Terusik Otak-atik Suara Azan

Sungguh miris kebijakan penguasa kini.
Otak-atik suara azan menjadi-jadi.
Seakan menjadi polemik tak bertepi.
Padahal semua hanyalah kebekuan hati

Oleh: Ageng Kartika

NarasiPost.Com-Surau tempat salat di kampung kami
Azan di setiap waktu salat selalu kami nanti
Berkumandang memanggil untuk datang ke Surau kami
Dengan penuh rasa taat kepada Ilahi

Masuk Ramadan penantian azan semakin terasa
Apalagi panggilan salat magrib tiba
Anak-anak riuh rendah menyambutnya
Berhamburan memasuki surau dengan hati gembira

Begitulah penantian umat Islam sepanjang waktu
Di tiap waktu salat tiba
Terlebih di saat Ramadan yang penuh kemuliaan dari-Mu
Setiap waktunya dalam kebaikan dan limpahan pahala

Surau kami memang selalu ramai oleh celoteh anak dengan gembira
Di sinilah tempat salat dan menimba ilmu agama
Guru, ustaz, dan murid-murid saling menjaga adab
Berharap ilmu menjadi berkah dan kelak bermanfaat bagi dunia

Dug, jantung terasa berhenti sejenak
Teringat kebijakan volume azan diatur
Apakah mungkin umat tergerak?
Jika jangkauan suara azan tak jelas terdengar

Azan adalah panggilan segera salat
Berkumpul bersama berjemaah
Tentu saja panggilan harus keras terdengar umat
Tuk bersegera memenuhi kewajiban salat

Sungguh miris kebijakan penguasa kini
Otak-atik suara azan menjadi-jadi
Seakan menjadi polemik tak bertepi
Padahal semua hanyalah kebekuan hati

Kembali azan mengalun jelas dibawa angin sepoi-sepoi
Memanggil umat untuk segera melepaskan diri
Dari aktivitas rutin yang menjerat diri
Karena waktu panggilan salat menanti langkah kaki

Tak mungkin dikurangi volume suara azan
Karena umat di penjuru pun membutuhkan
Panggilan untuk berjemaah di tiap waktu salat
Bukan hanya untuk yang dekat

Inilah panggilan yang dinanti umat
Menjalankan perintah salat tepat waktu setiap saat
Azan berkumandang atas dasar syariat
Agar umat tidak lalai untuk menyongsong waktu salat

Kini suara azan dipersoalkan
Seakan menjadi beban bagi yang mendengarkan
Sungguh semua makhluk-Nya tunduk mendengar suara azan
Mengapa engkau justru tersiksa dikepung kepentingan?

Kekuasaan menjelma bak tokoh gelap
Mengotak-atik suara azan yang menggema
Padahal selama ini suara nyaring nan tegap
Berkumandang di tiap waktu salat tiba

Adakah dahulu yang menggugat?
Tidak, semua berjalan sesuai aturan syariat
Umat Islam jangan tersekat-sekat
Agar syariat tidak terjerat

Terjerat kekuasaan yang dipenuhi kepentingan semu
Bagaikan burung di dalam sangkar berjeruji kayu
Sungguh kezaliman telah menjelma nyata
Sampai suara azan pun jadi kendala

Wahai pembuat kebijakan
Segera perbaiki apa yang kau tetapkan
Jangan biarkan umat ribut memperbincangkan
Alunan tingginya suara azan

Wahai engkau yang haus kekuasaan semu
Lepaskanlah dirimu dari kungkungan ambigu
Karena hisab akhirat akan menantimu
Menanyakan alasan tak layak dari kebijakanmu[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ageng Kartika Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Perubahan Abal-Abal vs Perubahan Total
Next
Bedah Naskah (Food Part 1)
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram