Menanti R. I. P Eljibiti

"Seyogianya eksistensi kaum pelangi harus dibasmi bukan malah diberi panggung seolah itu tren dan keren yang layak diidolakan. Bagaimana pun LGBT adalah perbuatan maksiat yang pernah dilakukan penduduk Sodom, kaum Nabi Luth. Haram bagi kita berdiam diri melihat kemaksiatan, apalagi memberikan dukungan."

Oleh. Dewi Fitratul Hasanah
( Penggiat Literasi)

NarasiPost.Com-Para lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) yang sering juga disebut kaum pelangi kembali viral pasca muncul di salah satu podcast yang diprakarsai Deddy Corbuzier, salah satu artis ternama Indonesia. Dedy sengaja mengundang pasangan LGBT sebagai bintang tamu dalam podcast-nya. Pasangan itu diminta untuk menceritakan awal mula bertemu dan bagaimana perjuangannya. Deddy bahkan minta untuk foto bersama.

Apa yang dilakukan Deddy membuat warganet meradang. Deddy diklaim sebagai pendukung LGBT karena telah memberikan panggung dan ruang promosi atas perilaku LGBT ini. Tak dapat dihindari, meskipun kemudian Deddy telah menghapus postingannya, aksi unsubscribe warganet tak turut surut.

Dalam Islam telah gamblang dijelaskan dalam berbagai dalil menyoal LGBT. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah saw bersabda:
"Allah melaknat manusia yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth." (HR. Ahmad)

Begitu pula dalam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, Rasulullah Nabi Muhammad saw pernah mengungkapkan akan kekhawatiran munculnya perilaku kaum Luth pada umatnya.

Sebagaimana diketahui, perbuatan kaum Luth adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah dan Rasulullah, warganet yang notabene adalah penduduk muslim terbesar sedunia ini tentu meyakini bahwa perilaku LGBT adalah perbuatan hina yang dilaknat oleh Islam. Apalagi, berbagai kerusakan kehidupan akibat perbuatan LGBT ini memang telah terindra nyata memorak-porandakan sisi medis, agama maupun fitrah manusia.

LGBT sangat membahayakan kesehatan seseorang. Mereka kerap melakukan hubungan seks anal dan seks oral yang berusiko tinggi terkena penyakit kanker dan HIV, serta penyakit lainnya.

Pun secara fitrahnya manusia, laki-laki dan perempuan itu menikah, kemudian mempunyai keturunan melanjutkan regenerasi, melanjutkan estafet kehidupan. Jika menikah dengan sesama jenis, apakah keturunan akan didapat? Jelas tidak. Oleh sebab itulah, perbuatan LGBT ini adalah perbuatan menyimpang, tidak beradab dan tidak mencerminkan seseorang yang berpendidikan.

Seyogianya eksistensi kaum pelangi harus dibasmi bukan malah diberi panggung seolah itu tren dan keren yang layak diidolakan. Bagaimana pun LGBT adalah perbuatan maksiat yang pernah dilakukan penduduk Sodom, kaum Nabi Luth. Haram bagi kita berdiam diri melihat kemaksiatan, apalagi memberikan dukungan.

Islam mengatur penyaluran seksual dengan pernikahan dan mengharamkan perilaku LGBT dengan memberikan sanksi yang tegas, bahkan bisa sampai sanksi mati. "Siapa saja yang kalian dapati mempraktikkan perbuatan kaum Luth, bunuhlah pelaku dan pasangannya. " (HR. Ibnu Majah)

Sanksi tegas yang dimiliki Islam tentu efektif untuk mencegah pelaku agar tidak mengulangi perilaku yang sama dan mencegah seseorang yang hendak mencoba. Namun sayang, hukum yang tegas tersebut tidak diterapkan di Indonesia. Walhasil, yang terjadi justru panggung dan promosi atas perilaku LGBT menjelma bak hal lumrah yang boleh di ikuti generasi dengan dalih hak asasi manusia (HAM).

Padahal jika berpikir mendalam, seharusnya HAM diartikan sebagai definisi atas hak asasi manusia untuk mendapatkan perawatan serta pembinaan bagi pelaku yang telah terjerumus kepada perilaku LGBT. Bukan pengakuan atau melegalkan terhadap orientasi seksual mereka yang menyimpang.

Semoga Allah menyegerakan tegaknya Islam di muka bumi. Karena LGBT yakni pelaku zina dan liwath ini tidak akan pernah jera selama berada dalam sistem yang berasaskan kapitalisme-sekularisme. Sungguh ketika syariat Islam diterapkan, maka tak akan ada yang mendewakan materi dan kebebasan. Jikapun masih ada, jumlahnya amat sedikit. Tidak menjamur dan eksis seperti sekarang ini. Ketika Islam diterapkan, maka peradaban kehidupan manusia akan berjalan dinamis sesuai fitrah serta menuai berkah Allah Swt. Hanya ketika Islam diterapkan niscaya LGBT enyah dari muka bumi alias RIP. Wallahua'lam bishshawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dewi Fitratul Hasanah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kebijakan Setengah Hati Hentikan Ekspor CPO
Next
Flexing: Personal Branding or Life Style?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram