Hari Bumi 2022 : Masa Depan Lingkungan dalam Pusaran Kapitalisme

"Dalam sistem kehidupan hari ini dengan asas ekonomi kapitalisme melahirkan individualisme yang materialisme, hedonisme, serakah dan tamak. Hasrat keinginan untuk kaya raya sangat menggebu. Namun sayang, tidak disandarkan pada keimanan dan rasa tanggung jawab dalam memelihara alam. Alhasil, kerusakan di mana-mana."

Oleh. Reni Adelina
(Kontributor Media Narasi Post)

NarasiPost.Com-Isu lingkungan hidup selalu menjadi topik perbincangan hangat dunia, melihat kondisi bumi semakin hari semakin memprihatinkan. Banyak faktor penyebab permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi saat ini, mulai dari polusi udara yang semakin tidak terkendali, perubahan iklim, populasi, penipisan sumber daya alam, pembuangan limbah, baik di daratan maupun di perairan. Kemudian disusul dengan kepunahan keanekaragaman hayati, deforestasi atau penggundulan hutan, serta adanya fenomena pengasaman laut.

Salah satu faktor terbesar penyebab permasalahan lingkungan adalah meningkatnya polusi udara. Ini dapat dirasakan dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya. Ternyata untuk kendaraan bermotor di Indonesia mencapai seratus juta. Data ini diperoleh dari Electronic Registration Identification (ERI) Korlantas Polri pada 19 Januari 2022 yang mencatat jumlah kendaraan bermotor mencapai 146.165.956 unit. Bila dirinci lagi dari total tersebut, kendaraan roda dua atau sepeda motor di Indonesia sebanyak 117,7 juta. Data ini diperoleh dari total 34 daerah se-Indoneisa atau berdasarkan per kepolisian daerah (Polda). Paling mengejutkan adalah jumlah kendaraan terbanyak disumbangkan oleh Provinsi Jawa Timur. Data ini hanya perwakilan saja, belum lagi jika kita menjumlahkan data kendaraan bermotor di seluruh dunia. Tidak bisa di bayangkan berapa jumlahnya secara pasti.

Kepadatan penduduk dan pesatnya dunia industri juga menambah beban bagi lingkungan. Limbah industri yang semakin hari juga semakin meresahkan. Terdapat unsur-unsur berbahaya yang menguap masuk ke dalam lapisan atmosfer seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (No2), chlorofluorocarbon (CFC), sulfur dioksida (So2), hidrokarbon (HC), Benda partikulat, timah (Pb), dan carbon dioksida (CO2).

Kerusakan lingkungan semakin hari semakin tak terbendung. Hal ini sangat terlihat jelas dengan roda perekonomian di bawah sistem kapitalisme. Mengeksploitasi besar-besar kekayaan alam demi keuntungan yang sebesar-besarnya dalam waktu singkat. Sungguh miris bukan?

Maka dari itu, tidak sedikit para aktivis lingkungan, selalu menggencarkan kegiatan peduli lingkungan dan menyadarkan para manusia untuk memperhatikan bumi tempat kita tinggal. Hingga adanya memperingati Hari Bumi.

Sejarah Hari Bumi

Earth Day atau hari bumi biasanya diperingati setiap tahunnya pada tanggal 22 April. Hari bumi pertama kali diselenggarakan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat, penggagasnya bernama Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat dari Wisconsin yang juga pengajar di bidang lingkungan hidup.

Gagasan ini mulai disampaikan sejak tahun 1969. Saat itu Gaylord Nelson memandang bahwa isu-isu terkait lingkungan hidup perlu dimasukkan dalam sistem kurikulum resmi perguruan tinggi. Kemudian gagasan ini mendapat dukungan luas, dan dukungan ini mencapai puncaknya pada tanggal 22 April 1970. Saat itu, jutaan orang turun ke jalan memadati Fifth Avenue di New York untuk mengecam para perusak bumi. Menurut majalah Time memperkirakan kurang lebih sekitar 20 juta manusia turun ke jalan pada 22 April 1970. Lalu momen inilah yang menjadi tonggak sejarah diperingati nya sebagai Hari Bumi pertama kali.

Pada tanggal 22 April juga bertepatan dengan musim semi di Northern Hemisphere bumi belahan utara sekaligus musim gugur di belahan bumi selatan.

Sejarah pun mencatat bahwa Hari Bumi merupakan kampanye atau ajakan untuk peduli terhadap lingkungan hidup. Hingga saat ini, Hari Bumi pun telah menjadi gerakan global yang mendunia. Gerakan ini dikoordinasi oleh Earth Day Network's sebuah organisasi nirlaba beranggotakan berbagai LSM di seluruh dunia.

Sistem Islam Solusi Mengelola Bumi

Pada dasarnya manusia, alam semesta dan kehidupan menunjukkan bukti bahwa Sang Pencipta itu benar-benar ada. Ketiga komponen ini tercipta bukan secara kebetulan. Sudah pasti ada yang mengatur dan menciptakan yakni Sang Pencipta, yaitu Allah Subhanahu Wata'ala. Maka diperlukan sebuah kesadaran hubungan makhluk kepada Allah sebagai Tuhan Pencipta Alam.

Allah Swt., menciptakan alam semesta dan telah menentukan fungsi dan peran dari setiap elemen alam ini. Misalnya, matahari memiliki fungsi untuk menyinari, awan berfungsi untuk tempat memproses turunnya hujan, begitu pun dengan bumi sebagai tempat tinggal bagi makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya. Di dalamnya terdapat komponen berupa tanah, air, udara, api, hewan tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Semua ini telah Allah anugerahkan kepada manusia agar dikelola dengan sebaik-baiknya.

Posisi manusia di bumi memiliki dua predikat, yang pertama berstatus sebagai hamba Allah Swt., ('abdullah) dan sekaligus sebagai pemimpin atau wakil Allah Swt., (khalifatullah). Dua predikat ini harus disandarkan bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah Swt. Oleh karena itu, tugasnya di bumi adalah menyembah, beribadah dan berpasrah diri kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. "

Al-Qur'an dengan segala kebenarannya dari Sang Maha Pencipta, memandang bahwa kerusakan alam sejatinya karena ulah tangan manusia yang serakah dan tamak. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 41, yang artinya : "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Dalam sistem kehidupan hari ini dengan asas ekonomi kapitalisme melahirkan individualisme yang materialisme, hedonisme, serakah dan tamak. Hasrat keinginan untuk kaya raya sangat menggebu. Namun sayang, tidak disandarkan pada keimanan dan rasa tanggung jawab dalam memelihara alam. Alhasil, kerusakan di mana-mana.

Dalam sistem Islam dengan penerapan syariat Islam, Khalifah atau pemimpin negara wajib menindak tegas pelaku perusak alam. Mekanisme pengaturan sumber daya alam juga di atur dengan sebaik-baiknya. Pendistribusian kekayaan alam berlaku adil untuk kesejahteraan rakyat bukan kekayaan sekelompok orang. Asas kepemilikan juga diatur dengan sangat bijaksana, mulai kepemilikan negara, umum dan individu. Tidak berhak segelintir orang menguasai sumber daya alam untuk kepentingan pribadinya. Sistem Islam bisa diterapkan jika dijalankan oleh negara dengan pemimpin yang memiliki kemampuan yang cerdas dalam memimpin, serta diliputi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.

Maka, untuk mengatasi permasalahan lingkungan hari ini, salah satu caranya adalah dengan mencampakkan sistem kapitalisme dan mengubah regulasi dengan adil dan bijaksana sesuai dengan syariat Islam yang bersumber dari Allah Sang Pencipta Alam. Tidakkah kau ingin merasakan keberkahan alam dengan penerapan Islam secara totalitas?

Wallahua'alam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Reni Adelina Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Him or Her?
Next
Nigeria, Negeri Kaya Minyak yang Berkubang dalam Kemiskinan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram