Muhammad bin Qasim, Pembuka Jalan Pembebasan India

"Muhammad bin Qasim adalah putra dari Al-Qasim, paman Al-Hajjaj yang berasal dari Thaif. Ia lahir pada tahun 72 Hijriah. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Hakam bin Abu Ugail bin Mas'ud bin Amir bin Mu'tab Ats-Tsaqafi. Kakeknya—Muhammad bin Al-Hakam—adalah pembesar Bani Tsaqif."

Oleh. Mariyah Zawawi
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Islam datang membawa cahaya kebenaran ke berbagai belahan dunia. Salah satunya adalah India. India yang dimaksudkan di sini, bukanlah India saat ini. Namun, India dengan wilayah yang lebih luas saat belum terpecah-pecah, yang meliputi negara India, Pakistan, dan Bangladesh.

Saat ini, populasi di negara India mencapai 1,34 miliar jiwa. Sebagian besar penduduknya, yaitu 80% di antaranya beragama Hindu. Sisanya merupakan pemeluk agama lain. Penganut Islam sendiri berjumlah sekitar 195 juta jiwa atau sekitar 14% dari total penduduk. Dapat dikatakan bahwa Islam merupakan agama minoritas di India.

Nah, bagaimana Islam dapat masuk ke India? Ada yang mengatakan bahwa Islam masuk ke India melalui para pedagang dari Arab. Hubungan perdagangan antara India dengan orang-orang Arab memang sudah terjalin lama, jauh sebelum Islam datang. Para pedagang biasanya bertransaksi di pantai barat India. Mereka berdagang emas, rempah-rempah, dan sebagainya.

Hubungan itu terus berlanjut saat Islam berkembang di Jazirah Arab. Pedagang dari Arab itu kemudian membawa agama baru mereka dan menyebarkannya. Mereka juga membangun masjid yang pertama di Kerala. Masjid itu dibangun oleh Cheraman Perumal Bhaskara Ravi Varma, seorang muslim dari India pada tahun 629 Masehi, saat Nabi Muhammad saw. masih hidup.

Namun, pembebasan secara politis baru dilakukan pada masa Bani Umayyah berkuasa. Ekspedisi yang dipimpin oleh Muhammad bin Qasim itu dilakukan untuk menghentikan aksi para perompak di wilayah Sindh (sekarang Pakistan). Pada tahun 90 Hijriah, sebanyak 12 kapal dagang milik kaum muslimin menjadi korban para perompak itu. Tak hanya merampas barang dagangan, mereka juga menyandera para penumpang kapal.

Ketika Khalifah Abdul Malik bin Marwan mendengar hal itu, ia memerintahkan kepada Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi yang menjadi gubernur di Irak untuk menyelesaikan persoalan itu. Al-Hajjaj bin Yusuf kemudian mengutus Abdullah bin Nahban untuk membebaskan para tawanan tersebut.

Sayangnya, upaya tersebut tidak membawa hasil. Abdullah bin Nahban gugur dalam misi tersebut. Al-Hajjaj kemudian mengutus Budail bin Thahfah Al-Bajali. Misi kedua ini pun mengalami kegagalan. Lalu, Al-Hajjaj pun menunjuk Muhammad bin Qasim untuk memimpin pasukan ke India.

Muhammad bin Qasim adalah putra dari Al-Qasim, paman Al-Hajjaj yang berasal dari Thaif. Ia lahir pada tahun 72 Hijriah. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Qasim bin Muhammad bin Hakam bin Abu Ugail bin Mas'ud bin Amir bin Mu'tab Ats-Tsaqafi. Kakeknya—Muhammad bin Al-Hakam—adalah pembesar Bani Tsaqif.

Muhammad bin Qasim dekat dengan Al-Hajjaj. Al-Hajjaj yang sangat memperhatikan masalah militer dan pertahanan negara pun memengaruhi cara berpikir Muhammad bin Qasim. Ia pun belajar kemiliteran sejak kecil. Karena itu, ia berhasil menjadi seorang panglima perang di usia yang masih muda.

Saat memimpin pasukan ke India, Muhammad bin Qasim baru berusia 17 tahun. Dengan membawa 20.000 pasukan dengan persenjataan yang lengkap, Muhammad bin Qasim pun berhasil menguasai Sindh setelah mengalahkan Raja Dahir Sen beserta pasukannya. Ia kemudian melanjutkan upaya pembebasan wilayah lainnya.

Setelah itu, Muhammad bin Qasim berhasil membebaskan wilayah Debal hingga Punjab. Hal itu dilakukan hingga tahun 96 Hijriah. Panglima yang dijuluki Imaduddin ini juga berhasil menguasai Karaj yang berada di perbatasan Sindh dengan India.

Setelah menguasai Sindh, pasukan kaum muslimin berusaha untuk mendakwahkan Islam ke penduduk setempat. Mereka pun berbondong-bondong masuk Islam tanpa paksaan. Sebagian besar dari mereka berasal dari pemeluk Hindu kasta Sudra (buruh) dan Dalit (tidak berkasta) serta pemeluk Buddha.

Mereka menerima Islam karena agama ini tidak mengenal kasta. Islam memandang semua manusia sama kedudukannya, yaang membedakan hanyalah ketakwaan mereka. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Hujurat (49) ayat 13,

إن اكرمكم عند الله اتقاكم

"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa."

Sedangkan dalam agama Hindu, kedudukan manusia berbeda-beda sesuai dengan kastanya. Seumur hidup, kasta itu tidak akan berubah. Keturunan mereka pun akan memiliki kasta yang sama dengan mereka. Mereka yang berkasta Sudra, seumur hidupnya akan terus menjadi buruh. Maka, sepanjang hidup, mereka tidak akan dapat mengubah keadaan mereka.

Sedangkan dalam Islam, siapa pun berhak memperbaiki nasibnya. Karena itulah, mereka melihat adanya kesempatan untuk memperbaiki hidup mereka dengan memeluk Islam. Maka, mereka pun memeluk Islam dengan sukarela.

Karaj adalah tempat terakhir yang dibebaskan oleh Muhammad bin Qasim. Sebenarnya ia bermaksud hendak melanjutkan misinya untuk membebaskan seluruh Sindh dan India. Sayangnya, saat itu fitnah telah mulai menyebar di tengah-tengah kaum muslimin. Mereka mulai terpecah, sebagaimana sabda Rasulullah saw. dalam hadis Abu Dawud,

ألا إن مَن قَبْلَكم مِن أهل الكتاب افترقوا على تِثْنين وسبعين ملةً وإن هذه الملة ستفترق على ثلاث وسبعين تثنان وسبعون في النار وواحدة في الجنة وهي الطماعة

"… Ingatlah, sesungguhnya umat sebelum kalian dari golongan ahli kitab, terpecah menjadi 72 golongan. Dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Tujuh puluh dua golongan masuk neraka dan satu golongan masuk surga. Dialah al-jama'ah."

Setelah berhasil membuka jalan bagi pembebasan India, Muhammad bin Qasim diberhentikan dari jabatannya. Ia kemudian dipanggil untuk menghadap Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, pengganti Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Karena dianggap menjadi bagian dari kelompok Al-Hajjaj, Muhammad bin Qasim pun dihukum mati. Ia meninggal di usia yang masih muda.

Demikianlah jasa Muhammad bin Qasim yang telah membuka pintu bagi pembebasan India. Jasa yang tidak dapat dilupakan begitu saja. Pertolongan Allah Swt. telah diberikan kepadanya beserta pasukannya, hingga Islam menyinari anak benua India itu.

Wallahu a'lam bis showab.

Sumber rujukan:

(1) https://kisahmuslim.com/5178-islam-di-india.html

(2) https://hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2022/04/12/228546/muhammad-bin-qasim-sang-penakluk-india.html

(3) https://www.egypttoday.com/Article/4/5996/Do-you-know-how-Islam-spread-in-the-Indian-subcontinent[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Menilik Polemik di Balik Kebijakan Ekspor CPO
Next
Dari Kolonialisme Inggris hingga Hindutva: Akar Islamofobia ala Ekstremis-Radikalis India
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram