"Supaya menghasilkan tulisan yang baik dan dimengerti oleh pembaca, maka kudu mengikuti kaidah bahasa yang berlaku. Karena itulah, PUEBI dan KBBI semestinya dikuasai oleh penulis."
Oleh. Deena Noor
(Tim Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.com-PUEBI dan KBBI adalah dua hal yang sangat akrab bagi penulis. PUEBI dan KBBI penting diterapkan agar tulisan menjadi baik dan benar secara kaidah kebahasaan. Apalagi dalam karya tulis ilmiah yang menjadi rujukan, mengikuti PUEBI dan KBBI menjadi suatu keharusan. Pemakaian kata yang tepat dalam karya tulis ilmiah akan membuat isinya mudah dipahami. Penjelasannya menjadi terang, tidak rancu atau multitafsir.
Secara umum, dalam menulis hendaknya mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar. Tujuannya agar apa yang ingin disampaikan oleh penulis bisa dimengerti oleh yang membacanya. Bayangkan jika tulisannya semrawut, tata bahasanya amburadul, diksinya tak tepat, dan typo di mana-mana. Tak enak dibaca dan bikin dahi berkerut karena bingung. Pesan pun entah bagaimana nasibnya.
Terkecuali jika tulisan tersebut untuk konsumsi pribadi, mungkin tak terlalu bermasalah bila tak mengikuti pedoman berbahasa yang baik dan benar. Mau kacau seperti apa pun tulisan yang dibuat, kita sendiri yang tahu dan merasakannya. Yang pasti kita juga tak akan malu karena tulisan tersebut tak dibaca orang lain. Namun, ketika tulisan itu untuk dikonsumsi publik baiknya memang mengikuti pedoman yang berlaku.
Bagi penulis, berjibaku dengan kata-kata baku dan tidak baku adalah hal yang biasa. PUEBI dan KBBI menjadi teman akrab yang tak boleh ditinggalkan bagi para penulis. Memahami keduanya terkadang memang susah-susah gampang. Yang kita kira sudah baku ternyata setelah dicek lagi termasuk kata yang tidak baku. Biasanya karena kata tersebut banyak dipakai dalam percakapan sehari-hari sehingga familier di lidah dan telinga kita. Ada juga kata yang memiliki makna lebih dari satu. Contohnya, kata “Bisa” yang berarti “mampu atau dapat” dan “racun yang terdapat pada hewan.” Tentu penggunaannya disesuaikan dengan konteks kalimat.
Selain itu, ada tanda baca, partikel, pemakaian huruf kapital, penulisan kata serapan, tentang kata dasar, imbuhan, dsb. Banyak memang yang harus diketahui dan diterapkan terkait pedoman bahasa ini. Namun, supaya menghasilkan tulisan yang baik dan dimengerti oleh pembaca, maka kudu mengikuti kaidah bahasa yang berlaku. Karena itulah, PUEBI dan KBBI semestinya dikuasai oleh penulis.
Lalu, bagaimana caranya supaya bisa menguasai PUEBI dan KBBI yang begitu banyak dan terperinci? Membacanya saja tampak rumit. Terkadang melelahkan kalau dibayangkan. Apalagi menerapkannya. Terus mau menyerah, begitu?!? Jangan dong!
“Alah bisa karena terbiasa.” Sudah tahu peribahasa ini pastinya ya?! Betul. Dengan membiasakan diri pada sesuatu, maka sesuatu yang sulit itu akan menjadi mudah. Apabila suatu pekerjaan yang sukar telah terbiasa dilakukan, maka tidak terasa lagi kesukarannya atau sudah memiliki pengalaman praktik yang lebih baik. Ini bisa kita amalkan dalam menulis sesuai PUEBI dan KBBI.
Baiklah, kurasa sudah cukup panjang aku berbicara. Yang sebenarnya inti dari sharing ini adalah mau menyajikan tips ala diriku, yakni tips menaklukkan PUEBI dan KBBI. Wah, kelihatan wah ya sepertinya?! Padahal aslinya hanya sederhana saja kok. Semua orang pasti bisa melakukannya. Lho, jadi panjang lagi kalimatnya…
Berikut tips agar mampu menaklukkan PUEBI dan KBBI:
1. Ingat
Bagaimana kita bisa menulis bila lupa apa yang mau ditulis? Kosong dong jadinya. Mengingat atau menghafal tentu menjadi hal yang mendasar. Mengingat mana yang termasuk baku, di mana harus menempatkan tanda baca, atau kapan sebuah kata ditulis dengan huruf kapital, dll. Itu semua dilakukan dengan mengingat yang benar dengan tepat.
2. Catat
Mencatat membantu mengingat apa yang harus diingat. Apalagi yang usianya sudah tak muda lagi atau yang ingatannya lemah, tentu tak semudah itu. Maka, mencatat merupakan hal yang sangat penting. Catatan menjadi andalan bila kita lupa akan sesuatu. Catat apa saja yang termasuk kata baku misalnya, agar kelak tak keliru lagi. Catat hal-hal yang kita sering melupakannya atau sesuatu yang baru. Pokoknya catat apa saja yang sekiranya penting bagi kita. Catatan seseorang bisa jadi berbeda dengan orang yang lainnya.
3. Buat
Buat tulisan. Maksudnya praktikkan apa yang kita pahami dari PUEBI dan KBBI. Caranya, ya dengan menulis. Menulislah dengan tata bahasa yang semestinya. Ini seperti latihan yang akan membuat kita semakin lihai. Dengan menulis, kita akan mengetahui sejauh mana kita mengenal dan menguasai PUEBI dan KBBI. Semakin sering menulis, akan semakin mengasah kemampuan dan mendekatkan diri kita pada PUEBI dan KBBI.
4. Lihat
Ketika kita menulis kemudian lupa apakah kata yang dipakai sudah tepat, baku ataukah tidak, maka kita bisa melihat PUEBI dan KBBI. Bisa dari catatan yang kita buat, dari buku atau dengan menengoknya secara daring.
Lihat saja bila lupa. Tak mengapa. Mumpung masih bisa dan diperbolehkan untuk melihatnya, maka lihatlah sering-sering. Siapa tahu dia kangen… eh, apaan sih?!
5. Niat
Niat ditempatkan menjelang akhir bukan berarti tak penting. Ini untuk mengingatkan kita bila mulai bergeser from the right track. Luruskan selalu niat kita. Untuk apa sebenarnya kita melakukan sesuatu, supaya keren dan dibilang pintar, supaya dikagumi banyak orang, ataukah sebagai upaya kesungguhan dalam menuntut ilmu dan menebarkan manfaat? Kita sendiri yang mampu menjawabnya.
6. Semangat
Selalu bersemangatlah dalam menaklukkan PUEBI dan KBBI. Suatu saat, dengan kegigihan dan usahamu yang sungguh-sungguh, keduanya pasti mampu kau taklukkan. Lewati dan nikmati setiap proses dengan sabar dan ikhlas lillahi taala. Semangat!
Kurang lebih ini yang bisa aku sampaikan. Panjang dan lebar aku berbicara sesungguhnya hanya untuk menampilkan 6 poin itu saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari yang sedikit ini. (Sedikit?! Padahal sudah berapa kata itu…?!?)
Mohon maaf atas segala kelebihan kata-kata yang aku sampaikan. Semoga tak menyakitkanmu dalam membacanya. Maafkan juga atas kesalahan dan kekurangan dari tulisan ini. Jelas sekali ini jauh dari sempurna karena kesempurnaan bukan milikku atau kita semua sebagai manusia. Kesempurnaan hanya milik Dia, Sang Mahakuasa, Allah Swt..
Makan durian dicampur sirih
Cukup sekian dan terima kasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh[]
Photo : Pribadi
Masyaallah.. semoga tulisan ini bisa bermanfaat.. (^_^)