Yuk, Jadi Ibu Produktif yang Bahagia

"Untuk mulai me-manage waktu, kita harus memilah prioritas. Di tahap ini saya kesulitan karena merasa semuanya penting. Sampai akhirnya saya dapat insight bahwa prioritas itu memenuhi hak الله. Jadikan waktu salat sebagai target awal untuk mulai me-manage waktu"

Oleh. Fatimah Azzahra
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pernah gak sih merasa waktu berlalu cepat sementara diri gak melakukan apa-apa? Pernah gak sih merasa sulit produktif baik itu ibadah atau aktivitas lainnya?

Saya pernah. Dan ini yang akhirnya mendorong saya untuk belajar tentang manajemen waktu dengan bahagia beberapa bulan kemarin. Izinkan saya berbagi apa yang saya dapatkan dan coba aplikasikan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk me-manage waktu kita, diantaranya adalah :

1. Tentukan Prioritas

Untuk mulai me-manage waktu, kita harus memilah prioritas. Di tahap ini saya kesulitan karena merasa semuanya penting. Sampai akhirnya saya dapat insight bahwa prioritas itu memenuhi hak الله. Jadikan waktu salat sebagai target awal untuk mulai me-manage waktu. Bukankah kita diingatkan jika ingin hubungan kita dengan sesama manusia baik maka perbaikilah hubungan kita dengan Rabb?

Islam juga mengajarkan kerja cerdas. Kerja yang dilakukan sekarang tapi hasilnya masih mengalir walau diri sudah tak bernyawa lagi. Jadikanlah amal jariah sebagai prioritas kita.

2. Buat To do list Harian

Ada banyak metode untuk manajemen waktu, tapi yang saya nilai cocok untuk saya saat ini adalah membuat to do list harian. Dulu saya membuat jadwal harian per jam. Tapi sekarang saya punya faktor yang unpredictable, anak-anak. Waktunya makan, kalau anak-anak belum lapar, mereka tak akan makan. Waktunya tidur, kalau mereka belum ngantuk, tak akan tidur. Oleh karena itu, kini saya lebih senang menggunakan to do list harian. Kenapa? Selain lebih fleksibel, ia juga tetap punya faktor kepuasan saat menceklis kegiatan yang sudah dikerjakan.https://narasipost.com/2020/12/11/iman-yang-produktif/

Adanya to do list harian juga membantu kita mengingat apa saja yang harus dikerjakan dan sudah dikerjakan. Jadi tidak akan merasa "Wah sudah sebulan lagi tapi belum ngapa-ngapain nih".

3. Mengurangi Distraksi

Katanya tak ada waktu, tapi masih bisa scrolling medsos. Katanya tak ada waktu, tapi masih bisa nonton.

Tak ada ilmu tanpa ujian. Inilah ujian manajemen waktu, distraksi. Maka, me-list distraksi kita dalam me-manage waktu perlu dilakukan. Tak hanya di-list tapi juga dihindari agar kita bisa fokus beramal.

Ada yang distraksinya berupa media sosial, termasuk saya. Maka, saya meng-uninstall aplikasi tersebut. Dan hasilnya, saya merasa lebih produktif beramal.

Teori butuh perjuangan untuk dipraktikkan. Ujian juga cobaan datang. Terlalu banyak menuliskan to do list harian dengan hasil tak sesuai harapan membuat diri meledak-ledak. Anak-anak, juga suami jadi korban. Timbul rasa bersalah dalam diri.

Ternyata saya harus me-manage emosi saya jika saya ingin produktif dengan bahagia dalam kehidupan sehari-hari. Berbekal ilmu tentang manajemen emosi yang pernah saya dapatkan dan bimbingan mentor tersayang, saya akhirnya me-list apa yang bisa saya lakukan untuk me-manage emosi.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan, tapi kalau terlalu banyak saat memulai, akhirnya jadi gelagapan, tambah stres karena tak ada yang sesuai, bahagia semakin jauh dari pandangan.

Maka, saya membagi list managemen emosi dan diaplikasikan secara bertahap. 2 sampai 3 list aktivitas untuk managemen emosi saya latih tiap pekan. Tak lepas dari keyakinan bahwa bahagia itu الله yang turunkan dalam hati, saya memasukkan list managemen emosi dalam ranah ibadah. Ini list managemen emosi yang saya latih:

Pekan pertama:

1. Zikir pagi-petang

Kenapa zikir? Karena mengingat الله menyibukkan lisan dan pikiran diri dari hal yang negatif.

2. Quality time dengan suami

Kenapa quality time dengan suami? Untuk menyamakan suara dalam mendampingi buah hati, berbagi kisah suka juga duka saat mendidik amanah dari الله.

3. Tidur maksimal jam 22.00

Kenapa tidur maksimal jam 22? Karena kecapain, kurang istirahat bisa membuat sumbu diri jadi pendek. Dan jam biologis tubuh di jam 22 sampai 2 pagi memang waktunya tidur. Itulah saatnya tubuh melakukan proses detoks, mengeluarkan racun.

Pekan kedua:

1. Sholat tepat waktu

2. Membaca Qur'an dengan tartil

List ini sesuai dengan target managemen waktu, yakni menjadikan waktu salat sebagai patokan. Belajar disiplin. Sementara mendekat pada Al-Qur'an bisa melembutkan hati.

Pekan ketiga:

1. Jeda napas 3 detik sebelum reaksi:

Impulsif, reaktif tidak selalu baik karena rasa yang muncul duluan bukan logika. Maka, latihan jeda, sadar napas membantu mengasah logika. Harus marahkah karena ini? Apa yang baiknya saya lakukan?

2. Menulis jurnal syukur

Menulis jurnal syukur setiap hari membantu saya menyadari betapa banyaknya nikmat hari ini. Tak patut untuk disikapi dengan marah-marah.

Pekan keempat :

1. Curhat sama الله

Siapa tempat yang paling solutif untuk curhat selain Sang Penggenggam Jiwa seluruh manusia, termasuk diri dan anak-anak?

2. Tidak menonton drama

Disadari atau tidak, lagu, tontonan masuk ke alam bawah sadar kita. Sehingga bisa memengaruhi kita dalam bertindak. Maka, membatasi diri menonton drama menjadi pilihan agar emosi lebih stabil.

Sekali lagi ada banyak cara untuk me-manage emosi. Tak harus ini, tapi ini yang saya latih dan hasilnya setelah dipraktikkan, saat saya bertanya pada suami, beliau merasa saya ada perubahan, lebih tenang dalam menghadapi anak-anak.

Sekian cerita pengalaman saya kali ini semoga ada manfaat yang bisa diambil. Mohon maaf atas kesalahan, kekurangan. Mari jadi ibu produktif yang berbahagia. Karena waktu kita terbatas, amal kita harus tanpa batas dengan beramal cerdas.

Wallahua'lam bish shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Fatimah Azzahra S.Pd. Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Inflasi Lonjakan Harga Meroket, Kapitalis Diambang Kolaps
Next
Perundungan Marak, Potret Generasi Rusak
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram