Agar Anak Mencintai Iktikaf

"Selain keteladanan, orang tua wajib memberikan pemahaman kepada anak dengan memberi maklumat iktikaf. Apa itu iktikaf, apa saja keitimewaannya, dan kenapa perlu beriktikaf di masjid pada sepuluh malam terakhir Ramadan? Maklumat sabiqoh ini akan mendorong akal untuk memahami dan mendorong jiwa untuk mencintainya. Apalagi iktikaf adalah amalan sunah nabi."

Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadan adalah aktivitas nabi dan para sahabat. Iktikaf di masjid dengan tadzkiyatun nafs yang tinggi demi berburu malam seribu bulan dilaksanakan oleh Baginda Rasulullah saw. dan para sahabat radiallahu 'anhum. Istri-istri nabi dan para sahabiah juga ikut iktikaf demi berharap lailatulqadar.

Bunda Aisyah radiallahu 'anha berkata yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, "Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beriktikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beriktikaf setelah beliau wafat."

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Ibnu Umar, "Rasulullah saw. melakukan iktikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan." (HR Bukhari dan Muslim)

Pengertian iktikaf dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu (sambil menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.).

Memang iktikaf itu adalah amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Iktikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat untuk takarub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt. dengan memperbanyak ibadah. Ibadah di sini adalah ibadah sunah seperti qiamulail (salat malam), tilawah Al-Qur'an, dan memperbanyak mengingat Allah. Sebagaimana hadis di atas, iktikaf adalah amalan sunah yang sungguh-sungguh dilakukan Rasulullah saw. Maka, umat Islam sangat perlu meneladani beliau.

Rasulullah saw. saja yang telah dijamin masuk surga masih menegakkan iktikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan, maka seorang muslim yang bukan generasi sahabat dan tak ada jaminan surga sangat perlu melakukan iktikaf. Keluarga muslim yang taat dan berburu pahala di bulan Ramadan akan ringan untuk melaksanakannya.

Bahkan, pasangan suami istri juga akan menumbuhkan kecintaan dalam relung jiwa anak-anaknya agar mencintai iktikaf. Apalagi iktikaf adalah amalan sunah nabi yang memiliki banyak keistimewaan, antara lain:

Pertama, seorang muslim memiliki kesempatan memperoleh keutamaan lailatulqadar. Siapa yang tak bahagia jika oleh Allah Swt. memberikan keutamaan malam seribu bulan itu? Saat itu, para malaikat turun ke bumi memberikan salam pada siapa pun yang beriktikaf di masjid hingga terbit fajar. Rombongan malaikat ini dipimpin langsung oleh Malaikat Jibril. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Qadar:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ* وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ* لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ* تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ* سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ*

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Kedua, Allah Swt. akan menjauhkan setiap orang yang beriktikaf dari neraka. Sebagaimana hadis Nabi dari Ibnu Abas:

"Barang siapa beriktikaf satu hari karena mengharap keridaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat." (HR Thabrani, Baihaqi dan disahihkan oleh Imam Hakim)

Masyaallah, betapa istimewanya amalan iktikaf ini. Sungguh akan merugi jika amalan sunah yang bisa menjauhkan diri seorang muslim dari api neraka ini ditinggalkan.

Betapa jauh amalan iktikaf dari kaum muslim saat ini. Masih banyak insan yang mengabaikan dan meremehkan iktikaf, namun tidak bagi kaum muslim yang itibak sunah nabi di sepuluh malam terakhir Ramadan. Keluarga muslim akan membentuk kecintaan pada anak-anaknya untuk mencintai iktikaf di masjid. Banyak cara yang bisa dilakukan keluarga muslim agar anak mencintai iktikaf, antara lain:

1. Memberikan keteladanan

Setiap orang tua yang berharap anak-anaknya mencintai amalan sunah, terutama iktikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan, tentu sangat perlu memberi keteladanan. Keteladanan ini yang akan mendorong anak ringan dan nyaman dalam melaksanakan apa yang dilaksanakan orang tuanya.

Berbeda jika orang tua hanya memerintah dan cukup mengantarkan ke masjid. Namun, anak tidak ditemani dan didampingi sebagai bentuk keteladanan, maka tidaklah sinkron antara maklumat dan tindakan orang tua. Hal ini akan membuat anak enggan atau malas melakukannya. Dia melakukan iktikaf dengan terpaksa jika tak ada keteladanan.

2. Memberi maklumat tentang iktikaf

Selain keteladanan, orang tua wajib memberikan pemahaman kepada anak dengan memberi maklumat iktikaf. Apa itu iktikaf, apa saja keitimewaannya, dan kenapa perlu beriktikaf di masjid pada sepuluh malam terakhir Ramadan? Maklumat sabiqoh ini akan mendorong akal untuk memahami dan mendorong jiwa untuk mencintainya. Apalagi iktikaf adalah amalan sunah nabi.

3. Menyiapkan segala perlengkapan iktikaf

Anak sejak usia dini sangat perlu diajak untuk iktikaf. Keperluan iktikaf tentunya semakin bertambah dengan mengajak anak. Segala keperluan dan perlengkapan iktikaf harus disiapkan oleh orang tua agar anak merasa nyaman dan tenang. Hal ini akan menjadi kebiasaan sampai anak balig nantinya dan dia sanggup menyiapkan perlengkapannya sendiri. Dengan demikian, kecintaan anak untuk iktikaf akan muncul jika perhatian orang tua sangat detail sampai pada perlengkapan anak saat iktikaf.

4. Iktikaf di masjid yang ramah anak

Tak dimungkiri, saat ini banyak sekali masjid yang seakan julid pada keberadaan anak-anak. Sikap polos dan penuh eksplorasi anak tentu akan membuat suasana masjid semakin semarak dengan keriuhan mereka. Ada masjid yang memang tidak berkenan dengan hal tersebut. Maka, orang tua wajib mencari masjid ramah anak agar saat mereka beraksi tidak dimarahi di depan umum dan membuat mereka trauma ke masjid.

Itulah empat hal yang bisa diterapkan agar anak mencintai iktikaf. Suasana kondusif sangatlah diperlukan. Maka, orang tua wajib memperhatikannya dengan seksama. Keistikamahan dan kesabaran harus terus melekat dalam diri agar tak jemu membersamai anak iktikaf di masjid.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Dunia Membutuhkan Sistem Islam
Next
Dilema Sistem Pendidikan Hari Ini: Tatkala Idealisme Tarsandera Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram