Segudang ambisi di hati tetap bersemayam.
Segala citra sulit berlepas ayam.
Terus berpose walau cahaya telah kelam.
Pekat derita mengalahi pekatnya malam.
Berkubang sengsara tersebab nircahaya dalam kalam
Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)
NarasiPost.Com-Dimensi ruang segan untuk segera berpindah
Terjerat rayuan kuasa dalam remah-remah
Kepada tuan tetap setia berdatang sembah
Dengkul berjalan di antara rasa gagah
Kilau mahkota disanjung meski dari antah-berantah
Apa pula kehendak yang tersimpan di hati
Banyak duri bersemayam di jalanan sepi
Siap menanti langkah salah yang bertaji
Nircahaya dalam kalam terus tersaji
Rasa khawatir telah lama enyah dalam diri
Tak ada lagi seruas kesejukan
Saat mentari tertutup oleh tumpukan awan
Kesombongan menari liar di atas altar kehidupan
Menanggalkan segala rasa yang penuh kebaikan
Kerdilnya jiwa merasa hidup dalam ayunan khayalan
Seuntai kalam tak lagi bermakna
Bersilat lidah memadamkan secercah cahaya
Janji-janji yang terucap berserakan tiada guna
Mengantar hidup di dalam derita
Rasa kecewa bermesraan dengan duka nestapa
Setumpuk sesal mendaur ulang emosi
Rasa pongah sukses lenyapkan bestari
Dikte-dikte berhamburan dalam akal yang teracuni
Hati nurani kian terjebak dalam obsesi
Nircahaya dalam kalam menjerat sanubari
Rasa tak peduli begitu ganting
Urusan rakyat jelata bukanlah hal yang penting
Kebijakan terus dibuat dengan otak miring
Keimanan sudah lenyap tak lagi disanding
Kebaikan tergerus menjadi lebih ramping
Segudang ambisi di hati tetap bersemayam
Segala citra sulit berlepas ayam
Terus berpose walau cahaya telah kelam
Pekat derita mengalahi pekatnya malam
Berkubang sengsara tersebab nircahaya dalam kalam
Ini bukan sebatas perkara lemahnya insan
Sistem kapitalisme turut membelit setiap lini kehidupan
Rona angkuh berjejer dalam etalase kebijakan
Fasihat kini terpantul sempurna dari pendengaran
Jiwa berlabuh dalam tatanan aturan penuh kebebasan
Rasa enggan tuk menoleh pada cahaya abadi
Tiap aturan terpancar dari wahyu Ilahi
Syariat Islam menjadi satu-satunya solusi
Membebaskan manusia dari belenggu ambisi
Terus taat pada Zat Yang Mahatinggi[]