"Penyakit virus Hendra dapat menular dari inang alami flying fox (kelelawar dari genus Pteropus) kepada hewan lain dan ke manusia. Sedangkan penularan manusia ke manusia hingga saat ini belum ada laporan."
Oleh. drh. Lailatus Sa'diyah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Muncul lagi momok baru yang bisa jadi ancaman bagi kesehatan manusia nih Sahabat NarasiPost.Com. Berdasarkan berita, disebutkan bahwa virus ini lebih mematikan dari pada berbagai macam varian virus penyebab Covid-19. Tapi jangan khawatir dulu ya, yuk sama-sama kita kenal lebih dekat mengenai penyakit yang disebabkan oleh Virus Hendra. Semoga bisa memberikan sedikit pencerahan ya Sahabatku.
Penyakit virus Hendra disebabkan oleh Virus Hendra (sebelumnya disebut equine morbillivirus) yang tergolong dalam genus Henipavirus dan termasuk dalam famili Paramyxoviridae. Virus Hendra pertama kali diisolasi pada 1994 dari spesimen yang diperoleh ketika wabah pada kuda dan manusia di wilayah Hendra, pinggiran Kota Brisbane, Australia. Virus tersebut memiliki genus sama dengan virus nipah yaitu Henipavirus.
Hingga saat ini belum ditemukan kasus penyakit virus Hendra pada manusia dan juga pada hewan ternak di Indonesia. Namun, berdasarkan studi serologi, menunjukkan bahwa sebanyak 22, 6% kalong spesies Pteropus vampyrus di Kalimantan Barat dan sebanyak 25% P. Alecto di Sulawesi Utara dalam darahnya mengadung antibodi terhadap virus Hendra.
Nah, yang perlu kita perhatikan, bahwasanya penyakit yang disebabkan oleh Virus Hendra ini termasuk salah satu virus yang zoonosis ya sahabat. Jadi harus hati-hati dan selalu wawas diri.
Penularan
Karena penyakit virus Hendra termasuk penyakit yang menular pada manusia, maka kita harus tahu dulu ya kira-kira apa saja yang bisa menjadi agen pembawa virus tersebut. Penyakit virus Hendra dapat menular dari inang alami flying fox (kelelawar dari genus Pteropus) kepada hewan lain dan ke manusia. Sedangkan penularan manusia ke manusia hingga saat ini belum ada laporan. Namun, penularan virus Hendra ke manusia dapat terjadi setelah terpapar cairan dan jaringan tubuh serta kotoran kuda yang terinfeksi virus Hendra. Kuda dapat terinfeksi virus Hendra setelah terpapar virus dalam air seni kelelawar yang terinfeksi.
Gejala
Setelah masa inkubasi 9-16 hari, pasien akan mengalami infeksi saluran pernafasan, kemudian demam, batuk dan nyeri tenggorokan. Pada beberapa kasus menyebabkan ensefalitis yang fatal. Meskipun penyakit ini sangat jarang ditemukan, namun angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) pada manusia tinggi yaitu 57% (kemkes.co.id, 20/05/2022).
Diagnosis
Sayangnya hingga saat ini diagnosis pasti terkait penyakit virus Hendra hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Penanganan
Sesuai dengan konsep penanganan penyakit yang disebabkan oleh virus, maka pengendalian penyakit virus Hendra hanya bisa dilakukan dengan cara vaksinasi. Namun hingga saat ini belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk mengendalikan virus ini, sehingga pengobatan baru sebatas untuk mengurangi gejala simptomatis dan supportif.
Perlu diperhatikan, jika seseorang memiliki gejala mirip penyakit virus Hendra dan berdasarkan riwayat ada kontak dengan orang atau hewan yang dicurigai terjangkit virus Hendra atau memiliki riwayat perjalanan dari wilayah yang telah melaporkan ditemukannya kasus virus hendra maka tidak perlu panik. Untuk meminimalkan kondisi lebih buruk, segera konsultasi dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Pencegahan
Memang benar kata pepatah, mencegah lebih baik dari pada mengobati. Jangan sampai kita terpapar virus tersebut. Jadi apa saja kiranya yang bisa kita lakukan untuk mencegah terpapar virus Hendra?
Pertama, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan, konsumsi makanan dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup dan menutup mulut ketika batuk/bersin.
Kedua, menghindari perburuan hewan liar.
Ketiga, menghindari kontak dengan hewan ternak (seperti kuda) yang kemungkinan terinfeksi virus Hendra. Adapun jika terpaksa harus kontak dengan hewan potensial yang bisa menularkan virus, harus menggunakan alat pelindung diri. Perlu diperhatikan, gejala hewan yang terinfeksi meliputi saluran pernapasan dan neurologi seperti demam, kesulitan bernafas, ataksia.
Keempat, mengonsumsi daging secara matang
Kelima, Tidak mengonsumsi buah secara langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi.
Keenam, tidak menambahkan tanaman buah sebagai sumber makanan kelelawar sekitar peternakan.
Ketujuh, mencuci dan mengupas buah secara menyeluruh dan membuang buah yang memiliki tanda gigitan kelelawar.
Kedelapan, bagi petugas kesehatan menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai dengan komando pemerintah terkait.
Kesembilan, menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi virus Hendra termasuk cairan tubuhnya.
Nah, sebagaimana pencegahan penularan penyakit lainnya, maka kita harus senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan kita. Serta tidak bosan memberikan edukasi di tengah-tengah masyarakat secara umum. Di sinilah diperlukan peran negara secara sigap dalam mengatasinya. Karena jika lengah sedikit saja, akan berpotensi menjadi wabah baru.
Virus Hendra Ciptaan Allah
Terkadang muncul pertanyaan dalam benak kita, kenapa Allah menciptakan virus yang kiranya berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya? Bukankah dengan ketiadaannya hidup manusia akan lebih tenteram?
Satu hal yang harus kita yakini, bahwa Allah taala menciptakan segala sesuatu di dunia ini pastilah ada faedah di dalamnya. Setiap apa yang diciptakan Allah pastinya memiliki potensi masing-masing termasuk keberadaan virus Hendra.
Adapun jika Allah tidak menyampaikan informasi penciptaan suatu makhluk dalam Al-Qur'an, cukuplah kita bisa mengambil pelajaran terbaik dari keberadaannya. Allah melarang kita untuk memakan kelelawar, ternyata terbukti secara ilmiah kelelawar berpotensi membawa virus yang bisa membahayakan nyawa manusia. Maka cukuplah menjadikan perintah Allah sebagai petunjuk terbaik bagi manusia, sebagaimana mengikuti perintah Allah makan makanan hanya halal. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayah 168 : "Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu."
Semoga dengan berbagai upaya yang kita lakukan untuk senantiasa taat pada perintah Allah, bisa menjadi hujah di akhirat nanti untuk meraih rida-Nya.[]