"Nasihat seorang kakak pada adiknya adalah wujud rasa cinta yang bersumber dari perintah-Nya. Sikap melindungi dan menjauhkan saudara dari keburukan merupakan kewajiban yang tak boleh diabaikan. Itu menjadi bagian dari ketaatan kita pada hukum syarak."
Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-“I have crush on you!”
Tak kuduga kalimat itu singgah di WA-ku. Jantungku langsung berpacu. Ada rasa aneh yang menyeruak tanpa kutahu. Hatiku seperti dipenuhi bunga-bunga yang membuatku melambung ke langit biru. Bayangan dirinya hadir tanpa permisi hingga membuatku tersenyum malu-malu. Eh, hus.. hus! Pergi kamu!
Astagfirullah! Berhentilah membayangkannya, apalagi merindukannya! Dia bukan siapa-siapa. Dia hanya seorang teman yang sedang terpapar cinta. Itu urusannya. Itu masalahnya. Hai, hati jangan ikut meleyot, ya! Segeralah menjauh dan pasang barikade yang lebih kuat agar panah asmaranya tak mampu menembus. Ini demi keselamatan bersama.
Bukan salahmu bila dia suka. Dia sudah tahu bahwa kau tak mau pacaran. Jilbab dan tingkah lakumu juga sudah jelas menunjukkan di mana posisimu berada. Bila dia nekat menyatakan perasaannya padamu, maka dia sendiri yang mencari masalah. Kau tak perlu menanggapinya. Katakan dengan tegas agar dia tak terus merajut harapan cinta yang sia-sia adanya.
“Adikku sayang, belum saatnya bagimu memikirkan cinta. Fokuslah dengan sekolahmu dan raihlah cita-citamu. Pergunakanlah masa remajamu dengan menimba ilmu sebanyak mungkin. Berkaryalah dengan segenap potensi yang ada dalam dirimu. Berkreasilah demi kemajuan. Teruslah berbuat untuk memberi kemanfaatan dan kebaikan. Jaga selalu akidah dan akhlakmu walau terpaan datang tiada henti.”
Teringat aku akan nasihat kakak tersayang. Nasihat yang kala itu masih kuanggap bagai angin lalu karena hatiku masih steril dari virus-virus merah jambu. Nasihat yang kakakku ucapkan tatkala ia menyadari bahwa adiknya ini mulai diincar kumbang-kumbang ingusan. Ia sering mengingatkan aku untuk menjaga diri dengan baik di mana pun berada. Dan kini, aku mulai terkena imbas panas dinginnya gelombang cinta.
“Cinta akan datang di saat yang tepat. Bila saat itu tiba, Dia akan berikan jalan yang mampu kau tempuhi. Tiada yang sanggup menghalangi. Meskipun terlihat sulit dan berliku, cinta itu akan menemui tambatannya. Yang pasti, cinta itu tak akan mencoba mengkhianati Sang Penciptanya. Ia akan selalu terjaga dan menjaga. Tak ada khalwat. Tak ada merindu yang terlarang. Tak ada sayang-sayangan sebelum resmi terikat akad suci. Tak boleh saling mengirim pesan pribadi yang tak perlu. Setan bisa masuk lewat situ. Jangan biarkan hatimu berkelana dalam lamunan rasa yang belum sah adanya. Setiap celah yang memungkinkan setan menggoda harus ditutup dan dikunci mati.”
Panjang sekali memang nasihat itu. Khasnya kakakku. Dulu, aku hanya mengangguk-angguk dan bilang, “Siap, Bos!” Iyakan saja deh biar cepat selesai. Jika tak begitu, kalimatnya akan menjadi lebih panjang lagi. Kadang dia akan menjitakku pura-pura karena tahu kalau aku tak sungguh menyimak perkataannya. Padahal, aku mendengarkan nasihatnya betulan, lho! Yah, walau hanya sebagian saja yang teringat sih.
Apalagi jika menyangkut urusan cinta, kakak akan benar-benar mewanti untuk tak bermain api dengannya. Jangan bermain api kalau tak mau terbakar sendiri. Masalah cinta memang bukan sepele karena ia sering membuat orang kehilangan logika. Bila sudah dimabuk cinta, orang bisa tak memedulikan sekelilingnya. Banyak yang terjerumus dalam kemaksiatan akibat memperturutkan hawa nafsu semata. Itulah kenapa kakak suka sekali cerewet padaku.
Kakakku memang begitu. Katanya itu karena dia sayang padaku. Dia tak mau bila ada yang mengganggu. Pada dasarnya, dia seperti kakak yang lainnya, menyayangi dan menjaga adik tercinta. Hanya masing-masing punya cara tersendiri dalam mengekspresikannya. Ada tipe kakak yang suka memberi nasihat, ada yang diam-diam memantau si adik, ada yang suka usil, ada yang kalau adiknya ke mana-mana dia harus ikut, ada kakak yang biasa-biasa saja sama adiknya, ada yang masa bodoh, tapi kalau adiknya kenapa-kenapa dia yang paling heboh, dan lain sebagainya.
Secuek-cueknya kakak, pastilah tak ingin adiknya terbentur masalah. Seorang kakak tak bisa berdiam diri dan menutup mata atas apa yang menimpa adiknya. Mau dia membantu sambil menggerutu, mengomel-ngomel dahulu, ceramah panjang lebar, atau gercep tanpa ba-bi-bu, kakak yang baik pasti melakukan sesuatu agar adiknya berada dalam keadaan yang baik-baik saja.
Ikatan darah memang tak bisa dihilangkan. Saudara dari rahim yang sama, bagaimana pun juga akan kembali bersama. Sejauh apa pun melangkah, sebesar apa pun perbedaan, tetaplah yang namanya saudara harus mau menerima dan mencinta. Kekurangan dan kelebihan pada diri diterima dengan lapang dada. Jangan pernah membenci kakak atau adik kita sebab merekalah keluarga. Allah telah memerintahkan kita untuk menyayangi dan menjaga keluarga kita dengan baik sebagaimana dalam surah At-Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang berbahan bakar manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Nasihat seorang kakak pada adiknya adalah wujud rasa cinta yang bersumber dari perintah-Nya. Sikap melindungi dan menjauhkan saudara dari keburukan merupakan kewajiban yang tak boleh diabaikan. Itu menjadi bagian dari ketaatan kita pada hukum syarak.
Terlebih lagi di masa kini yang penuh dengan jerat-jerat liberalisme membuat remaja rentan teperdaya olehnya. Gaya hidup bebas yang terlihat di mana-mana seolah dianggap wajar adanya. Pacaran menjadi sebuah hal yang lumrah dan justru aneh jika tak melakukannya. Konten-konten unfaedah, bahkan berbau maksiat banyak dipromosikan oleh sosok-sosok terkenal yang menjadi panutan remaja milenial. Tak heran bila mereka pun mengikuti apa yang sedang tren, meskipun itu menyimpang dari aturan.
Bila tak ada yang mengingatkan pada jalan yang benar, maka para remaja mudah sekali terjatuh dalam kubangan maksiat yang merajalela. Emosi remaja yang masih labil, masa pencarian jati diri, ingin menunjukkan eksistensi, dan ego yang tinggi hendaknya dikawal dengan panduan yang benar. Salah mengarahkan bisa berakibat fatal. Bukannya menjadi baik, malah membuat remaja terbiasa pada hal-hal yang menyimpang dari agama. Lambat laun makin jauh dari agama dan tak mau hidup dengannya. Naudzubillah.
Karena itulah pentingnya dakwah Islam pada remaja. Menunjukkan mereka pada cara hidup yang benar, termasuk dalam urusan cinta. Boleh jatuh cinta, tapi dengan cara yang tepat. Halal must always be your way! Islam has arranged well regarding love affairs. Just stick with it and you’ll be safe and sound. Most importantly of all, Allah will bless your life and love.
Kata kakak, cinta yang halal adalah setelah akad nikah. Jadi, ketika ada yang menyatakan cinta padamu coba tanyakan balik padanya apakah ia sudah siap melamarmu? Bila tidak, maka abaikan saja karena itu hanya sekadar wacana. Fokuslah kembali pada tugasmu semula, belajar dan terlibat dalam aktivitas dakwah. Jangan takut tak punya pacar dan dianggap tak laku. Takutlah bila cinta justru mengundang murka Allah padamu. Tenang saja, cinta pasti datang di saat yang tepat, tak terlalu cepat atau pun terlambat.
Dengarkanlah nasihat kakak yang baik supaya dirimu terhindarkan dari pergaulan yang keliru. Dia pasti menunjukkan padamu mana yang baik dan mana yang buruk. Pengalaman dan ilmunya yang lebih darimu bisa kau jadikan acuan dan pelajaran. So now, when someone says, “I have crush on you,” you could answer it, “Ok, thank you!”[]
Photo : Pinterest