"Semoga setiap pasangan suami istri mampu mengatur emosi, memperbanyak zikir, berlindung pada Allah Swt., dan senantiasa muhasabah dengan beristigfar pada-Nya agar pernikahan dan rumah tangganya dilindungi dari godaan setan yang hendak mempersingkat usia pernikahan, pun mempersingkat jodoh tiap pasangan. Semoga Allah meridai pasangan suami istri berjodoh sampai surga, aamiin."
Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Wakil RedPel NarasiPost.Com)
NarasiPost.com-Di dunia ini banyak yang tidak menyangka akan berjodoh singkat dengan suaminya. Singkatnya jodoh tidak melulu karena dipisahkan oleh maut, akan tetapi ketidakcocokan di antara suami istri bisa jadi jalan memperpendek usia pernikahan. Sebelum memutuskan untuk menikah, tidak hanya kesiapan mental yang patut dimiliki oleh sepasang calon suami istri, namun kesiapan ilmu pernikahan dan parenting, finansial, ruang kesabaran, dan rasa syukur yang tinggi harus dimiliki oleh pasangan suami istri.
Jika Rasulullah memerintahkan seorang lelaki menikah karena empat hal, maka bagi perempuan tentu boleh memutuskan memilih lelaki yang kelak akan menjadi pendamping hidupnya dengan empat hal tersebut, yakni keturunan, rupa (cantik/tampan), kekayaan, dan agama. Tidak salah bila seorang wanita ataupun pria menikah karena mempertimbangkan fisik, harta, dan keturunan sebab memang telah dibenarkan dalam hadis Rasulullah saw. Akan tetapi penting digaribawahi bahwa menikah sebab agamanya lah yang lebih berpotensi memanjangkan usia pernikahan.
Sebab Sistem
Banyak suara hati perempuan (istri) di luar sana yang menyatakan tentang usia pernikahannya yang begitu singkat. Paling banyak di antara mereka menyebutkan sebab ketidakcocokan sifat dan karakter dengan sang suami, belum lagi dengan visi dan misi yang tidak sejalan. Memang benar, menyatukan visi dan misi dalam kehidupan rumah tangga sangat penting agar bahtera rumah tangga sampai di tempat tujuan. Visi dan misi inilah yang menentukan "kurikulum" apa saja yang hendak diterapkan di dalam rumah.https://narasipost.com/2021/09/01/memelihara-kewarasan-emak-rempong/
Menyusun "kurikulum" dalam rumah pun harus punya landasan dan sandaran yang benar. Sebagai hamba Allah Swt. dan umat Rasulullah saw., tentu saja landasan yang dimaksud adalah sebuah pedoman yang akan menjadi pegangan yang kuat dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Pedoman yang dimaksud adalah Al-Qur'an dan sunah Rasulullah saw. Di dalam Al-Qur'an telah dijelaskan bagaimana kehidupan keluarga Luqman penuh nasihat dan hikmah. Begitu pun kehidupan rumah tangga Rasul saw. yang penuh dengan pelajaran, bagaimana menjadi pendidik yang ikhlas, menjadi orang tua yang saleh, menjadi suami yang mampu mengajak istri dan keluarga berjalan bersama menuju jannah, dan bagaimana menjadi istri yang mampu melahirkan keturunan-keturunan yang menjadi generasi qurani, memiliki cita-cita besar, serta qurrata a'yun di tengah keluarga dan masyarakat.
Siapa pun pasti menginginkan keluarga ideal selayaknya kehidupan keluarga Luqman dan Rasulullah saw. Akan tetapi mendamba keluarga ideal di tengah gempuran pemikiran yang menjauhkan keluarga dari akidah dan syariat Islam adalah pekerjaan yang sangat berat. Di sinilah pentingnya ilmu pernikahan dan parenting serta kesiapan mental dan finansial dibutuhkan. Baik suami ataupun istri harus berupaya agar memahami bagaimana tuntunan kehidupan suami istri menurut sudut pandang Islam dan sunah Rasulullah saw. Bila jauh dari tuntunan yang sahih, maka tonggak kehidupan rumah tangga pun akan rapuh, bahkan memperpendek usia pernikahan dan mempersingkat jodoh dengan sang suami.
Jangankan pasangan hidup yang awam tentang fase-fase kehidupan rumah tangga, yang merasa sudah berilmu pun kadang berada di fase tidak mampu mempertahankan rumah tangga. Hal ini karena kontrol kesiapan mental, ruang kesabaran, dan rasa syukur yang belum mampu ditaklukkan oleh pasangan suami istri. Belum lagi dengan karakter khas yang melekat di antara suami istri yang menjadi sebab terkikisnya rasa cinta yang sudah terpupuk lama. Maka penting menyisakan ruang kesabaran dan rasa syukur agar mampu menghadapi kenyataan pahit dalam rumah tangga. Menyimpan stok sabar dan rasa syukur atas keridaan terhadap pasangan memang tidak mudah, namun ketika kita mampu berada di titik sabar dan syukur, niscaya kehidupan rumah tangga akan bertahan lama dan memperpanjang usia pernikahan seseorang.
