Hijrah pada Islam Kaffah, Raih Rida Allah

"Ketahuilah dalam proses hijrah akan ada ujian yang menyertai. Meskipun tertatih-tatih jangan pernah berbalik arah. Seperti dakwah yang diteladankan Rasulullah saw. serta wahyu Allah pada surah Ali-Imran ayat 104 yang bermakna, agar ada sekelompok umat yang mengajak kepada kebaikan dan meninggalkan segala perbuatan buruk. Maka mereka inilah orang-orang yang beruntung."

Oleh. Bunga Padi
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-Rasulullah saw. mengajak umatnya hijrah kepada penghidupan yang lebih baik, bahagia, sejahtera, dunia dan akhirat. Tentu semua itu akan tercapai bila hidup dalam keteraturan koridor hukum syarak. Itulah mengapa hijrah atau berpindah dari jahiliah kepada cerdas memahami dan bangkit dengan pemikiran Islam menjadi wajib dilaksanakan oleh seorang yang mengaku beriman kepada Allah Swt. dan Rasulullah saw. 

Mengajak seseorang hijrah kepada Islam kaffah memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Sudah barang tentu akan menemui berbagai respons. Ya, manusiawi, ada yang menolak mentah-mentah walau sebenarnya hati kecil mereka menerima, terkadang ada rasa gengsi yang dipertahankan. 

Ada juga yang tidak percaya bahwa Islam sebagai rambu-rambu kehidupan sehari-hari. Sebab menurutnya berislam itu cukup ketika menjadi baik terhadap siapa pun, salat 5 waktu dikerjakan, puasa bila Ramadan, haji atau umrah jika ada uang, sedekah sekadarnya, saat menikah atau kematian tiba pakai cara Islam. 

Atau hal lain yang memengaruhi sehingga membuatnya terhalang untuk hijrah. Semisal dilarang oleh suami atau orang tua, kesibukan yang menyita waktu, akhirnya merasa cukup menjadi Islam seadanya. Serta minimnya informasi yang benar tentang Islam, justru informasi negatif yang lebih dominan sampai ke telinganya hingga membuat islamofobia.

Terkadang kejutan membahagiakan datang justru dari mereka yang merasa bodoh dan hina dalam menjalani kehidupan dunia. Ada kegalauan dan ketakutan yang luar biasa. Lalu muncul pertanyaan dalam diri sendiri, nanti pulang (mati) saya bawa bekal apa? Kira-kira begitulah pertanyaan yang sering disampaikan kepada saya dalam sebuah majelis ilmu. 

Walau latar belakang mereka adalah ibu rumah tangga biasa dengan seabrek kegiatan sehari-hari mengurus anak-anaknya. Ada juga yang nyambi mencari tambahan menjadi tenaga lepasan karena suaminya jauh di rantau. Ada yang menjadi asisten toko, asisten rumah tangga, pengasuh balita meski umur sudah tak muda dan seterusnya. Namun, semuanya itu tidak menyurutkan langkah mereka untuk segera berhijrah. Mereka mau membuka diri dan menerima Islam kaffah yang ditawarkan. Sehingga hari-hari berikutnya terus belajar bersama, diskusi dalam masalah keumatan, dan turut berkontribusi dalam menyebarkan syariat-Nya. 

Mereka pun menuturkan, sangat bahagia dan terharu telah dipertemukan dengan sebuah majelis ilmu yang membuat pemikirannya bangkit dan bersahabat dengan orang-orang saleh. Banyak manfaat yang dirasakan setelah belajar Islam kaffah, jadi banyak tahu tentang ilmu dan tsaqafah Islam. Jika dulu salat tapi riba, kini tidak lagi. Berkerudung dan berjilbab syar'i, membaca Al-Qur'an serta mengupas isinya, tidak mudah baper, hidup jadi lebih bersemangat, politis, dan seterusnya.

Begitulah sharing dengan para Ibu  dalam sebuah majelis ilmu sebelum pelajaran dimulai. Dari merekalah saya belajar, dalam hati diam-diam saya mengagumi mereka. Sungguh pribadi yang rendah hati, teguh pendirian, dan sabar menjalani kehidupan. Namun tetap semangat hijrah. Di mana orang lain sibuk memikirkan diri sendiri, tapi mereka masih mau belajar tentang Islam kaffah dan turut memikirkan nasib umat.

Di akhir pertemuan, biasanya kami pun saling berpesan untuk saling menasihati, terus berbuat baik mengamalkan ilmu yang telah diberikan dan tidak lupa mendoakan kepada mereka yang belum hijrah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah, taufik, dan inayah-Nya. 

Sungguh rangkaian nasihat Allah Swt. yang indah dalam firman surah Al-Baqarah ayat 208. Bagi orang-orang yang beriman agar memasuki Islam secara menyeluruh tanpa ada satu ayat pun yang diingkari. Jangan sampai mengikuti jalan setan karena sebenarnya setan itu musuh yang nyata bagi hamba yang bertakwa. 

Ayat ini menjadi peringatan bagi orang beriman agar masuk ke dalam Islam secara totalitas, mengamalkan, dan mengaplikasikan seluruh isi Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari baik individu, masyarakat, maupun bernegara

Cukup jelas Allah mengingatkan dalam surah An-Nisa ayat 100 yang bermakna bahwa bagi orang yang hijrah akan dijamin rezekinya secara luas dan banyak di dunia. 

Masyaallah.Tabarakallah, begitu besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, ini salah satu dari sekian banyak ayat motivasi agar kita bersegera meninggalkan jahiliah modern dan sistem kufur buatan manusia saat ini, hijrah menuju Islam kaffah. Karena hanya itu satu-satunya cara untuk bangkit dari pemikiran rendah dan keterpurukan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan.

Urgensinya merupakan perintah Allah Swt. agar setiap hamba-Nya terikat hukum syariat dan meneladani apa-apa yang telah dibawa Rasulullah saw. agar mencapai kehidupan "Rahmatan lil 'alamin" dan keridaan-Nya di seluruh muka bumi. 

Patutlah menjadi renungan. Sebagai muslimah pembelajar pupuklah selalu semangat diri dalam belajar. Ketahuilah dalam belajar akan ada ujian menyertainya, namun demikian selelah atau serumit apa pun persoalan hidup, jangan pernah melepas dakwah dan menjauh dari jemaah. Meskipun tertatih-tatih jangan pernah berbalik arah. Seperti dakwah yang diteladankan Rasulullah saw. serta wahyu Allah pada surah Ali-Imran ayat 104 yang bermakna, agar ada sekelompok umat yang mengajak kepada kebaikan dan meninggalkan segala perbuatan buruk. Maka orang-orang yang seperti ini akan beruntung.

Hijrahlah bersama orang-orang yang hijrah! Sungguh sendirian itu berat, maka obatnya bersama-sama. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari kehinaan dunia, mengampuni segala dosa, istikamah dalam iman Islam dan menghimpunkan kelak di jannah-Nya. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Bunga Padi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Senyawa Kepribadian Tangguh
Next
Sri Lanka di Ambang Kehancuran
2 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 month ago

Pentingnya hijrah
Karena penuh hikmah
Mentaati Islam kaffah
Untuk mendapatkan cinta Allah

Mengapa ragu
Bersatulah untuk maju
Mari hijrah bersama
Guna mendapatkan rida-Nya

Semoga banyak yang tercerahkan dengan karya Adinda

Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
Reply to  Dewi Kusuma
1 month ago

Masyaallah tabarakallah kanda Dewi untaian baitnya keren.i Semoga istikamah selalu menapaki hijrah ke Islam Kaffah.

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Semoga kita istikamah dalam hijrah.

Tya Ummu Zydane
Tya Ummu Zydane
2 years ago

Masya Allah...
Terharu banget bacanya

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram