"Sungguh, sistem Islam atau Khilafah mampu memberikan pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas kepada seluruh rakyatnya, baik warga muslim maupun nonmuslim. Sebaliknya, BPJS yang ada dalam sistem kapitalisme sekarang ini malah menambah pemalakan negara terhadap rakyatnya."
Oleh. Sri Retno Ningrum
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Badan Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS) Kesehatan dikabarkan akan melebur rawat inap ruang perawatan kelas 1, 2, dan 3 menjadi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Sehingga dengan peleburan tersebut, iuran akan ditentukan dari besar pendapatan peserta. Hal itu sesuai dengan pernyataan Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Asih Eka Putri, yang mengatakan iuran dihitung dengan memperhatikan keadilan dan prinsip asuransi sosial. Asih Eka Putri juga mengatakan penerapan kelas tunggal BPJS Kesehatan masih menunggu diselesaikannya revisi Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2012 tentang Jaminan Kesehatan. (Kompas.com 19/6/2022)
Peleburan rawat inap ruang perawatan kelas 1, 2, dan 3 menjadi KRIS tentu akan menambah beban hidup rakyat, terlebih bagi peserta kelas III. Mereka harus membayar iuran lebih mahal. Selain itu, tak bisa dimungkiri bahwa keberadaan BPJS adalah bentuk lepas tangannya pemerintah dalam sektor kesehatan. Pasalnya, rakyat yang menjadi peserta BPJS harus membayar iuran setiap bulannya. BPJS sendiri berdiri sesuai dengan UU No. 42 tahun 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional). Sejak saat itu PT Askes (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan.
Pada awal pembentukan BPJS, pemerintah mempromosikan badan tersebut sebagai bentuk kepedulian negara terhadap layanan kesehatan. Gotong royong pun menjadi prinsip lembaga tersebut. Artinya, dengan mendaftar sebagai peserta BPJS dan membayar iuran setiap bulannya, maka peserta sehat akan membantu peserta yang sedang sakit. Ini tentu bentuk ta'awun yang keliru. Karena sejatinya, kesehatan merupakan kebutuhan penting setiap warga negara yang harus dipenuhi negara.
Inilah bentuk kezaliman yang lahir dari diterapkannya sistem kapitalisme. Kepanjangan BPJS yakni Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial hanyalah kebohongan penguasa. Sebaliknya, BPJS bisa diartikan asuransi nasional dan pemalakan rakyat dalam sektor kesehatan.
Di sisi yang lain, BPJS kerap mengalami masalah, seperti: deposit, korupsi, peserta BPJS yang tidak puas dengan layanan BPJS, dan lain-lain. Berbagai masalah tersebut, namun mereka tega menaikkan iuran perbulannya. Lebih dari itu, ketika peserta BPJS terlambat membayar iuran, maka mendapat denda dari BPJS. Demikian pula, jika besarnya iuran tidak lagi menguntungkan BPJS, maka langkah peleburan kelas atau dikenal KRIS menjadi langkah BPJS mengambil untung yang banyak dari rakyat. Miris!
Hal ini tentu berbeda dengan sistem Islam yang pernah tegak di bumi. Sistem Islam atau khilafah akan benar-benar memperhatikan kesehatan rakyat dengan memberikan pengobatan gratis kepada mereka. Pada masa Nabi Muhammad saw, sebagai kepala negara, beliau pernah menyediakan dokter gratis untuk mengobati Ubay. Nabi Muhammad saw. pada waktu itu mendapatkan hadiah seorang dokter dari Muqauqis, Raja Mesir dan menjadikan dokter tersebut untuk mengobati seluruh rakyatnya. Pada masa Bani Ibn Thulun di Mesir memiliki masjid yang dilengkapi dengan tempat cuci tangan, lemari tempat menyimpan minuman dan obat-obatan dengan dilengkapi dokter untuk memberikan pengobatan gratis pada rakyat. Khalifah Bani Umayyah banyak membangun rumah sakit yang disediakan untuk orang terkena lepra dan tuna netra. Khalifah Bani Abbasiyah banyak mendirikan rumah sakit di Baghdad, Kairo, Damaskus dan memopulerkan rumah sakit keliling. (Tabloid Media Umat, edisi 308)
Adapun sumber dana yang diperoleh dalam memenuhi kesehatan rakyat berasal dari hasil sumber daya alam (SDA) yang dikelola negara, seperti: hasil tambang, hasil laut, hutan, dan sebagainya. Ada pula sumber pendapatan negara dari sektor lain, misalnya: fa’i, ghanimah, jizyah, usyur, kharaj, khumus, rikaz, dan sebagainya. Pendapatan tersebut cukup untuk menjamin kesehatan rakyat.
Sungguh, sistem Islam atau Khilafah mampu memberikan pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas kepada seluruh rakyatnya, baik warga muslim maupun nonmuslim. Sebaliknya, BPJS yang ada dalam sistem kapitalisme sekarang ini malah menambah pemalakan negara terhadap rakyatnya. Maka, satu-satunya cara untuk mengakhiri kezaliman ini adalah dengan mengganti sistem kapitalisme, kemudian melirik sistem Islam atau Khilafah. Dengan Khilafah, niscaya segala kezaliman yang dialami rakyat akan berakhir, kemudian berganti dengan keberkahan dan kesejahteraan. Wallahu’alam bisshowab.[]