Syukur dan Sabar
Rasa syukur dan sabar ibarat dua sisi mata uang yang tak pernah terpisahkan. Pun menjadi salah satu kunci agar seseorang tidak berjodoh singkat dengan pasangannya. Banyaknya kehidupan rumah tangga yang hancur sebab tidak memegang kunci syukur dan sabar. Secara zahir memang terlihat agamis, ahli ibadah, religius dalam mengarungi kehidupan rumah tangga, namun ketika kerikil-kerikil yang mengoyak kehidupan rumah tangga datang, ternyata tidak mampu melewati kerikil-kerikil tersebut. Jiwa kasar mendominasi, amarah memuncak, bahkan tak segan melontarkan kata-kata kasar yang menyakiti perasaan pasangan, hingga tangan melayang menyakiti fisik pasangan.
Belum lagi ketika rumah tangga diuji dengan himpitan ekonomi, maka tak segan sifat setan keluar, saling mencaci, fitnah, menyalahkan, penyesalan hingga berujung perceraian akibat sempitnya ruang kesabaran dan rasa syukur di dalam rumah tangga. Padahal Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 45, "Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amal berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." Juga dalam firman-Nya tentang rasa syukur dalam Surah Ibrahim ayat 7, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Maa syaa Allah betapa besarnya nikmat sabar dan syukur ketika pasangan suami istri memilikinya. Janji Allah terhadap rezeki yang melimpah serta nikmat yang luas akan membuat kehidupan rumah tangga akan selalu merasa cukup. Merasa cukup di sini bukan hanya atas nikmat rezeki atau harta yang diberikan oleh Allah, akan tetapi merasa cukup dengan memiliki pasangan yang sederhana akan membuatnya mencintai pasangan dengan rasa ikhlas semata karena Allah Swt. dan bersama-sama mengarungi bahtera rumah tangga agar sampai di tempat peristirahatan terkahir, yakni surga.
Jangan sampai Singkat!
Jadikanlah pernikahan kita panjang usia, pun dengan pasangan kita buatlah agar tidak berada pada keadaan yang singkat. Pepatah yang sering kali terdengar tentang "menikah sekali seumur hidup" bukanlah sebuah kehinaan atau aib, yang disangka melanggar syariat Allah sebab ada dalil bagi suami kebolehan menikah hingga empat kali. Begitu pun perempuan berhak meminta cerai untuk lebih selektif lagi memilih pasangan sesuai yang diharapkan agar tak jatuh di lubang yang sama. Akan tetapi melihat kondisi kehidupan yang jauh dari syariat Allah saat ini membuat kita berpikir berkali-kali untuk mengambil keputusan mempersingkat jodoh kita atau mengakhiri kehidupan rumah tangga kita.
Patut diingat tentang penyesatan iblis yang hendak menyelesaikan misi mereka yang diberi tugas menghancurkan kehidupan rumah tangga manusia di dunia. Berdasarkan hadis Rasulullah saw., dari Jabir berkata, “Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya (untuk menggoda manusia dan menyesatkan mereka). Yang kedudukannya paling dekat dengan Iblis adalah yang paling besar godaannya (dalam menyesatkan manusia). Salah satu diantara mereka datang lalu berkata, ‘Aku telah melakukan ini dan itu,’ (maksudnya menyuruh membunuh, mencuri dan minum khamar, misalnya). Iblis pun menjawab, ‘Kau tidak melakukan apa pun.’ Hingga datanglah salah satu setan dan berkata kepada Iblis, ‘Aku tidak meninggalkan fulan hingga aku memisahkan antara dia dengan istrinya dan menjadikannya menceraikan istrinya.’ Nabi bersabda, “Kemudian iblis mendekatkan setan itu kepada dirinya dan berkata, “Ya, engkau telah melakukannya.” Al A’masy menyebutkan dalam riwayatnya, “Iblis berkata, ‘Tetaplah (menggodanya).” (HR. Muslim)
Sebab pernikahan adalah ibadah terpanjang semasa di dunia, maka sebesar apa pun ujian dan godaan yang menggoyahkan kehidupan rumah tangga kita, jangan sampai memberi celah bagi setan/iblis merusak hubungan di antara suami istri dan menghancurkan institusi keluarga. Selayaknya kita menghalangi iblis menjalankan misi yang menjadi tujuan terbesarnya. Oleh karenanya, di samping berpegang pada pedoman hidup Al-Qur'an dan sunah, harus juga dibarengi dengan ilmu pernikahan, parenting, memiliki kesiapan mental, finansial, ruang kesabaran dan rasa syukur yang luas agar rida terhadap pasangan dan kehidupan rumah tangga yang sedang dijalani.
Semoga setiap pasangan suami istri mampu mengatur emosi, memperbanyak zikir, berlindung pada Allah Swt., dan senantiasa muhasabah dengan beristigfar pada-Nya agar pernikahan dan rumah tangganya dilindungi dari godaan setan yang hendak mempersingkat usia pernikahan, pun mempersingkat jodoh tiap pasangan. Semoga Allah meridai pasangan suami istri berjodoh sampai surga, aamiin. Wallaahu a'lam bi ash-shawab.[]
Photo : Pinterest
[…] https://narasipost.com/family/07/2022/agar-pernikahan-panjang-umur/ […]
Sepakat,harus sabar dan bersyukur terhadap pasangan kita