Berhentilah Bersikap Pragmatis, Saatnya Mahasiswa Membawa Perubahan Hakiki

"Mahasiswa harus sadar, jika kita terus bertahan dan mempertahankan demokrasi dan sistem kapitalisme ini maka tidak akan menuntaskan masalah dari problematika kehidupan ini. Karena sudah terpampang jelas bahwa sistem kapitalisme ini telah rusak dari awalnya dan merupakan biang masalahnya."

Oleh. Refi Oktapriyanti

NarasiPost.Com-Telah terjadi adanya aksi mahasiswa pada 11 April kemarin, massa mahasiswa yang mengikuti aksi tersebut banyak diikuti hampir dari seluruh kampus di Indonesia. Massa mahasiswa yang mengikuti aksi tersebut tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI), aksi tersebut digelar dengan simbolik ‘Mimbar Keresahan Rakyat’ yang akan membahas berbagai isu yaitu menolak penundaan pemilu 2024, jabatan Joko Widodo tiga periode, hingga kenaikan harga sejumlah bahan pokok.

Para mahasiswa melakukan aksi simbolik karena tuntutan yang sudah disampaikan pada tanggal 1 April lalu tak mendapat tanggapan langsung dari Presiden Joko Widodo. Mahasiswa juga menuntut Jokowi berjanji akan lengser di tahun 2024. (www.cnnindonesia.com) (10/02/2022)

Mahasiswa dalam aksi ini banyak yang memprotes termasuk soal perpanjangan jabatan presiden menjadi 3 periode, banyak mahasiswa yang menggugat untuk memberhentikan seorang Presiden Joko Widodo dari jabatannya karena selama masa jabatannya telah banyak membuat negeri ini semakin menderita dan kesusahan bagi rakyatnya. Sehingga, dari gugatan tersebut dalam aksi mahasiswa ini diharapkan Presiden Joko Widodo segera diberhentikan dari jabatannya dan diganti pemimpin yang baru.

Aksi tersebut munculnya dari keresahan yang diderita selama ini, khususnya oleh mahasiswa , maka adanya aksi tersebut untuk mengeluarkan keresahan yang mereka rasakan, dimulai dari kelalaian pemimpin dan masalah negara lainnya, serta mengeluarkan aspirasi mereka terhadap penguasa. Semangat mahasiswa dalam aksi tersebut juga sebagai bukti bahwa kepedulian terhadap masalah negeri ini masih ada. Mereka berupaya mencari solusi untuk segera menuntaskan masalah di negeri ini. Namun, sayangnya mahasiswa sekarang dalam pergerakan aksinya belum menuju perubahan yang hakiki.

Mereka melihat masalah ini hanya sampai fakta yang mereka lihat sekarang saja, tanpa melihat apa akar masalahnya. Sehingga hal itu menyebabkan mahasiswa tersebut terjebak menjadi mahasiswa yang pragmatis, sehingga tidak berhasil mendapatkan solusi yang solutif untuk membawa perubahan yang hakiki. Selain itu, yang menyebabkan banyaknya mahasiswa terjebak menjadi pragmatis ini yaitu dari pengaruh pendidikan sekuler yang masih diterapkan selama ini.

Dalam sistem kapitalisme, pendidikan sekuler ini tidak dapat memfilter pemahaman yang bahaya karena manaungi kebebasan di dalamnya, termasuk kebebasan berperilaku, berpendapat, beragama, dan lainnya. Dan sistem pendidikan di sistem kapitalis ini hanya bersifat teoritis saja, hanya sekadar ilmu atau informasi tanpa adanya pengamalan yang sangat penting dalam kehidupannya. Sehingga, akibat dari kegagalan sistem kapitalisme ini menyebabkan banyaknya mahasiswa yang tidak maksimal dalam menjalankan perannya sebagai generasi pembawa perubahan yang hakiki.

Seharusnya, sebagai mahasiswa sudah saatnya menjadi "agent of change" yang bisa membawa perubahan yang hakiki untuk negaranya dan umat. Karena, seorang pemuda merupakan yang diharapkan bagi negaranya untuk melakukan perubahan kebaikan bagi negaranya. Maka, bila pemudanya salah dalam berpikir, tidak akan ada harapan bagi pemuda itu untuk menjadi generasi pembawa perubahan ke arah kebaikan dengan memberikan solusi yang solutif untuk menghentikan permasalahan dan penderitaan negeri dan umat ini.

Mahasiswa yang seharusnya mempunyai peran sebagai "agent of change" harus bisa berpikir dalam menyelesaikan masalahnya, sehingga paham apa yang menjadi akar permasalahannya itu. Mahasiswa harus sadar, jika kita terus bertahan dan mempertahankan demokrasi dan sistem kapitalisme ini maka tidak akan menuntaskan masalah dari problematika kehidupan ini. Karena sudah terpampang jelas bahwa sistem kapitalisme ini telah rusak dari awalnya dan merupakan biang masalahnya. Meski banyak mahasiswa yang menggugat untuk meminta pemberhentian Presiden Joko Widodo dan mengganti dengan pemimpin yang baru, itu sangat mustahil untuk bisa menghentikan permasalahan negara dan penderitaan umat ini karena sistem yang sedang kita terapkan di negeri ini merupakan sistem kapitalisme yang dimana aturan tersebut merupakan aturan berasal dari manusia.

Maka dari itu, sudah seharusnya kita berganti ke sistem Islam dalam upaya menyelesaikan problematika kehidupan ini. Islam merupakan solusi yang mampu menyesaikan problamatika kehidupan, karena Islam merupakan aturan yang langsung di turunkan oleh Allah Swt, Sang Pencipta alam semesta kehidupan ini.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Refi Oktapriyanti Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menjadikan Analisis Politik Internasional Sebagai Kebiasaan, Yuk!
Next
Swedia-Finlandia Gabung NATO, di Mana Posisi Negeri Muslim?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram