Menghadirkan Ruh dalam Sebuah Tulisan

"Begitu pentingnya keberadaan dalil dalam tulisan kita, karena dialah ruh yang mampu memberikan pengaruh atas apa yang akan kita sampaikan."

Oleh. drh. Lailatus Sa'diyah
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sebuah tulisan akan memberikan pengaruh pada pembaca. Bukan hanya soal bagaimana tulisan tersebut ditulis dengan berlandaskan riset yang tepat. Namun, tulisan kita juga harus mampu menyadarkan akal dan perasaan pembaca bahwa problem utama semesta adalah absennya penguasa dari pengurusan terhadap umat dan dicampakkannya Islam sebagai ideologi. Sehingga, kita dapati realitas kehidupan saat ini justru bertentangan dengan hukum syarak. Maka dari itu, menghadirkan dalil dalam sebuah naskah adalah suatu keharusan yang tak bisa dielakkan oleh penulis ideologis. Karena sebagai seorang muslim di sanalah kaki ini harus berpijak.

Di sini, saya akan mencoba sharing berkaitan dengan memilih dalil yang tepat untuk sebuah tulisan terutama bagi penulis pemula.

Tips Jitu Meracik Tulisan:

➡️ Membuat alur tulisan terlebih dahulu. Bisa berupa poin-poin yang akan disampaikan.

Misal, kalau pada tulisan opini :

  • Fakta suatu perkara yang diangkat
  • Analisis munculnya perkara/akar masalah
  • Pandangan Islam
  • Solusi/rekomendasi dalam Islam/rekonstruksi dalam Islam/gambaran penerapan pada masa Khilafah

Nah, kalo sudah ada alurnya tinggal kita masukkan materi tulisan yang mendukung sesuai dengan apa yang ingin kita sampaikan. Jangan lupa riset mendalam ya 😁

➡️ Penempatan Dalil

Sudah menjadi pemahaman kita bersama ya, bahwa sumber hukum syarak ada empat (Al-Qur'an, As-Sunah, Ijma' Sahabat dan Qiyas).

Kalo untuk opini, mungkin bisa mengambil satu atau dua dalil. Kalau untuk rubik lain, bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan batas kelonggaran plagiarisme😁

  1. Dalil bisa ditempatkan pada realitas yang bertentangan dengan hukum syarak.

Misal :

  • Keharaman akad pinjam-meminjam disertai riba 》 QS. Al-Baqarah ayat 275.
  • Masalah klitih 》 bisa diberikan dalil bagaimana Islam menghargai nyawa manusia, atau juga berkaitan dengan anak usia balig yang sudah kena beban hukum taat pada hukum syarak (QS. An-Nur ayat 59)
  • dan seterusnya
  1. Dalil bisa ditempatkan pada solusi Islam atau rekomendasi Islam

Misal : (dalil yang umum dipakai)

  • Hadis pemimpin yang adil
  • Hadis pemimpin sebagai perisai umat (melindungi dari perkara batil)
  • Hadis kewajiban pemimpin mengurusi urusan umat
  • Penerapan hukum Allah solusi terbaik (QS. Al-Baqarah ayat 216)
  • Islam sumber penyelesaian berbagai masalah kehidupan (QS. Al-Maidah ayat 48)
  • Kesempurnaan Islam ( QS. Al-Maidah ayat 3)
  • dan seterusnya

Jangan lupa bubuhkan kalimat penghubung yang mendudukkan dalil tersebut sebagai rujukan penyelesaian permasalahan yang ada.

➡️ Sumber Dalil

Nah, kalo ini kita harus mau dan berani untuk 'lebih jauh mainnya'. Maksudnya, semakin banyak literasi yang kita baca, semakin banyak juga referensi yang kita punya.

Bisa kita lakukan dengan cara :

■ Merujuk pada kitab-kitab ulama atau tulisan ulama ideologis seperti Syekh Taqiyyudin An-Nabhani, Ust. Shiddiq Al-Jawi, Ust. Hafiz Abdurrahman dan lainnya.

■ Mencari inspirasi dari tulisan ideologis lainnya, baik itu tulisan pada media ideologis atau buku-buku antologi. Ingat ya..cari yang terpercaya. Misal : Muslimah News, NarasiPost.Com, Al-Waie, Media Umat dan lainnya.

■ Jika masih kesulitan, bertanyalah pada guru-guru yang dipercaya mafhumnya..😉

■ Jika masih kesulitan lagi, silakan hubungi aja para admin 😁, pasti dibantu 😁

Intinya memang harus banyak berselancar pada tulisan ideologis. Banyak baca, banyak belajar, dan banyak praktik untuk memilih dalil yang tepat.

Kalau kata mbak Iranti Mantasari ,
"Praktik dulu, praktik terus!"


➡️ Teknis Penulisan Dalil

Sebelumnya sudah pernah dibahas ya oleh tim redaksi NarasiPost.Com dan sudah tayang juga bagaimana teknis penulisan dalil untuk meminimalisasi plagiat.

Yuk kita tengok lagi dalam :

https://narasipost.com/2022/03/23/meminimalisasi-plagiat

Begitu pentingnya keberadaan dalil dalam tulisan kita, karena dialah ruh yang mampu memberikan pengaruh atas apa yang akan kita sampaikan.

Mungkin orang bisa menafikan apa yang kita sampaikan, tapi insyaallah seorang muslim yang taat, tidak akan menafikan keberadan hukum syarak sebagai dalil.

Begitu ya teman -teman 😁

Saya cukupkan dulu sharing yang berkaitan urgensi dalil dalam sebuah tulisan atau naskah.

Mohon maaf atas segala khilaf. Mohon maaf atas keterbatasan saya. 🙏

Yuk kita terus berlomba dalam kebaikan. Teruslah berproses menjadi lebih baik hingga akhir hayat ☺️

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh[]


Photo : Pinterest & pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
drh. Lailatus Sa'diyah Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Penganiayaan Seorang Dosen, Buntut dari Ketidakadilan Hukum
Next
Pemikiran Politik Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram