"Dalam syairnya, Imam Syafi'i berkata: “Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, niscaya kelapangan itu begitu dekat. Barang siapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, ia pasti akan selamat.”
Oleh. Yulweri Vovi Safitria
NarasiPost.Com-Siapa sih yang enggak pernah resah, gundah gulana, sedih, dan kecewa hingga putus asa? Bahkan tak sedikit yang mengakhiri hidupnya karena tak kuasa menahan sesak di dada. Namun, tidak tahu solusinya harus bagaimana, entah kepada siapa harus berkeluh kesah. Ya, sedih adalah fitrah manusia. karena masalah keluarga, rumah tangga, lelah dalam dakwah, bahkan kecewa pada aturan negara yang tak pernah membuat hati bahagia, pahit tak berkesudahan.
Sebagai orang mukmin, haruslah percaya bahwa sedih adalah bagian dari ujian Allah subhanahu wa ta'ala untuk hamba-Nya, sebab, apa pun yang datang pada diri, adalah bagian dari takdir-Nya. Masalah yang datang, bukan berarti Allah tak sayang. Tapi Allah menginginkan ia menjadi insan yang lebih baik dan bertakwa. Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah bersabda:
“ Sesungguhnya pahala yang besar sebagai balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barang siapa yang rida, maka ia akan meraih rida Allah. Barang siapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka." (HR. Ibnu Majah no. 4031)
Cobaan dan ujian kadang untuk meninggikan derajat seorang muslim di sisi Allah taala. Tanda bahwa Allah mengagumi dan mencintainya. Semakin tinggi kualitas iman seorang muslim, semakin berat pula ujiannya. Namun, ujian yang berat tersebut akan dibalas dengan pahala yang besar pula. Di ujungnya ada surga, maka sabar dan ikhlas adalah sikap terbaik saat ujian datang menimpa.
Syekh Al-Albani dalam kitabnya Shahih At Targhib menjelaskan,
dari Mush’ab bin Sa’id dari ayahnya, ia berkata:
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya, apabila agamanya begitu kuat dan kokoh, maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024)
Dan cobaan tersebut akan selalu menyertai perjalanan seorang hamba selama di dunia. Tdak boleh marah, walaupun hanya sekadar memukul pintu, merobek baju. Tampaknya sederhana, meluapkan amarah kepada benda tak bernyawa dari pada menyakiti diri atau anggota keluarga. Mending mana? begitu pikiran manusia berkelana.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata dalam kitab Uddatus Shobirin, bahwa makna sabar adalah tidak berkeluh kesah, menahan diri dari menggerutu, menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari menyakiti tubuh, atau meluapkan kemarahan kepada benda, seperti memukul pintu, merobek baju, atau yang semisalnya.
Maka memperbanyak istigfar, dan memohon ampun adalah solusi terbaik, jika pernah berbuat sesuatu yang Allah murkai, agar hidup ini Allah berkahi. Ujian hidup memang berat, bahkan sangat berat. Namun di balik itu semua ada hadiah yang indah dari Allah, jika ikhlas menjalaninya. Ada surga sebagai balasan untuk itu semua.
“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (TQS Az Zumar ayat 10)
Oleh sebab itu, sebagai orang yang beriman, maka ingatan akan surga yang indah menjadi kekuatan untuk melewati berbagai ujian. Sedangkan memikirkan dunia akan membuat diri lelah tak berkesudahan. Karena memikirkan dunia membuat diri tak bisa lepas dari kesedihan, keresahan, dan kegelisahan yang tidak ada ujungnya.
So, seberat apapun masalahnya, belajarlah untuk selalu sabar dan ikhlas. Ingatlah akan surga yang sudah Allah janjikan. Dan ingatlah bersama satu kesulitan pasti Allah sertakan dua kemudahan. Ujian yang datang haruslah menumbuhkan kesadaran dan senantiasa berbaik sangka kepada-Nya dalam kondisi apapun, bahwa yang terjadi adalah yang terbaik menurut Allah.
Allah juga telah memberikan kabar gembira kepada orang yang beriman dengan firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.” (TQS. Ali Imran ayat 200)
Dalam syairnya, Imam Syafi'i berkata: “Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, niscaya kelapangan itu begitu dekat. Barang siapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, ia pasti akan selamat.”[]
Photo : Pinterest