Senyawa Kepribadian Tangguh

"Dari kehidupan unta kita belajar tentang senyawa air yang menjadi energi gerak dan mampu membuat unta bertahan di tengah panasnya gurun pasir. Dalam konteks ini kita dapat belajar tentang pola sikap seorang pengemban dakwah yang harusnya memiliki mental semangat yang tangguh pula."

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-Ada ibrah dari beningnya air yang kita konsumsi atau gunakan setiap hari. Sebagaimana diketahui air adalah sumber kehidupan. Tanpa air manusia dan makhluk hidup lainnya sulit untuk bertahan hidup. Dalam ilmu kimia, air adalah senyawa H2O yang tercipta di alam. Ada pelajaran menarik dari firman Allah Swt. dalam QS. Al-Anfaal: 11, menjelaskan bagaimana hujan dari langit dapat menyucikan, dengan hujan pula dapat menghilangkan dari gangguan-gangguan setan, hujan menguatkan hatimu dan memperteguh pijakanmu.

Air hujan ternyata menjadi "ruqyah" alami sehingga manusia dapat terhindar dari gangguan setan dan penyakit lainnya. Sementara dari ayat kauniyah lain, semisal hewan unta banyak hikmah kehidupan dari penciptaannya.

Unta merupakan binatang yang menjadi kendaraan tangguh khas gurun pasir dan pandai menghemat air. Daya tahan tubuh unta sungguh luar biasa. Jarak tempuh unta lintas negara sebagaimana perjalanan dagang pada masa Rasulullah saw. yang berniaga dari Makkah menuju Yaman. Unta bertahan dengan air yang diminum dan dicadangkan pada punuknya. Kebutuhan akan air menjadikan kehidupan dunia berada dalam keseimbangan iklim.

Senyawa Kepribadian dari Alam

Air merupakan senyawa dengan lambang kimia H20, dikatakan senyawa karena menjadi zat baru yang berbeda sifat dan karakternya dari unsur-unsur pembentuknya. Air itu memiliki karakter dingin dan bisa memadamkan api, sementara unsur pembentuknya, yaitu hidrogen dan oksigen justru bersifat membakar dan berwujud gas.

Pun dari kehidupan unta kita belajar tentang senyawa air yang menjadi energi gerak dan mampu membuat unta bertahan di tengah panasnya gurun pasir. Pantang menyerah dalam menghadapi beratnya medan perjalanan yang akan di tempuh. Dalam konteks ini kita dapat belajar tentang pola sikap seorang pengemban dakwah yang harusnya memiliki mental semangat yang tangguh pula.

Tidak jarang kita menemukan seorang pengemban dakwah yang mudah patah arang dan kehilangan ghirah berdakwah. Amanah dakwah sering dilalaikan karena salah dalam memilih prioritas amal. Faktor lainnya bisa karena pecahnya kepribadian (split of personality) atau kepribadian ganda (split disorder).

Perihal kepribadian ganda atau dalam istilah medis dinamakan Dissosiatif Identity Disorder (DID), menurut Aprinda Puji yang ditulisnya pada laman hellosehat.com, 12/3/2021, DID adalah penyakit mental yang membuat seseorang kehilangan memori atau melakukan tindakan baik secara sadar ataupun tidak sadar dari nilai kepribadian yang sebenarnya.

Pembahasan ini sangat menarik jika dikaitkan dengan permasalahan pecahnya kepribadian seorang pengemban dakwah yang bertindak tidak sesuai dengan apa yang menjadi dasar pemikirannya. Menurut Syekh Taqiyuddin an-Nabhani dalam buku "Kepribadian Islam Jilid 1" dikatakan bahwa kepribadian (syaksyiyah) harus terbentuk dari perpaduan atau senyawa pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah).

Mengenali Kepribadian Tangguh

Mengenai pola pikir ini tidak bisa dipisahkan dari asas berpikirnya, yaitu akidah yang harus menjadi landasan pemikiran yang akan memengaruhi pola sikapnya. Orang yang memiliki kepribadian ganda karena tidak bisa menjadikan "senyawa" pola pikir dan pola sikapnya. Apa yang dilakukannya bertolak belakang dari apa yang ada dalam pikirannya atau melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan apa yang menjadi pemahamannya.

Jika bicara pola pikir Islam, maka akidah Islam harus menjadi asas pembentukan pemikirannya, bahkan akidah ini pula yang mendasari kecenderungan pola sikapnya. Pengemban dakwah yang seolah "lupa ingatan" terhadap tugas-tugas dakwahnya adalah gejala kepribadian ganda.

Dalam beberapa kasus, orang dengan kepribadian ganda memiliki pemikiran Islami, namun melakukan pola sikap sekuler, sehingga pecah kepribadian. Karena itu, harus selalu diperhatikan bangunan pemikiran dan muyul-nya (kecenderungan sikap) yang akan dipilihnya. Seorang pengemban dakwah yang berkepribadian Islam akan menjaga pola pikirnya dengan tsaqafah Islam dan pola sikapnya dengan selalu bertakarub kepada Allah Swt. Yakni melakukan aktivitas amal yang senyawa dengan pemahaman (mafahim), standar amal (miqyasul amal) dan keyakinan yang bulat (qonaat).

Dalam membangun pola pikir atau pemahaman yang Islami, ingatlah akan sebuah hadis Nabi saw. yang diriwayatkan Syaikhani, artinya menerangkan, bahwa "Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga Rasulullah berada dalam pikirannya ketika ia berpikir."

Begitu pun dalam membangun pola sikap atau nafsiyah yang Islami, seorang pengemban dakwah harus mampu menjadikan seluruh kecenderungan perbuatannya bertumpu pada akidah Islam sehingga standarnya adalah halal dan haram bukan asas manfaat yang sifatnya temporer dan berdasarkan keinginan hawa nafsu semata.

Kaitannya dengan penderita split disorder sangat mungkin menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Namun, selama ia masih menjadikan akidah Islam sebagai asas berpikir dan tingkah lakunya, maka masih dikatakan memiliki kepribadian Islam. Hanya saja harus tetap dijaga konsistensi amalnya agar akidah Islam menjadi kaidah berpikir (qaidah al-fikriyah) dan hukum syariat sebagai panduan hidupnya.

Kepribadian ganda pada seorang pengemban dakwah penyebabnya didominasi oleh tekanan psikologi yang traumatis atas perlakuan sistem yang zalim terhadap rakyatnya. Pecahnya kepribadian seorang muslim tidak akan terjadi kalau ketaatan individunya dibingkai dalam sistem kehidupan masyarakat yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Mereka yang pecah kepribadian diakibatkan oleh kesalehan individu yang tidak terjaga karena hidup dalam sistem kapitalisme yang sekuler. Wallahu'alam bish Shawwab.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kasus Pencabulan di Pesantren, Bukti Sekularisme adalah Bahaya Laten
Next
Hijrah pada Islam Kaffah, Raih Rida Allah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram