Menikung Di Sepertiga Malam

Rasakan nikmatnya sunyi tanpa suara keramaian di sepertiga malam. Goncangan melanda setiap jiwa yang malam itu berpasrah, merasakan kerdil dan sombongnya hati, tangisan yang mampu meluluhlantakkan kesempitan hidup, mengingat dosa yang tiada terhingga.


Oleh : Didi Diah, S.Kom

NarasiPost.com - "Aku pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia". (Ali bin Abi Thalib)

Apa yang dirasakan Sayyidina Ali Radhiallahu 'Anhu, cukup masuk akal, manusia tempatnya kesalahan. Namun, badai ujian yang kerap datang kepada manusia tak juga membuat kita jera untuk bersegera menghadap Sang Kuasa Illahi Robbi.

Kegagalan demi kegagalan yang kita temui akibat ketidaksempurnaan manusia melakukannya, karena faktor salah perhitunganlah, karena investorlah, karena teknis pengerjaanlah, atau ini dan itu. Mereka lupa, di balik amalan manusia ada campur tangan Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Utang kita yang bertumpuk, janji kita yang terabaikan, bisnis kita yang merugi, dakwah kita yang stagnan, anak keturunan kita yang sakit tak berkesudahan, merasa berat melakukan amalan sholeh adalah bukti turut campurnya Sang Khalik. Namun itu seringkali diabaikan oleh manusia.

Kenapa ujian bertubi tubi datang? Karena sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'aala cemburu pada kita, kita terlalu sibuk dengan arogansi diri dan dunia. Sebenarnya ujian itu sinyal dari Allah agar kita kembali kepada-Nya untuk menundukkan diri. Ya Allah… Allah cemburu kepada kita. Pernah kita sadari itu?

Pernahkah kita merenung sebuah hadits dari Nabi kita yang mulia, Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam?

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam beliau bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu kelelahan atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573)

Sudahlah kita jauh dari Allah, kita lupa dengan-Nya. Lalu apa yang kita dapatkan? Allah sebaliknya, Allah akan mengampuni dosa-dosa kita, jika kita datang kepada-Nya. Menengok ke belakang, bagaimana jika manusia yang kecewa kepada kita? Kita akan dijauhkan, mereka tidak suka lagi kepada kita. Bisa jadi, kita tidak lagi diingat oleh mereka. Subhanallaah.

Mengetahui begitu banyaknya lalai kita, sampai kita lupa bersemangat mendekati Allah, mungkin ada baiknya kita muhasabah diri, duduk melantai, namun suara kita terdengar hingga mengetuk pintu langit, di singgasananya Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Apa itu? Kita menikung Allah di sepertiga malam waktu tidur kita:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ

“Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu….” [Al-Israa’/17: 79]

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

“Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” [Al-Insaan/76: 25-26].

Rasakan nikmatnya sunyi tanpa suara keramaian di sepertiga malam. Goncangan melanda setiap jiwa yang malam itu berpasrah, merasakan kerdil dan sombongnya hati, tangisan yang mampu meluluhlantakkan kesempitan hidup, mengingat dosa yang tiada terhingga, malu yang dikoyak, bersujud memohon ampunan hingga mengharap diberi kesempatan agar diri menjadi lebih baik, mengucap janji tak akan mengulangi dosa yang sama. Astaghfirullah, Ampuni aku Ya Robb.

Menikung di sepertiga malam, amalan yang tidak semua jiwa bisa istiqomah, bukan amalan yang bisa dilakukan seperti membalikkan tangan. Namun, amalan yang sungguh luar biasa, amalan yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang ikhlas dan begitu cintanya kepada Rabb-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang cinta kepada Sang Penguasa Alam ini.

Wahai pengemban dakwah, jangan lupa tikungan kita, karena nashrullah akan didapat dengan kesungguhan kita mengharap ampunan-Nya, agar semua aktifitas dakwah kita dari pagi hingga malam hari diridai Allah Subhanahu Wa Ta'aala, sehingga kemenangan itu sebuah keniscayaan, Negeri ini berkah, dipimpin oleh ksatria yang taat syariat yang mampu mengganti seluruh sistem jahil ini dengan syariat murni dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala, yang dengan ikhlas meriayah umatnya dengan kesholihan jiwa. Aamiin. Allahumma Aamiin.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Regatta
Next
Ibu Harus Cerdas Ekonomi Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram