong rambut anak yang masih balita, biasanya disebut dengan ngurisan dalam bahasa Sasak.
Tentu hal-hal seperti itu harus menjadi perhatian kita sebagai seorang muslim yang taat akan aturan Sang Pencipta, yakni syariat Islam, apakah ritual-ritual seperti di atas disyariatkan atau tidak. Setiap budaya atau adat istiadat harus merujuk pada ketentuan dalam syariat Islam. Jika bertentangan dengan prinsip Islam, maka seorang muslim harus menghindarinya. Itulah takwa yang sebenarnya.
Namun, jika adat istiadat atau tradisi tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka dapat digunakan sebagai uslub dakwah, seperti para wali yang menyebarkan Islam dahulu kala, yang tetap memiliki esensi yang sarat makna dalam mendakwakan Islam di negeri ini. Meneropong tradisi di Kawasan Loang balok seperti berdoa di makam, melakukan nazar dengan mengikatkan sebuah benda di pohon beringin, serta permohonan-permohonan yang dilakukan kepada selain Allah, jelas merupakan perbuatan yang di haramkan karena sudah terkategori kesyirikan.
Berdoa di makam keramat ternyata telah dilakukan sejak jaman dahulu oleh orang-orang yang tidak mengerti tentang ilmunya. Padahal, berdoa di makam keramat merupakan hal yang dilarang Rasulullah saw. sebab bukan tempatnya untuk memohon dikabulkan doa.
Ziarah kubur yang diperbolehkan ialah bertujuan untuk mengingatkan manusia pada kematian. Sebagaimana sabda Rasulullah ahallallahu ‘alaihi wa sallam,
زُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الآخِرَةَ
“Lakukanlah ziarah kubur karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada akhirat (kematian).” (HR. Muslim no. 976)
Luruskan niat bahwa ziarah tersebut ditujukan untuk mengharapkan rida Allah Swt. serta lebih banyak mengingat kematian dan meraih kebaikan-Nya. Semoga dengan makin luasnya pemahaman masyarakat dengan tradisi yang tidak bertentangan dengan syariat, akan semakin menambah ketertarikan para turis domestik bahkan internasional dalam menapaki jejak keindahan alam Indonesia yang cukup beragam.[]